Perbedaan utama antara bisnis tradisional dan e-business adalah bahwa pelanggan tidak secarika fisik hadir atau sedang dalam proses komunikasi dengan seorang wakil perusahaan ketika transaksi terjadi. Transaksi tersebut terjadi melalui internet. E-business dianggap oleh banyak orang sebagai perubahan yang paling berarti dalam bisnis abad ini. Sementara tiap orang dapat mendefinisikan istilah ini dengan cara yang berbeda, sudah jelas bahwa e-business berakar dari EDI. Beberapa orang menganggap e-business hanya sebagai transaksi business-to-business (B2C) dan e-commerce hanyalah transaksi business-to-consumer (B2C)
Entitas dapat menggunakan e-commerce untuk menjual kepada, memberikan informasi kepada, dan/atau berkomunikasi dengan para pelanggan. Agar dapat melakukan hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang dilibatkan, kontrol yang ada untuk memastikan validasi transaksi, serta keamanan perlindungan data. Dalam menangani e-business, perusahaan harus mempertimbangkan masalah yang sama dan juga jumlah data yang akan diizinkan untuk diakses oleh para 'mitranya' dan portal yang akan digunakan. Contohnya, ketika tawar menawar barang dan permintaan informasi penjadwalan menjadi semakin umum, pihak manajemen dan auditor internal harus menyadari resiko bahwa para pesaing dan pihak lainnya akan bisa mendapatkan akses ke informasi ini. Hal ini sangat penting ketika perusahaan melakukan bisnis dalam skala internasional. Dalam beberapa budaya, diharapkan perusahaan melakukan bisnis dalam skala internasional. Dalam beberapa budaya, diharapkan perusahaan memiliki karyawan yang mencoba untuk 'menjebol' ke dalam sistem pesaing dan mendapatkan informasi rahasia.
Sumber : Buku Sawyer's Auditing Internal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar