Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, menyebutkan bahwa paling tidak ada sebelas bentuk value propositions. Meskipun demikian, kita dapat menggolongkannya menjadi dua kelompok besar, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Contoh value propositions kuantitatif adalah harga murah dan kecepatan pelayanan. Contoh value propositions kualitif adalah rasa kenyang, rasa rileks, senang, bangga dan sebagainya.
Kesebelas element Value Propositions yang disampaikan oleh Alexander Osterwalder dan yves Pigneur adalah Newness (kebaruan), Design (Desain), Brand/Status (Merek/Status), Price (Harga), Cost Reduction (pengurangan Biaya), Accessibility (Akses), dan Convenience/Usability (Kenyamanan/kemudahan Penggunaan).
Newness
Proposisi nilai yang sebelumnya tidak pernah oleh perusahaan manapun. Ketika pertama kali diciptakan minuman teh dalam kemasan botol diperkenalkan, perusahaan menawarkan nilai yang benar-benar baru bagi pelanggannya.
Performance
Umumnya, untuk menciptakan nilai, perusahaan harus melakukan peningkatan kinerja produk atau jasanya. Produsen motor, akan menambah nilai dengan cara menambah kapasitas mesin sehingga motor bisa berlari lebih cepat.
Customization
Customization adalah produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan. Kita ambil contoh produk sepeda motor. Motor modifikasi adalah contoh produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Getting the Job
Nilai dapat diciptakan hanya dengan membantu pelanggan melakukan pekerjaan tertentu. Sebagai contoh adalah jasa yang diberikan oleh Advertising Agency.
Design
Suatu produk/jasa dapat unggul di pasar bisa jadi karena desainnya. Contoh paling mudah adalah di dunia fashion.
Brand/Status
Perusahaan dapat memberi nilai kepada pelanggan dengan cara memberi status. Status sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari merek mobil yang dikendarai.
Price
Pada segmen pasar yang sensitif harga, harga yang rendah untuk produk atau jasa sejenis akan memberi nilai tersendiri.
Cost Reduction
Perusahaan dapat memberi nilai kepada pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan pelanggan. Sebagai contoh adalah perusahaan perangkat lunak akuntasi, CRM (Customer Relationship Management) atau payroll akan sangat membantu penggunanya menghemat biaya maupun tenaga perusahaan dalam menjalankan aktivitas.
Risk Reduction
Perusahaan dapat memberi nilai untuk pelanggan dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi pelanggan. Praktik umum yang dilakukan oleh para produsen adalah garansi dalam bentuk perbaikan atas kerusakan.
Accessibility
Cara lain memberi nilai pelanggan adalah memberi akses kepada pelanggan yang semula tidak bisa mendapatkan jasa atau produk.
Convenience/Usability
Perusahaan dapat menciptakan nilai untuk pelanggan dengan cara membuat mereka dapat melakukan aktivitas menjadi lebih nyaman.
Sumber : Buku Business Model Canvas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar