14 Mei 2008
Tadi pagi saya buka situs www.kpk.go.id. Ada berita yang menarik neh cara menguji anggotanya untuk berlaku jujur dan kita punya bakat korupsi atau tidak, dengan konsep warung sederhana, sepertinya bagus diterapkan di lingkungan kita masing-masing lho......
Warung ini sederhana saja. Hanya berupa etalase kecil berisi makanan ringan dan alat tulis, serta satu lemari pendingin berisi aneka minuman. Jangan heran, Anda tidak akan menemui penjual, tidak ada mesin untuk memasukkan uang, juga tidak ada kamera pengintai.
Setiap orang yang ingin membeli tinggal melihat daftar harga, memasukkan uang ke kotak di atas meja sekaligus mengambil sendiri jika ada kembalian. Selesai transaksi. Anda diminta mencatat dalam buku di samping kotak uang. Hanya Anda sendiri dan Tuhan yang tahu apakah Anda jujur atau menilap.
Namanya Warung kejujuran. Di Jakarta baru dibuka di Gedung KPK dan mulai dioperasionalkan Senin (12/5). Letaknya di pojok ruang tunggu KPK, sehingga bisa diakses pegawai, tamu, maupun wartawan yang tiap hari meliput.
Sebelumnya, Warung Kejujuran sudah dibuka di beberapa sekolah di berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, dan Bali. Warung Kejujuran di daerah sudah dirintis sejak 2005 dengan jumlah saat ini sekitar 17 warung.
Tujuannya lebih banyak mendidik masyarakat untuk jujur," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, M Jasin, saat meresmikan Warung Kejujuran KPK. Warung
Kejujuran merupakan salah satu program pencegahan korupsi. Selain warung, KPK juga aktif melakukan pencegahan melalui kampanye, penyisipan modul untuk pelajaran sekolah, hingga kerja sama dengan grup musik Slank.
SMA Mulai Tak Jujur
Dari Warung Kejujuran yang ada di berbagai sekolah, KPK mendapatkan gambaran bagaimana pola kejujuran anak sekolah. "Untuk Warung Kejujuran yang ada di SD dan SMP 100 persen masih jujur. Tapi kalau yang ada di SMA memang sudah mulai tidak jujur," jelas Jasin.
Jasin mengaku belum bisa mendirikan Warung Kejujuran di banyak tempat karena keterbatasan modal. "Yang di KPK ini inisiatif pegawai sendiri, kita urunan untuk modal," ujarnya. Untuk modal awal ini, masing-masing pegawai KPK urunan Rp 50 ribu hingga terkumpul dana sekitar Rp1 juta.
Waduh, kalau sampai tidak balik modal karena banyak yang tidak jujur gimana, Pak?
"Kalau nanti banyak yang tidak jujur kita pasang kamera pengintai. Kalau ketahuan yang tidak jujur pegawai KPK kita kenai sanksi karena dia sudah melanggar kode etik," jelas Jasin.
Jasin berharap instansi pemerintah lainnya bisa berinisiatif membuka warung seperti ini. "Ini bisa melatih pegawai jadi orang jujur."
Kalau Anda masih nekat tidak jujur, sebaiknya hati-hati karena KPK akan bertindak. Nah Iho, mau disidik KPK? ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar