Oleh: Budi Prayogi,SE,MM
Referensi :
Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia
Pada bab ini akan diuraikan perancangan pengujian substantif terhadap investasi. Uraian diawali dengan deskripsi investasi, kemudian dilanjutkan dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dalam penyajian unsur investasi di neraca dan tujuan pengujian substantif terhadap investasi
Gambaran umum Investasi
Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Investasi Jangka Pendek
Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, atau surat berharga lain) yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva lancar.
2. Investasi jangka panjang
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Investai jangka panjang dapat berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, piutang hipotek, wesel panjang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasi, dana khusus dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah untuk ekspansi pabrik).
Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Investasi
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilanya di neraca dengan salah-satu dari dua cara berikut ini :
a. Pada kosnya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda kurung,
b. Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos. Nilai yang lebih tinggi harus di cantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus disajikan di dalam kurung seperti halnya dengan investasi jangka pendek.
4. Harga di cantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus di cantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan-perusahaan tersebut.
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan klien, yang dibeli kembali sebagai tresury bond, treasury stock, atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan luar usaha.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan laba rugi.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan laba rugi dalam kelompok penghasilan di luar usaha.
Penentuan Risiko Pengendalian – Investasi
Asersi yang harus diperhatikan adalah keterjadian, otorisasi, kelengkapan, akurasi, dan klasifikasi. Pemisahan tugas yang memadai, yang penting untuk memastikan ketepatan investasi, juga akan dibahas secara singkat.
Keterjadian dan otorisasi
Pengendalian harus memastikan bahwa pembelian dan penjualan investasi diajukan oleh seseorang yang memiliki wewenang.
Kelengkapan
Kita harus memiliki pengendalian yang memadai yang memastikan bahwa seluruh transaksi efek telah di catat. Salah satu pengendalian untuk penanganan secara rinci seluruh transaksi efek adalah buku besar efek yang mencatat seluruh efek yang dimiliki entitas.
Akurasi dan klasifikasi
Masalah akurasi dan klasifikasi terutama yang berhubungan dengan investasi efek adalah sangat penting. Perlakuan dan pelaporan investasi pada efek ekuitas yang telah ditentukan nilai wajarnya dan untuk seluruh investasi pada efek utang.
Masalah terakhir terkait risiko pengendalian atas investasi adalah bahwa klien harus memiliki prosedur penyimpanan (kustodian) memadai untuk melindungi aktiva dari pencurian. Jika efek dipegang oleh klien, maka efek tersebut harus disimpan dalam lemari besi. Prosedur pengamatan dilakukan secara periodik oleh seseorang yang independen dari fungsi penyimpanan maupun akuntansi efek. Jika efek disimpan oleh kustodian independen seperti pialang, klien harus memiliki prosedur otorisasi transfer efek. Untuk setiap pendekatan dibutuhkan otorisasi dari dua karyawan manajemen.
Pemisahan Tugas
Hanya entitas yang memiliki sejumlah besar aktivitas investasi yang diharuskan untuk memiliki pemisahan tugas yang memadai. Tabel di bawah ini berisikan pemisahan tugas kunci atas investasi dan contoh kemungkinan kekeliruan atau kecurangan yang mungkin terjadi akibat konflik penugasan.
Pemisahan tugas Kemungkinan kekeliruan atau kecurangan yang timbul dari konflik penugasan
Fungsi pengajuan harus terpisah dari fungsi persetujuan terakhir
Fungsi pemantauan penilaian harus terpisah dari fungsi pembelian
Tanggung jawab untuk memelihara buku besar efek harus terpisah dari yang melakukan pencatatan di buku besar
Tanggung jawab atas penyimpanan efek harus terpisah dari akuntansi efek
Jika seseorang bertanggung jawab baik terhadap pengajuan maupun persetujuan transaksi efek, transaksi fiktif dapat dilakukan atau efek dapat dicuri.
Jika seseorang bertanggung jawab baik atas perolehan maupun pemantauan penilaian efek, nilai efek akan di catat tidak sebagaimana mestinya atau tidak dilaporkan ke manajemen.
Jika seseorang bertanggung jawab baik terhadap buku besar efek maupun pencatatan dalam buku besar, orang tersebut dapat menyembunyikan penyalahgunaan yang biasanya dapat ditemukan melalui rekonsiliasi catatan pembantu dengan akun pengendali buku besar.
Jika seseorang memiliki akses baik pada efek maupun catatan akuntansi pendukung, pencurian efek dapat disembunyikan.
Tujuan Pengujian substantif terhadap investasi
Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalah catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang di catat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
Program Pengujian Substantif
Program pengujian substantif terhadap investasi berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan pemeriksaan seperti yang telah diuraikan di atas.
Prosedur awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini di dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut.
a. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi.
d. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu investasi.
Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini :
2. Lakukan Prosedur Analitik
a. Hitung ratio-ratio :
¨ Ratio investasi sementara dengan aktiva lancar. ( Investasi Sementara / Total Aktiva Lancar )
¨ Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar (Investasi Jk. Panjang / Tot. Akt. Lancar)
¨ Rate of returns tiap-tiap golongan investasi (Pendapatan bunga / Rata” investasi golongan investasi tertentu)
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, julah yang dianggarkan atau data lain.
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi. Untuk membuktikan hak milik klien atas surat berharga yang berada di tangan klien atau di tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga tersebut.
4. Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit. Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok akun pendapatan di luar usaha. Dalam menverifikasi penghasilan bunga dan dividen tersebut, auditor menganalisis akun pendapatan investasi yang terdapat kelompok pendapatan di luar usaha dan mengusut pendapatan yang di catat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti memorial.
5. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga. Investasi dalam surat berharga menimbulkan dua macam pendapatan : (1) pendapatan bunga dan (2) capital gainloss. Dalam menverifikasi penghasilan bunga dan dividen auditor di samping menghitung kembali pendapatan bunga yang menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga melakukan penghitungan kembali capital gainloss yang dicatat oleh klien dalam tahun yang diperiksa.
6. Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi. Penjua;an surat berharga menimbulkan laba atau rugi yang merupakan selisih hasil penjualan dengan kos surat berharga yang dijual. Dalam menverifikasi nilai investasi yang di cantumkan di neraca, auditor memeriksa dokumen yang mendukung penjualan investasi, dan sekaligus menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi tersebut.
7. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca. Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan oleh auditor dengan memeriksa buku investasi dan mengusut transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca ke dokumen pendukungnya (bukti kas keluar dan faktur dari makelar surat berharga). Dari pemeriksaan atas dokumen pembelian surat berharga tersebut auditor akan dapat menemukan kemungkinan ketidaktepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi pemerolehan surat berharga.
8. Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca. Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu investasi dan mengusut transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca ke dokumen pendukungnya. Dari pemeriksaan atas dokumen penjualan surat berharga tersebut auditor akan dapat menemukan kemungkinan ketidaktepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi penjualan surat berharga.
9. Periksa dokumen yang mendukung perolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca. Pengujian substantif terhadap investasi meliputi pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi pembelian surat berharga yang terjadi daalam tahun yang diperiksa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kewajaran penentuan kos investasi. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi penjualan surat berharga untuk menentukan ketelitian penkreditan akun investasi dan penentuan laba dan rugi yang timbul dari transaksi tersebut.
Pengujian terhadap akun rinci
10. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi. Penanaman dana di luar perusahaan, terutama yang bersifat jangka panjang biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham untuk mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang saham telah membuat keputusan yang berhubungan dengan penanaman dana perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang. Penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang juga memerlukan otorisasi dari pemegang saham.
11. Minta daftar surat berharga yang ada ditangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut. Langkah selanjutnya setelah auditor mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat direksi, auditor kemudian meminta klien membuat daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca. JIka daftar investai tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka auditor harus menguji ketelitian informasi yang tercantum di dalamnya dengan melakukan prosedur audit berikut ini :
1. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di dalam daftar tersebut dengan melakukan akun control investasi yang bersangkutan di dalam buku besar.
2. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam daftar tersebut ke dalam buku pembantu investasi.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang tercantum di dalam daftar tersebut, auditor mengadakan pengamatan fisik dan penghitungan terhadap sertifikat surat berharga yang berada di tangan klien pada tanggal neraca.
12. Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain. Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca, misalnya dipegang oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien, auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang sertifikat tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien di neraca. Dalam surat konfirmasi tersebut auditor menanyakan mengenai nomor seri surat berharga, tarif bunga, nilai nominal, dan nama yang tercantum di atasnya.
13. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dngan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca. Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di neraca, informasi hasil penghitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan jawaban konfirmasi dari pemegang sertifikat investasi klien dicocokkan dengan jumlah investasi yang di cantumkan di neraca.
14. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari risiko kecurian. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien dapat memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat berharga yang di cantumkan di neraca.
15. Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang. Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saat auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi bank. Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor mengirim surat konfirmasi bank. Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui jenis, tarif dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang dijaminkan dalam penarikan utang.
16. Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi yang diterima umum (SAK). Auditor dapat membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
17. Bandingkan nilai investasi dnegan harga pasar surat berharga. Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar surat berharga pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk menverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya, auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
18. Periksa klasifikasi surat berharga sebagai invesatasi sementara dan investasi jangka panjang. Untuk menverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa. Di samping itu, berdasarkan informasi yang diperoleh auditor dari notulen rapat pemegang saham dan direksi, auditor dapat menentukan apakah klien telah menyajikan investasinya dalam kelompok aktiva yang seharusnya.
19. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain. Jika investasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan tersebut, klien harus menyajikan investasi jangka panjang ini menurut salah satu metode berikut ini : equity method atau pooling of interest method.
1 komentar:
logam mulia paling cocok buat invest jangka panjang. hatur nuhun.
Posting Komentar