1.1 Latar Belakang
Timbulnya limbah B3 yang
semakin meningkat, dikhawatirkan menimbulkan dampak yang lebih luas terhadap
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup. Pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan
proses cradle to grave yang bertujuan
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, yang
diakibatkan oleh pencemaran bahan berbahaya dan beracun. Disamping itu juga
ditujukan untuk penurunan beban pencemaran limbah B3 serta
peningkatan kewaspadaan terhadap penyelundupan Limbah B3.
Limbah B3 merupakan ancaman
bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup, sehingga memerlukan penanganan dan
tehnik khusus untuk mengurangi atau menghilangkan bahayanya.
Limbah B3 ini tidak dapat
dikelola seperti mengelola sampah kota yang biasanya menggunakan kendaraan
sampah, tempat pembuangan akhir atau pembakaran dengan alat pembakar sampah
kota, hal ini disebabkan:
1.
Limbah
B3 mengandung zat beracun yang apabila tercuci dapat mencemarkan air permukaan
dan air tanah disekitar tempat penanamannya yang akibatnya dapat menimbulkan
penyakit dan dapat meracuni masyarakat yang menggunakan air tersebut.
2.
Limbah
B3 dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan baik dalam pengangkutan sampah
maupun dilokasi pembuangan akhir.
3.
Limbah
B3 dapat membakar kulit jika tidak ditangani dengan hati-hati dan aman.
4.
Limbah
B3 dapat menghasilkan gas beracun yang dapat terhirup oleh masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi pembuangan akhir.
5.
Limbah
B3 dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan antara petugas dan masyarakat
yang bermukim disekitarnya.
Salah satu limbah B3
yang perlu mendapatkan penanganan khusus adalah limbah medis atau limbah bahan
berbahaya dan beracun yang bersifat infeksius yang bersumber dari fasilitas
kesehatan, misalnya dari puskesmas, klinik, rumah sakit, karena limbah medis/
limbah berkarakter infeksius ini dihasilkan dalam jumlah yang tinggi.
Disamping
itu adanya masalah-masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan-perusahaan
dalam menggunakan jasa pengelolaan dan pemusnahan limbah B3 yaitu kapasitas dan harga yang seringkali
berubah-ubah.
1.2 Prospek Pengembangan
Prospek dalam menyediakan jasa pengolahan dan pemusnahan untuk limbah B3 industri dengan rata-rata asumsi tingkat produksi pengolahan limbah 120 ton per hari dengan harga rata-rata per kilo Rp 8,000- Rp 9,000 sehingga bisa mencapai 1 miliar per hari. Selain itu juga prospek pengembangan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. Tentu saja hal ini sangat memudahkan bagi dunia industri yang ingin melakukan proses pengolahan limbahnya dengan mengikuti peraturan yang berlaku dan profesional.
Konsep keunggulan dan perbedaan dibandingkan jasa layanan lainnya dimana keunggulandari usaha sejenis ini adalah memiliki layanan yang terintegrasi mulai dari proses pengangkutan, pengumpulan dan penyimpanan, memiliki harga yang kompetitif, penyimpanan B3 serta pengolahan B3 dipantau CCTV sehingga memudahkan pemantauan baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh pelanggan dan perusahaan Setiap mesin incinerator memiliki pengganti sparepart jika mesin yang akan digunakan bermasalah.
1.3 Model Bisnis yang dikembangkan
Key Partners |
Key Activities |
Value Propositions |
Customer Relationships |
Customer Segments |
-Supplier Mesin |
-Produk Development -Sales & Marketing -Supply Chain -Inventory |
-Jasa Berkualitas -Harga bersaing -Customer diberikan akses CCTV untuk melihat operasional
pemusahan limbah -Kecepatan Layanan -Kemudahan pemesanan dan pembayaran |
-Call Center -Pendekatan Personal |
Perusahaan Pemerintah Rumah Sakit |
Cost Structure |
Key Resources |
|
Channels |
Revenue |
-SDM -Operation -Sales & Marketing |
-Developer website -Tenaga Penjual -Aset |
|
-
Website -
SEO -
Marketplace -
Google Adword -
Sales Personal |
-Jasa Pemusnahan |
Gambar 1.1 Model Bisnis
Dari gambar 1.1 di atas tampak kelompok besar pemakai (=customer segment)
untuk usaha pengelolaan limbah ini adalah perusahaan, pemerintah maupun jasa
layanan kesehatan. Selama ini segmen
pelanggan yang sudah ada diantaranya adalah
perusahaan yang bergerak di bidang rumah sakit, klinik, industry
pertambangan, perusahaan farmasi dan sebagainya. Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
limbah B3 medis dikemas dengan kemasan Karton atau plastic (Safety Box). Limbah
B3 medis terdiri dari limbah infeksius. Industri yang bergerak dibidang
pertanian, Pertambangan Batu Bara dan lain-lain. Limbah B3 industri terdiri
dari Kain Majun, Lampu Tl, Filter, Kemasan Bekas, Karung dan Limbah
Terkontaminasi.
Nilai
tambah (Value Proposition) yang hendak
diberikan kepada kelompok besar pemakai adalah Hasil akhir dari pemusnahan Limbah B3 Medis yaitu Ash
Incenerator yang akan dijadikan produk lain
yaitu Paving Block. Disamping itu harga yang kompetitif, tiap area
pemusnahan tersedia CCTV, tersedia spare part pengganti jika ada spare part
mesin incinerator bermasalah, prosedur yang ketat untuk meminimalisir
penyalahgunaan B3, tepat waktu dan layanan operasional 24 jam.
Saluran Distibusi (Channel Distribution)
yang akan dipergunakan dengan melalui beberapa fase, yaitu: Tahap pertama, membangun awareness
dengan cara iklan yaitu menjaring segmen konsumen yang dituju adalah dengan
cara melakukan promosi baik melalui media online, SEO, google adword, sales
personal, kantor dan gudang. Proposal penawaran akan dikirim ke berbagai
institusi segmen tersebut. Tahap kedua, tahap evaluasi, yaitu perusahaan harus memiliki izin dari lembaga
yang berwenang terkait pengelolaan dan pemusnahan limbah B3. Tahap
ketiga, pembelian yaitu dalam melakukan transaksi pembelian, pelanggan bisa
melakukan pembayaran secara tunai, transfer ataupun penggunaan kartu kredit
dengan jangka waktu pembayaran tertentu.
Tahap keempat, feedback pelanggan
yaitu perusahaan sebaiknya menyediakan sarana bagi pelanggan untuk menyampaikan
keluhan ataupun saran setelah menggunakan jasa layanan perusahaan baik secara
tertulis ataupun langsung disampaikan.
Dalam menjalin hubungin baik dengan
pelanggan, maka perusahaan sebaiknya lebih menekankan adanya
komunikasi yang baik dan menjaga kepercayaan atas kualitas jasa layanan dengan
pelanggan. Hal ini bertujuan agar pelanggan bersedia menceritakan dan
merekomendasikan kualitas produk. Bentuk channel yang dipergunakan menggunakan
call center , system customer relationship management (CRM), SMS, whatsapp,
telepon, meeting dengan customer dan menangani segera jika terjadi complain.
Aktivitas yang diperlukan agar bisa
mewujudkan Value Proposition untuk
pelanggan adalah mencari sumber daya atau source
berupa truck layanan, sales &
marketing, supply chain, proses
distribusi dan promosi yang efektif dan efisien. Diantaranya adalah memposisikan website di
halaman 1-3 google maupun mengirimkan penawaran harga.
Sumber daya yang harus dimiliki yaitu
mesin incinerator, timbangan duduk, tanah dan bangunan, perlengkapan pendukung
seperti forklift, Cold Storage, IPAL, perijinan, Administrasi, maupun SDM
Kerjasama utama dengan penyedia supplier
mesin incinerator maupun pihak yang membantu pembiayaan
pembelian mesin incinerator. Bekerjasama
juga dengan perusahaan-perusahaan di bidang transportasi maupun penyimpanan B3.
Untuk struktur biaya, komponen-komponen
utamanya terdiri atas biaya operasional, penjualan dan pemasaran
dan sumber daya manusia. Diantaranya
biaya pembelian mesin incinerator, timbangan duduk, tanah dan bangunan,
perlengkapan pendukung seperti forklift, Cold Storage, IPAL, perijinan,
Administrasi, Biaya Operasional, SDM
Sedangkan
untuk pendapatan perusahaan
bersumber dari hasil jasa pengelolaan dan pemusnahan limbah B3.