Oleh: Budi Prayogi,SE,MM
Referensi :
Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia
Pada bab ini akan membahas audit proses kas untuk audit atas laporan keuangan, Tujuan utama manajemen kas adalah untuk memastikan bahwa kas mencukupi dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan entitas. Tujuan ini dapat di capai dengan melakukan peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk (1) mengivestasikan kelebihan kas, dan (2) bila terdapat kebutuhan akan kas, mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan. Karena sangat likuid, kas dan investasi pada umumnya merupakan area audit yang kritis
Konsep Kas
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), Pos wesel, certified check, cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsure berikut :
1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft.
b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank yang berbentuk rekening giro.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Kas di Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di neraca berikut ini:
1. Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro di bank, yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neracsebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur-unsur berikut ini harus di sajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material :
a. Tabungan di bank
b. Dana untuk perluasan pabrik, dan pelunasan utang, atau dana lain yang tidak digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan kredit.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera di ubah ke dalam mata uang rupiah karena batasan-batasan.
e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.
Kas dan Pengaruhnya Pada Proses Bisnis lain
Karena seluruh transaksi akuntansi melalui akun kas sebagai bagian dari siklus “dari awal sampai akhir” kas dipengaruhi oleh satu atau seluruh proses bisnis entitas. Walaupun sumber utama penerimaan kas adalah proses pendapatan, kas juga didapatkan melalui (1) penjualan aktiva tetap dan (2) penerimaan kas adalah proses pembelian dan manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya, pembayaran terbesar dari proses pembelian adalah perolehan atas persediaan dan aktiva tetap.
Sumber Kas :
1. Pendapatan
2. Penjualan aktiva tetap
3. Penerbitan utang jangka panjang dan modal saham
Pengeluaran kas :
1. Pembelian (Persediaan dan aktiva tetap)
2. Penggajian
3. Utang Jangka Panjang dan ekuitas Pemegang saham
Jenis-jenis Akun Bank
Untuk memaksimalkan posisi kas, entitas melaksanakan prosedur yang mempercepat penagihan penerimaan kas dan menunda pembayaran pengeluaran kas. Dengan prosedur tersebut, dihasilkan pendapatan bunga atas kelebihan kas atau berkurangnya biaya pinjaman tunai.
Berikut ini adalah jenis akun bank yang biasa digunakan :
• Akun kas umum
Akun kas umum merupakan akun kas utama bagi kebanyakan entitas. Sumber utama penerimaan kas untuk akun ini adalah proses pendapatan, sedangkan sumber utama pengeluaran kas adalah proses pembelian dan sumber daya manusia.
• Akun kas impress
Akun bank impress berisikan sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk tujuan terbatas. Akun impress sering kali digunakan untuk pembayaran gaji dan cek dividen. Untuk keperluan penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo minimum. Pengeluaran dapat dilakukan menggunakan cek atau setoran langsung.
• Akun cabang
Akun kas cabang dapat dioperasionalkan dengan beberapa cara. Pada beberapa entitas, akun cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran cabang yang saldo minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secar periodic kepada kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari akun kas umum.
Prosedur Analitis Substantif - Kas
Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat diprediksi dengan akun laporan keuangan lain. Maka prosedur analitis substantive untuk audit kas terbatas hanya pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada umumnya dapat digantikan dengan (1) Pengujian Pengendalian dan/atau pengujian substantif ekstensif atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau (2) pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.
2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilalain kas yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Pengaruh Pengendalian
Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukkan. Pengendalian dapat lebih baik ditingkatkan jika fungsi independen seperti auditor internal mereview rekonsiliasi bank.
Audit Akun Kas Umum
Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini :
a.Salinan rekonsiliasi Bank
b.Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan
c.Pisah batas rekening Koran
Kertas Kerja Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper)
Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan penyesuaian lain, seperti biaya jasa bank dan cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong)
Bentuk Konfirmasi Bank Standar (Standar Bank Confirmation Form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun.
Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi.
Pisah Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement)
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.
Menguji rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation)
Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank :
1.Uji akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku dengan buku besar.
2.Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi bank standar
3.Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran
4. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement.
5. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank
6. Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
Prosedur Audit Yang terkait dengan kecurangan
Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang lebih luas.Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan kecurangan pada akun kas adalah :
1.Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas
2.Pembuktian kas
3.Pengujian untuk kitting
Prosedur Rekonsiliasi Bank yang diperluas (Extended Bank Reconciliation Procedure)
Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutupi penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan manipulasi unsur yang harus direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Sebagai contoh, misalkan karyawan klien mencuri $5.000 dari klien. Maka saldo kas klien di bank akan lebih rendah $5.000 dari yang dilaporkan di buku klien. Pada rekonsiliasi bank, kekurangan $5.000 tersebut dapat”disembunyikan”. Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan adalah dengan memperluas prosedur audit atas rekonsiliasi bank dengan memeriksa penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi bank bulan sebelumnya dan unsur yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.
Pembuktian kas (Proff of Cash)
Pembuktian kas digunakan untuk merekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat pada buku klien dengan kas yang disetorkan atau yang dikeluarkan dari akun bank pada suatu periode tertentu. Pembuktian kas sering kali disebut juga sebagai pembuktian kas empat kolom. Keempat kolom itu terdiri atas :
• Rekonsiliasi bank awal periode
• Rekonsiliasi antara kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan kas yang di catat pada jurnal penerimaan kas
• Rekonsiliasi antara kas yang dikeluarkan dari akun bank dengan pengeluaran kas yang di catat pada jurnal pengeluaran kas.
• Rekonsiliasi bank akhir periode
Pengujian untuk kitting (Test for kiting)
Jika kas dicuri oleh karyawan, sangatlah untuk menutupi kekurangan kas dengan praktik yang dikenal sebagai kitiing. Yaitu, karyawan menutupi kekurangan kas dengan melakukan transfer dari satu akun bank ke akun bank lain dan tidak mencatat transaksi tersebut dengan benar dalam buku klien.
Pendekatan yang umumnya dilakukan auditor untuk menguji kitting adalah membuat skedul transfer antar bank.
Audit akun Impres Penggajian atau Cabang
Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua, jenis pengeluaran adalah homogen.
Audit Dana Kas Kecil
Kemungkinan penyalahgunaan wewenang karena karyawan klien dapat melakukan banyak transaksi kecurangan atas dana tersebut pada suatu bagian tahun. Auditor jarang melakukan prosedur substantif analitis atas kas kecil. Kecuali bila diduga terjadi kecurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar