Rabu, 24 Oktober 2007

Suka duka auditor

Wuih….suka-duka jadi auditor…..
“Pak Yogi, anda siap jadi auditor, khan auditor tuh banyak musuhnya, jangan-jangan nanti di santet lagi…..Ujar seorang manager HRD dengan nada becanda. Langsung saya jawab ……ini sudah konsekuensi pekerjaan, apapun yang kita kerjakan ada resikonya.”
Maklumlah baru lulus, dengan segudang idealisme, dan mantan aktivis sebuah organisasi yang “sangat” memperjuangkan idealisme. Disamping itu kepepet gak ada kerjaan lain(he3x....).
Pertanyaan dari seorang HRD itulah yang memulai saya masuk gerbang dalam dunia auditor, …..dunia yang belum terbayangkan sebelumnya. dan tak terasa menjalaninya sudah 3 tahun. Mulai dari auditor industri, organisasi sosial hingga auditor rumah sakit. Di awal-awal menjalani profesi ini, saya sempat ragu apakah saya bisa menjalani profesi ini, karena seorang auditor bukan hanya mengolah data-data, tetapi harus berkomunikasi/wawancara dengan orang lain, dan konsekwensinya harus siap dengan berbagai karakter, Dan hal ini bertolak belakang dengan karakter saya yang pendiam dan kadang kurang percaya diri. Suatu saat saya pernah membaca suatu kalimat di sebuah buku yang cukup menarik (saya lupa judulnya), yaitu :
”Atasilah ketakutan itu dengan masuk dalam ketakutan itu” dan salah-satu ayat Aquran yang menyatakan bahwa ”Sesudah kesulitan ada kemudahan”.
Pengalaman-pengalaman saya dan beberapa temen-temen saya di tim audit lainnya, mulai diolok-olok, dicuekin, dimarahin, disuguhin, dikejar-kejar (syukurlah klo saya belum pernah...). Semua itu dinamika, dan itulah suatu konsekwensi memperjuangkan idealisme.

Kamis, 11 Oktober 2007

Pemasaran sebenarnya



Pukul 14.00 WIB, tepatnya pada hari minggu saya bersama kakak perempuanku, Dini, jalan-jalan ke Mall Botani Town Square, pusat perbelanjaan yang tergolong baru di bangun dan sekarang ramai di kota Bogor karena lokasinya dekat terminal bis bandara dan terminal bis Branang siang. Mall tersebut bekerjasama dengan universitas terbaik di Kota Bogor, Institute Pertanian Bogor. Selain jalan-jalan, aku dan kakakku melihat barang-barang elektronik di Columbia Electronic.

Dari pusat keramaian tadi, ada sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu pelayan restoran Platinum, seorang wanita cantik yang kira-kira berusia belasan tahun yang menawarkan sajian makanannya ke konsumen.....kuperhatikan cara mengajak, tersenyum, menyapa, dan mempersilahkan pengunjung untuk masuk ke restoran tersebut. Reaksi pengunjung mallpun beragam....ada yang merespon, cuek saja dan terkadang menghindar sapaan penjaga restoran tersebut. Tetap saja wanita tersebut tersenyum, tanpa terlihat kekecewaan di wajahnya.......

Terlepas dari alasan profesi dia sebagai pelayan,... ada nilai-nilai yang dimiliki seorang pelayanan tersebut, yaitu cinta melayani konsumen. Cinta itu terlahir dari proses pengalaman komunikasi, simpati dan empati. Dalam ilmu pemasaran, dikenal beberapa istilah bagian – bagian cinta, mulai dari customer focus,Customer Satisfaction, dll. Dan dari banyak perusahaan, seperti Giordano, Mattel, Coca Colla, Mc. Donalds, Avon, dll, yang menetapkan cinta kepada konsumen menjadi misi utama.Dalam konsep manajemen modern seperti Balanced Scorecard, Total Quality Management, ISO, Six Sigma, semua menuju kepuasan/cinta pelanggan.

Dalam bukunya Petey Parker, yang berjudul “A Million Dollar Lesson” menceritakan seorang sopir taxi telah mengajarkan pada dia bagaimana memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. Sebuah pelajaran berharga satu juta Dollar. Mungkin dia harus mengeluarkan ribuan Dollar untuk membayar seorang pembicara profesional dalam sebuah seminar atau pelatihan motivasi bagi karyawan perusahaan. Tapi kali ini dia hanya cukup mengeluarkan ongkos taxi seharga 12 Dollar saja. Ceritanya begini:
”Suatu hari saya terbang ke Dallas untuk menemui seorang klien. Waktu itu sangat sempit, karena saya harus segera kembali ke airport.Saya menyetop sebuah taxi. Begitu tiba, dengan segera sopir taxi membuka pintu mobil untuk saya, dan memastikan bahwa saya telah duduk dengan nyaman di dalamnya.Begitu ia duduk di belakang kemudi, ia menunjuk sebuah koran Wall Street Journal yang terlipat rapi di samping saya untuk dibaca. Lalu ia menawarkan beberapa kaset, dan menanyakan jenis musik apa yang saya sukai. "Wow," saya cukup terperanjat dengan pelayanan yang diberikannya. Saya menoleh ke sekeliling. Jangan-jangan ada program "Candid Camera" yang ingin menjebak dan mengolok-olok saya. Dengan penuh penasaran saya memberanikan bertanya pada sopir taxi itu, "Wah, kelihatannya anda sangat senang sekali dengan pekerjaan anda ini. Tentu anda punya cerita yang panjang mengenai pekerjaan anda ini""Anda salah," jawabnya, "Dulu saya bekerja di Corporate America. Tetapi saya merasa lelah karena berapa pun kerasnya usaha untuk menjadi yang terbaik dalam perusahaan itu, ternyata tidak pernah memuaskan hati saya. Kemudian saya memutuskan untuk menemukan sebuah ceruk dalam kehidupan saya dimana saya bisa merasa bangga dan puas karena mampu menjadi diri saya yang terbaik.""Saya tahu," lanjutnya, "Saya takkan pernah bisa menjadi seorang ilmuwan roket, tetapi saya suka sekali mengendarai mobil dan memberikan pelayanan pada orang lain. Saya ingin merasa bahwa saya telah melakukan pekerjaan yang terbaik setiap harinya. Lalu, saya merenungi apa yang jadi kelebihan diri saya, dan wham.. saya menjadi seorang sopir taxi.""Satu hal yang saya yakini, supaya saya meraih keberhasilan dalam usaha saya ini, saya hanya perlu memenuhi kebutuhan penumpang saya. Tetapi agar bisnis saya ini menjadi luar biasa, saya harus melebihi harapan penumpang saya. Tentu saja saya ingin meraih hasil yang luar biasa, ketimbang yang biasa-biasa saja." Dan hal yang terbesar karena saya cinta akan pekerjaan dan penumpang.”

Mencari tuhan



Pagi yang cerah di hari Sabtu ini... biasalah aku punya aktivitas rutin berolahraga ke Senayan….Jogging, terapi pernapasan... maklumlah di Jakarta harus banyak olahraga, menghilangkan stress pikiran, hati dan iman , ......
Secara kebetulan aku bertemu dengan seorang kawan lama di sana, Anton, teman sesama aktivis mahasiswa dulu.Banyak berubah, wajahnya lebih tenang dan tatapannya penuh optimistis, Anton yang dulu terkenal biang masalah di DO dari kampus.Dan permasalahan keluarga yang terus menimpanya.
Kami langsung berbasa-basi .... dari hasil perbincangan yang hangat diselingi makan bubur ayam dan minum teh botol.....beliau mengatakan bahwa saat ini dia sedang mencari tuhan. Beliau mencoba mencari tuhan ..... akupun menanggapinya dengan nada becanda. Tetapi dia meneruskan pembicaraannya.

”kawanku mengatakan kepada saya...dengan melihat orang-orang yang berolahraga, ternyata tuhan hadir ketika beliau bersyukur nikmatnya sehat. Melihat orang-orang yang berjualan di senayan, betapa sulitnya mencari penghasilan, tuhan hadir ketika kita bersyukur dengan penghasilannya sekarang. …yang paling mengharukan seorang anak kecil yang kesakitan digendong seorang perempuan berjilbab…dan di depannya ada kotak uang dan kertas selebaran bertuliskan “ mohon bantuan untuk pengobatan anak saya”, beliau merasakan kehadiran tuhan ketika timbulnya rasa haru akan begitu sayangnya orang tua tersebut akan keselamatan anaknya, terlebih kehadiran tuhan akan dekat ketika kita membantu orang tersebut”
”Menemui tuhan tidak hanya di mesjid,gereja, wihara,candi-candi, orang-orang alim saja, tetapi menemui tuhan bisa di tempat – tempat kotor, diantara orang-orang jahat,karena tuhan ada pada diri kita, bagaimana kita memandang positif segala fenomena ini .....”.

Setelah selesai berbicara, dia langsung pergi dan meneruskan perjalanannya mencari tuhan.
Selamat jalan kawan, ........ terimakasih...ada sisi lain yang kudapat....
akupun melanjutkan olahraganya.

Detective Conan VS Kabayan



Alhamdulillah sampai juga di tempat istirahatku....seharian bergelut dengan berbagai persoalan pekerjaan dan karakter orang…. Tak terasa waktupun sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Aku langsung memasukkan motor Yupiter MX kesayanganku, berganti pakaian dan langsung mandi,rapi-rapih dikit dan sholat maghrib. Setelah itu, seperti biasanya aku mampir ke kamar temanku asal Semarang itu, namanya Bagus Mulyo Anggoro, ia konsultan IT di tempat aku bekerja. Kami berbincang-bincang sebentar, dan akhirnya kita rencana nonton film bareng. Walaupun hampir setiap aku nonton, pasti ketiduran, jadinya aku deh yang ditonton film (he3x…). Tapi aku udah wanti-wanti ke temanku itu untuk membangunkan aku jika tertidur, malam ini mesti aku tuntaskan nonton film, soalnya ada sesuatu yang sedang kucari. Segera kunyalakan TV dan kuambil Film yang berjudul Detective Conan “ A challenge letter to kudou Shinichi” dengan tokoh utamanya Shinichi, cerita tersebut berasal dari Komik Detektif Conan yang dikarang oleh Aoyama Gosho. Sebenarnya aku tidak terlalu suka mengkoleksi film…paling-paling pinjem ke temanku…Conan merupakan tokoh yang menjadi inspirasi bagi aku, akan pentingnya kecerdasan dan fungsi cek dan ricek akan informasi, dalam istilah agama islam yaitu “Tabayyun”. Entahlah…aku sangat tertarik akan tokoh itu. Dan aku sangat kesal sekali dengan film kabayan, yang mencitrakan kalau tokoh Kabayan sebagai orang sunda, yang menggambarkan orang sunda itu lugu dan polos, padahal banyak tokoh sunda lain yang kritis dan berani, seperti halnya Prabu Siliwangi, Agum Gumelar, Adang Daradjatun, dll.Bahkan banyak penyanyi Band kenamaan asal Sunda. Apakah motivasi menonton film Detective Conan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap tokoh kabayan. Entahlah………. Sambil aku makan dan minum segelas kopi Cappucino, aku mulai menonton film tersebut. Penggalan kisahnya sebagai berikut :“SHINICHI KUDOU, seorang murid SMA yang terobsesi kisah detektif Sherlock Holmes, dan dengan bakat analisanya yang spektakuler, berhasil memecahkan beberapa kasus kriminal di daerah tempat tinggalnya. Sehari-hari ia dekat dengan Ran (Kurokawa Tomoko), seorang gadis jago karate, teman bermainnya sejak kecil, putri tunggal seorang detektif ‘gagal’ bernama Kogoro Mouri. (Kenapa gagal? Karena kasus-kasus yang ditanganinya paling banter hanya mencari anjing hilang?). Shinichi dan Ran punya hubungan khusus yang sama-sama tak diakui keduanya (khas Jepang banget ya?) dan meskipun Shinichi terlihat tidak peduli, hanya Ran-lah satu-satunya gadis yang paling penting buatnya. Kasus dimulai ketika SMA mereka mengadakan tour sekolah. Shinichi yang awalnya ogah ikut, akhirnya terpaksa ambil bagian ketika ia menerima sebuah surat tantangan yang dikirim seorang yang mengaku sebagai kidnapper. Orang tersebut akan menculik teman SMA Shinichi, dan Shinichi ditantangnya memecahkan trik yang akan dibuatnya. Trik pertama gagal; Sonoko, sahabat baik Ran, diculik di atas kapal ketika grup mereka sedang menyeberang pulau. Trik kedua pun demikian, Ran menghilang ketika mereka semua dikunci dalam ruang tertutup, dan sang kidnapper hanya memberi batas 12 jam bagi Shinichi, sebelum sebuah bom dalam ruangan di mana Ran dan Sonoko disekap meledak. Tapi akhirnya berkat kecerdasan Shinichi akhirnya ditemukan siapa sebenarnya penculik tersebut”

Sekitar pukul 21.00 WIB...film ini selesai juga. Karena ngantuk belum kunjung juga, iseng-iseng aku membayangkan sosok Shinichi dalam film tersebut. ….Terlihat ia sosok yang serius dan agak pendiam dan selalu penasaran kan sesuatu….dan dia bisa menangkap objek sebagai bahan temuan. Karakater lain dari Shinichi ia selalu focus menyelesaikan suatu kasus, seperti yang dikatakan oleh Rann, sahabat Shinichi, bahwa ia akan terus menyelesaikan kasus sampai tuntas, sampai melupakan kebutuhan fisik dan perasaan. Karakter introvert lebih dominan dimiliki oleh Shinichi….dan kemampuan menghubung-hubungkan sesuatu itu merupakan kelebihan dia. Rasa keingingtahunan yang tinggi mengalahkan perasaannya akan sebuah cinta, hal ini terlihat dari pribadi dia yang tidak pernah menghiraukan lawan jenisnya. Shinichi tidak mengharapkan ketenaran, terbukti ketika pengungkapan kasus-kasus tidak menunjukkan siapa yang menemukan, tetapi dia melimpahkan hasil temuannya kepada orang lain yaitu ke detective Mouri. Respon akan permasalahan sangat tinggi, ketika Conan mendapat surat dari Kidnapper, bahwa ia akan menculik salah-satu siswa pada malam hari. Dari sisi emosi Shinichi, sangat terkendali, ketika bapaknya Rann, memukul dia, karena dianggap tidak mampu menjaga anaknya, tetapi Shinici hanya diam saja dan berkomentar masih menggunakan nalar. Dari sisi penampilan Shinici terlihat sangat sederhana, tidak menunjukkan kalau dia seorang detektif.

Terlepas dari film Detective Conan….film bagi aku merupakan pengembaraan akan nilai-nilai hidup. Film banyak mengandung unsur-unsur filosofis dan bisa menyebabkan perubahan akan diri kita dan lingkungan. Film dapat memperhalus perasaan dan sekaligus mempertajam sisi kemanusiaan kita. Dalam film ada diri kita, ada orang-orang yang kita cintai dan ada orang-orang yang kita benci. Film membuat kita melompat dari wilayah pribadi ke wilayah publik. Film bisa jadi pengalaman batin yang dialami si penulis skenario, pemain, koreografer ataupun penonton sendiri. Film sebagai ajang dialog hati nurani.
Ugggghhhhhhhhhh...wuaaahhhhh......subhaanallah.....ngantukpun tiba dan waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB...mungkin setelah bangun nanti, aku bisa bertemu lagi dengan sisi kemanusiaanku..................................................

Berbagi



Di Blogs pertama ini…saya mulai dengan kata berbagi….Kata yang sederhana, tapi dapat ”merubah dunia”.
Berbagi…adalah kata yang mudah dikumandangkan tapi sulit dilakukan. Dengan berbagi, tak mungkin terjadi kasus Lapindo, interpelasi DPR, llegal logging, Korupsi milyaran, busung lapar, dll.

Dengan berbagi….. Akankah Motor Yamaha mendapat rangking 1 dalam dunia bisnis otomotif? Kopi starbuck diminati oleh seluruh dunia ? Bill gates menjadi orang terkaya di dunia di usia 31 tahun ? Wall Mart menjadi nomor satu di dunia retail ? Mc donald merajai dalam dunia bisnis Waralaba ?

Dengan berbagi….akankah nabi Muhammad menjadi seseorang yang terus di ”fantasikan” manusia seantaro dunia ?

Akankah kita saat ini masih bisa berbagi, di saat jiwa-jiwa kita sudah terasuki makhluk individualisme, di saat krisis kepercayaan terus memudar, himpitan ekonomi , dll ?

Akankah Potensi-potensi yang berserakan di negeri ini bisa saling berbagi di saat pergesekan politik, kecurigaan antar agama, fanatisme organisasi,dll ?