1. KUALITAS DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEJIK (STRATEGIC
COST MANAGEMENT)
Selama
ini dekade terakhir, the CEO pada banyak perusahaan menyadari bahwa strategi
yang dipicu oleh peningkatan
kualitas dapat mengarahkan pada keunggulan pasar yang signifikan, meningkatkan
profitabilitas, dan memberikan kesejahteraan jangka panjang. Perusahaan yang
memilih untuk bersaing melalui harga yang rendah bukan berarti memilih untuk
memproduksi dengan kualitas yang rendah. Prinsip-prinsip yang mendasari program
peningkatan kualitas sebagian besar bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan dan untuk memenuhi harapan pelanggan. Ini juga merupakan tujuan dari
rancana stratejuk untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Kualitas
juga merupakan hal yang signifikan untuk berbagai alasan lain. Dalam banyak
organisasi, beberapa faktor lainnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap
biaya dan lini dasar. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan jika kecenderungan
yang ada sekarang ini adalah mengintegrasikan perencanaan untuk perbaikan
kualitas dengan perencanaan stratejik perusahaan.
PIMS
Associate, Inc.., menguji lebih dari 1.200 perusahaan untuk menentukan dampak
kualitas produk terhadap kinerja perusahaan dan menemukan bahwa :
1. Kualitas
produk dan profitabilitas berhubungan erat.
2. Bisnis/perusahaan
yang menawarkan produk dan jasa dengan kualitas tinggi mempunyai pangsa pasar
lebih besar.
3. Kualitas
berhubungan secara positif dengan ‘return on investment’ yang lebih tinggi.
Dengan kualitas tinggi mempunyai beberapa keunggulan
kompetitif dan menikmati profitabilitas yang lebih tinggi dan mempunyai ‘return
on investment’. Harga yang lebih tinggi dan pangsa pasar yang lebih
meningkatkan pendapatan. Tingkat pengembalian yang lebih rendah menurunkan
biaya garansi dan biaya perbaikan, ‘throughput time’ yang lebih cepat
memungkinkan perusahaan melakukan pengiriman secara lebih tepat. Menghasilkan
poduk berkualitas tinggi memungkinkan perusahaan yang bersaing dalam hal
diferensiasi untuk menjadi efektif dalam mempertahankan strateginya. Hanya
melalui produk yang berkualitas dapat membuat perusahaan benar-benar unggul
dalam hal biaya.
2. MANAJEMEN KUALITAS TOTAL (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)
Untuk
dapat bertahan dan berhasil dalam lingkungan kompetisi global, perusahaan harus
menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Produk dan jasa yang berkualitas juga meningkatkan keunggulan kompetitif yang
dimiliki perusahaan.
Apa yang Dimaksud Kualitas ?
Ada banyak defenisi tentang kualitas,
dan orang sering kali memandang kualitas secara berbeda-beda karena ada
perbedaan peran dalam rantai produksi-pemasaran-konsumsi dan harapan mereka
terhadap produk dan jasa dan dalam harapan mereka terhadap produk dan jasa.
Pengujian akhir terhadap produk atau
jasa berkualitas adalah apakah produk tersebut sesuai atau melebhi harapan
pelanggan, yang kemudian digunakan sebagai spesifikasi yang digunakan sebagai
pedoman dalam beroperasi. Setiap individu, departemen atau subdivisi pada suatu
organisasi perlu berjuang keras untuk dapat mencapai kesesuaian dengan
spesifikasi yang telah ditentukan sehingga dapat memenuhi dan meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Harapan terhadap spesifikasi dan
kualitas untuk bor yang lebih murah berbeda dengan harapan terhadap spesifikasi
dan kualitas untuk bor yang lebih mahal. Bor dengan kekuatan industri dirancang
untuk penggunaan yang berat dan dapat digunakan, katakan, selama 100 jam secara
terus menerus. Sedangkan bor untuk penggunaan rumah tangga tidak dirancang
untuk penggunaan selama terus menerus untuk jangka waktu yang lama dan
mempunyai siklus hidup yang lebih pendek, misalnya 10 jam.
Produk dikatakan berkualitas jika sesuai
dengan spesifikasi dan sesuai dengan harapan pelanggan. Produk berkualitas jika
produk tersebut sesuai atau melebihi harapan pelanggan dengan harga yang
kompetitif.
Harapan terhadap jasa juga berbeda.
Seorang mekanik melakukan jasa yang berkualitas dengan mengganti oli mobil;
yaitu mengeringkan oli mobil, memasang filter oli yang baru, meminyaki chasis
mobil dan menambahkan oli baru. Jasa tersebut tetap dikatakan berkualitas,
bahkan jika mekanik menggunakan oli biasa, bukan oli khusus yang dapat
meningkatkan kinerja mesin. Mekanik dikatakan gagal memberikan jasa yang
berkualitas, jika filter oli yang baru rusak pada hari berikutnya karena
kesalahan pemasangan yang tidak tepat atau jika pengisian oli dilakukan
sebanyak empat atau enam quart, padahal persyaratan dari pembuat mobil,
seharusnya diisi oli sebanyak lima quart. Keseuaian dengan spesifikasi
menentukan kualitas jasa.
Deskripsi Procter & Gamble tentang
‘total quality management’ menunjukkan bahwa prinsip inti dari TQM adalah
proses yang :
1. Berfokus
pada pemuasan pelanggan
2. Berusaha
keras untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
3. melibatkan
seluruh kekuatan kerja
Berfokus pada Pelanggan
Pedoman Pengimplementasion TQM
Perusahaan
tidak dapat mengimplementasikan program TQM secara sukses dalam satu malam.
Perusahaan Jepang membutuhkan lebih dari 20 Tahun untuk melaksanakan pendekatan
dan melebihi tingkat kualitas yang dimiliki oleh banyak perusahaan Amerika
Serikat. Untuk menjadi perusahaan berkualitas tingkat dunia, membutuhkan
keseriusan organisasi dan usaha serta pengorbanan bersama untuk mencapai TQM.
Pengimplementasian TQM bukan merupakan tugas yang mudah dan
membutuhkan banyak waktu. The Institute of Management Accountants (IMA) yakin
bahwa sebuah organisasi membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun untuk berubah
dari manajemen tradisional menjadi TQM. Tampaknya, sebagian besar tidak akan
memperoleh manfaat nyata pada tahun-tahun pertama implementasi, meskipun beberapa
proyek khusus dapat segera menghasilkan hasil yang bermakna.
Gambaran
pengalaman pemenang Malcolm Baldrige award untuk perusahaan-perusahaan yang
berhasil mengelola kualitas secara efektif. IMA menemukan 11 fase proses
tersebut, keterlibatan total dari semua pekerja merupakan hal utama untuk
keberhasilan TQM.
Tahun
Satu
1 Membentuk
dewan dan staf kualitas
2 Melaksanakan
program pelatihan kualitas eksekutif
3 Melakukan
audit kualitas
4 Membuat
analisis penyimpangan
5 Mengembangkan
rencana perbaikan kualitas stratejik
Tahun Dua
1
Melaksanakan program pelatihan dan
komunikasi karyawaan
2
Menyusun tim kualitas
3
Menciptakan sistem pengukuran dan
menentukan tujuan
Tahun Tiga
1
Merevisi sistem
kompensasi/penilaian/pengakuan
2
Meluncurkan inisiatif eksternal dengan
para supplier
3
Melakukan review dan revisi
Membentuk Dewan dan Staf Kualitas
Sebagian
besar perusahaan berpendapat bahwa keberhasilan implementasi TQM membutuhkan
ketegasan dan kepemimpinan secara aktif dari CEO dan para manajer senior.
Melakukan Program Pelatihan Kualits eksekutif
Fungsi
utama dari program ini adalah (1) meningkatkan kepedulian menajemen senior
tentang pentingnya fokus dan dukungan secara terus-menerus terhadap perbaikan
kualitas, (2) menciptakan pengetahuan umum berdasarkan kualitas total, dan (3)
menentukan tahapan dan sasaran/tujuan yang beralasan. Melakukan proram
pelatihan kualitas eksekutif juga membantu menghindarkan kesalahpahaman sejalan
dengan perkembangan usaha yang dilakukan.
Melakukan Audit Kualitas
Melakukan
audit kualitas memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan,
mengembangkan rencana perbaikan kualitas stratejik dalam jangka panjang, dan
mengidentifikasi peluang perbaikan kualitas yang mana akan menghasilkan hal
terbaik bagi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Membuat Analisis Penyimpangan
Meneruskan
audit kualitas yang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program kualitas
perusahaan, analisis penyimpangan mengidentifikasi target peningkatan kualitas
dan memberikan data obyektif untuk mengembangkan peningkatan kualitas
stratejik.
Mengembangkan Rencana Perbaikan Kualitas Stratejik
Hasil
dari analisis penyimpangan dan tujuan untuk perbaikan kualitas menjadi dasar
untuk mengembangkan rencana stratejik jangka pendek (satu tahun) dan jangka
panjang (tiga atau lima tahun) untuk menentukan prioritas-prioritas dalam
perbaikan kualitas.
Melakukan Program Pelatihan dan Komuniksi Karyawan
Program
pelatihan karyawan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan komitmen
manajemen terhadap kualitas total dan memberikan keahlian pada para karyawan
untk mencapai kualitas total.
Menyusun Tim Kualitas
Tim kualias lintas fungsi melibatkan
anggota dari berbagai karyawan dan tim manajemen dan unit-unit fungsional.
Menjaga usaha perbaikan secara terus menerus dan kekuatan kualitas dalam
organisasi dan mengkoordinasikan pekerjaan untuk mengoptimalkan usaha-usaha
kualitas, meyakinkan kecukupan daya
Begitu tim kualitas disusun, tim ini
menjadi kekuatan utama untuk mncapai kualitas, mengimplementasikan dan
memonitor program kualitas dan melakukan perbaikan secara terus menerus (continous
improvement). Salah satu fungsi utama tim kualitas adalah melibatkan semua
karyawan dalam program kualitas.
Menciptakan Sistem pengukuran dan Menentukan Tujuan
Sistem
pengukuran yang baik yang bisa membantu TQM sering kali membutuhkan
pengembangan sistem akuntansi yang baru, karena sistem akuntansi tradisional
memecah-mecah informasi data kualitas ke dalam rekening-rekening yang banyak
sekali.
Sebagai
bagian integral dari sistem evaluasi kinerja keuangan perusahaan, sistem
akuntansi tradisional dapat menjadi rintangan untuk perbaikan kualitas. Sistem
pengukuran yang terpisah juga membantu manajemen kualitas total dengan menambah
perhatian pada pengaruh jangka panjang dari pengeluaran untuk kualitas.
Merevisi Sistem Kompensasi / Penilaian / Pengakuan
Struktur
penghargaan dan pengakuan yang baik yang dibuat berdasarkan ukuran kualitas
dapat menjadi pendorong yang kuat dalam mempromosikan TQM di perusahaan (lihat
Bab 20). Usaha dan perkembangan tidak akan banyak diperoleh, jika perusahaan
tidak melakukan perubahan dalam sistem kompensasi/penilaian/pengakuan.
Meluncurkan Insiatif Eksternal dengan para Eksternal
Supplier
merupakan bagian yang penting dari operasi perusahaan, sama halnya dengan
divisi dalam suatu perusahaan. Di antara praktik-praktik pada perusahaan yang
menerapkan TQM dengan sukses menggunakan supplier yang berkualitas.
1
Menurunkan jumlah supplier
2
Memilih supplier tidak hanya berdasarkan
pada harga, kemampuan, kesediaan untuk memperbaiki kualitas, biaya, dan
fleksibilitas, tetapi juga dedikasi mereka terhadap perbaikan secara terus
menerus (continous improvement)
3
Menciptakan hubungan jangka panjang
dengan para supplier sebagai partner kerja
4
Melakukan spesifikasi secara tepat
tentang harapan supplier dan memastikan konsistensi pengiriman dari supplier
Review dan Revisi
Semua
karyawan diarahkan oleh dewan kualitas dan tim kualitas, harus meriew
perkembangan kualitas dan menilai kembali usaha perbaikan kualitas minimal
setahun sekali.
3. TIPE ConformaSI
(tYPES OF CONFORMANCE)
Kesesuaian
dengan spesifikasi produk atau jasa yang memenuhi atau melebihi permintaan dan
harapan pelanggan/konsumen. Meskipun demikian, ‘conformance’ (kesesuaian) bisa
saja berbeda untuk individu atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
Goalpost Conformance
Kesesuaian
dengan spesifikasi kualitas yang diekspresikan sebagai kisar tertentu disekitar
target.
Absolute Quality Conformance
Mensyaratkan semua produk atau jasa benar-benar memenuhi
‘target value’ tanpa penyimpangan. Persyaratan untuk ‘absolute conformance’
mensyaratkan semua lembaran logam untuk mempunyai ketebalan 0,5 inchi, bukan 5
inchi ± 0,05 inchi atau bahkan 0,5 inchi
± 0,0005 inchi. Peraga 6-4 menggambarkan “the robust quality conformance
approach’.
‘Goalpost Conformance’ atau ‘Absolute Conformance’?
Mengasumsikan
bahwa perusahaan tidak megeluarkan biaya kualitas atau biaya kegagalan atau
kerugian karena kualitas yang tidak baik jika kualitas berada pada batas-batas
tertentu. Perusahaan mengeluarkan biaya kualitas atau memperoleh kerugian jika
ukuran kualitas berada di luar betas yang ditentukan. Biaya kualitas, yang
tersembunyi atau yang harus segera dikeluarkan, terjadi setiap kali ukuran
kualitas menyimpang dari ‘target value’.
Mana
yang lebih baik dari ‘goalpost conformance’ atau ‘absolute conformance’? untuk
perusahaan yang mempunyai tujuan profitabilitas dan menghasilkan kepuasan
pelanggan dalam jangka panjang, maka ‘absolute conformance’ merupakan
pendekatan yang lebih baik.
Taguchi Quality Loss Function
Sebelum
digunakan dalam pemanufakturan atau pelayanan jasa, pendekatan ini memerlukan
perhatian yang lebih banyak pada aktivitas desain dan proses pemanufakturan
atau proses operasi untuk membantu dalam pembuatan produk atau pelayanan jasa.
Taguchi dan Wu mengakui bahwa setiap peyimpangan dari spesifikasi yang pasti
menyebabkan biaya atau kerugian bagi perusahaan.
Contoh-contoh
biaya yang berkaitan dengan produk berkualitas rendah atau kegagalan untuk
memenuhi ‘absolute conformance’ adalah biaya-biaya perbaikan, biaya perbaikan
atau penggantian yang bergaransi, biaya produksi tambahan, dan kerugian akibat
sumber daya yang terbuang.
Kerugian kualitas yang tidak tersembunyi
meliputi ketidakpuasan pelanggan, kerugian bisnis di masa yang akan datang,
hilangnya pangsa pasar, biaya teknis tembahan, biaya mamajemen tambahan dan
kelebihan persediaan.
4. Taguchi Loss
Function
Bahwa
fungsi memberikan perkiraan yang bagus terhadap kerugian-kerugian. Kerugian
akan meningkat sebesat dua kali tingkat penyimpangan dari ‘target value’.
Gambaran umum dari ‘loss function’, L (x), untuk karakteristik kualitas
produk atau jasa dengan nilai observasi sebesar xadalah:
L(x) =
k(x-T)2
Dimana: x = Nilai observasi dari karakteristik kualitas
T
= ‘Target Value’ dari karakteristik kualitas
k
= Koefisien biaya
k merupakan konstanta yang diperkirakan
berdasarkan biaya produksi total biaya pelayanan/jasa serta biaya tersembunyi
yang berhubungan dengan penyimpangan karakteristik kualitas dari ‘target
value’. Nilai k untuk karakteristik kualitas dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan ini:
Kerugian Total dan Kerugian
Rata-Rata
Kerugian
total yang berkaitan dengan karakteristik kualitas untuk semua unit yang
diproduksi selama satu periode merupakan jumlah kerugian untuk setiap unit yang
menyimpang dari standar.
Kerugian
total yang berkaitan dengan penyimpangan kualitas adalah dengan cara mengalikan
kerugian rata-rata per unit dengan jumlah unit total yang diproduksi.
Albright
dan Roth menunjukkan bahwa kerugian yang diharapkan atau kerugian rata-rata
dapat ditentukan dengan menggunakan penyimpangan dan rata-rata penyimpangan
dari ‘target value’ sebagai berikut:
Dimana:
EL(x) = Kerugian diharapkan atau kerugian rata-rata
untuk karakteristik kualitas x
σ2 =
Selisih dengan ‘target value’
D =
Penyimpangan nilai rata-rata karakteristik kualitas darti target atau D =
x
– ‘target value’
Menggunakan’Quality Loss Function untuk Penentuan
Toleransi’
Perusahaan
dapat menentukan toleransi sebagai berikut:
$ 300 =
$2.000.000 (teloransi)
5. COST OF QUALITY dan LAPORAN BIAYA KUALITAS
Adalah
biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan pengidentifikasian, perbaikan dan
pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan ‘opportunity cost’ dari
hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.
Secara tradisional, biaya kualitas dibatasi untuk biaya inspeksi dan pengujian
produk selesai.
Perusahaan-perusahaan
kemudian menemukan bahwa biaya kualitas yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
pendukung seperti desain produk, pembelian, hubungan masyarakat dan pelayanan kepada
pelanggan harus ditambahkan dalam biaya produksi/biaya pengolahan/biaya
operasional.
Biaya Pencegahan
Adalah
pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat
kulitas. Biaya pencegahan meliputi:
1 Biaya
Pelatihan Kualitas,
2 Biaya
Perencanaan Kualitas
3 Biaya
Pemeliharaan Peralatan
4 Biaya
Penjaminan Supplir
Biaya Penilaian
Data
untuk menentukan apakah produk atau jasa
sesuai dengan spesifikasinya. Biaya-biaya ini terjadi setelah produksi tetapi
sebelum penjualan. Akativitas yang mengeluarkan biaya ini tidak menurunkan
kesalahan atau mencegah cacat produksi terulang; aktivitas ini hanya mendeteksi
unit sebelum produk tersebut dikirim ke pelanggan. Biaya penilaian meliputi:
1 Biaya
Pengujian dan Inspeksi
2 Peralatan
Pengujian
3 Audit
Kualitas
4 Pengujian
secara laborat
5 Pengujian
dan evaluasi lapangan
6 Biaya
informasi
Biaya Kegagalan Internal
Adalah
biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian
awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan. Biaya-biaya ini tidak bernilai
tambah dan tidak pernah diperlukan. Beberapa biaya kegagalan internal adalah:
1 Biaya
tindakan koreksi
2 Biaya
pengerjaan kembali (rework) dan biaya sisa produksi (scrap)
3 Biaya
proses
4 Biaya
ekspedisi
5 Biaya
inspeksi dan pengujian ulang
Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya
kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi dalam rangka meralat cacat
kualitas setelah produk sampai kepada pelanggan, dan laba yang gagal diperoleh
karena hilangnya peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa yang tidak dapt
diterima oleh pelanggan. Biaya-biaya ini meliputi:
1 Biaya
untuk menangani keluhan dan pengembalian dari pelanggan.
2 Biaya
penarikan kembali dan pertanggungjawaban produk
3 Penjualan
yang hilang karena produk yang tidak memuaskan.
Biaya ‘Conformance’ dan ‘Nonconformance’
Biaya
pencegahan dan biaya penilaian merupakan Cost of Conformanca. Biaya
kegagalan internal dan kegagalan eksternal merupakan ‘Cost Nonconformance’.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan dan ‘opportunity cost’
karena ditolaknya produk atau jasa. Biaya kualitas merupakan penjumlahan ‘conformance
cost’ dan ‘nonconformance cost’.
MELAPORKAN BIAYA KUALITAS
Meliputi
pendefenisian data, mengidentifikasi sumber data, dan menyiapkan serta
mendidtribusikan laporan biaya kualitas.
Definisi Data, Sumber Data, dan Pengumpulan Data
Tahap
pertama dalam membuat laporan biaya kualitas adalah mendefinisikan biaya
kualitas yang ada dalam setiap kategori. Salah satu tahap penting dalam
mengidentifikasi biaya kualitas adalah bertanya kepada para pemakai dan
penyedia data untuk mengidentifikasi biaya tertentu yang terjadi sebagai akibat
rendahnya kualitas.
Laporan Biaya Kualitas
Laporan
biaya kualitas akan bermanfaat jika hanya penerima dapat memehami, menerima dan
menggunakan isi dari laporan tersebut.
Ilustrasi Laporan Biaya Kualitas
Perusahaan
beroperasi dalam lingkungan dan persaingan sangat ketat dan sedang mengalami
kenaikan biaya dan tekanan kualitas dari pesaing baru maupun yang sudah ada.
Laporan menunjukkan bahwa biaya kegagalan eksternal untuk biaya-biaya seperti
klaim garansi, ketidakpuasan pelanggan, dan hilangnya pangsa pasar dibebankan
sebesar 75% dari total biaya kualitas pada tahun 0.
Perusahaan
mulai dengan menaikkan pengeluaran-pengeluaran untuk pencegahan dan penilaian.
Investasi mulai terbayar pada tahun 2. Biaya kegagalan internal, biaya
kegagalan eksternal dan biaya kualitas total semua menurun.
MENEMUKAN PERMASALAHAN
Untuk
mencapai manajemen kualitas total, perusahaan perlu mengidentifikasikan dan
memahami secara benar permasalahan kualitas yang signifikan saat permasalahan itu
terjadi.
Bagan Pengendalian
Adalah
grafik yang menggambarkan observasi yang berhasil dari operasi dan interval
yang konstan. Bagan pengendalian umumnya mempunyai sumbu horisontal yang menunjukkan
interval waktu, jumlah batch, atau proses produksi dan sumbu vertikal
menyatakan ukuran kesesuaian dengan spesifikasi kualitas tertentu.
Bagan
Pengendalian bermanfaat dalam penyusunan pengendalian kualitas secara
statistik, memonitor proses, dan mengedentifikasikan penyebab penyimpangan
kualitas. Proses mungkin berada di luar kendali, jika observasi menunjukkan
trend, siklus, kelompok atau tiba-tiba berubah tidak sesuai garis pusat atau
batas-batas yang dapat dikendalikan.
Histogram
Adalah
grafik yang menunjukkan frekuensi dari peristiwa-peristiwa yang ada di dalam
data.
Diagram Pareto
Adalah
histogram dari faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap permasalahan
kualitas, dibuat mulai dari yang mempunyai frekuensi yang paling banyak sampai
dengan yang mempunyai frekuensi yang paling rendah.
Diagram
pareto tidak hanya menunjukkan peringkat masalah kualitas secara relatif, tapi
juga merupakan alat bantu visual yang bermanfaat.
Brainstorming
Orang
Yunani Kuno menggunakan “brainstorming” (tukar pikiran), yang dipopulerkan
kembali oleh Alex Osborn pada tahun 1940-an, sebagai cara untuk mendapatkan
gagasan dari kelompok orang dalam jangka pendek. Brainstorming dapat
mengidentifikasikan permasalahan, menemukan penyebab masalah, dan mengembangkan
solusi untuk permasalahan kualitas.
Beberapa
aturan dasar untuk melakukan ‘Brainstorming’ yang produktif adalah:
1. Tidak
mengkritik gagasan seseorang melalui kata-kata atau isyarat.
2. Sekali
suatu gagasan dikemukakan, seharusnya tidak didiskusikan lebih lanjut, kecuali
untuk klarifikasi.
3. Tidak
gagasan yang keliru atau bodoh.
4. Setiap
anggota tim dapat memperkenalkan satu gagasan saja, tidak ada anggota yang
dapat melontarkan lebih dari satu gagasan.
5. Sampai
dengan setiap tim mengajukan gagasan, tidak ada anggota yang boleh
meperkenalkan lebih dari satu gagasan.
6. Tidak
boleh ada seseorang yang mendominasi.
7. Tidak
ada tuduhan yang bersifat menyalahkan.
Diagram Sebab-Akibat
Diagram
sebab dan akibat, atau Ishikawa mengorganisasikan ranta penyebab dan akibat
untuk memilah-milah penyebab dasar dan mengedentifikasi hubungaan antara
penyebab atau variabel.
Diagram
sebab akibat atau diagram ‘fishbone’ meliputi tulang belakang, iga dan duri.
Pada akhir sebelah kanan dari tulang belakang yang horisontal, merupakan
permsalahan kualitas yang dihadapi.
Penyebab
utama yang khas untuk permalahan
kualitas dalam operasi pemanufakturan adalah:
1 Mesin
2 Bahan
3 Metode
4 Tenaga
manusia
Dua jenis diagram sebab akibat yang
mendasar adalah analisis dispresi dan klasifikasi proses. Analisis klasifikasi
proses mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mungkin mempunyai kontribusi
pada rendahnya kualitas setiap tahap pemrosesan atau alur produksi.
MANAJEMEN KUALITAS TOTAL (‘TOTAL QUAITY MANAGEMENT PADA
ORGANISASI JASA’)
Saat
membentuk opini tentang perusahaan, tidak ada sesuatupun yang dapat dilakukan,
selain hal-hal yang berkaitan dengan karyawannya, jadi opini tentang perusahaan
dapat dibentuk dengan melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan karyawan
perusahaan tersebut. Kita tidak dapat terlalu menekankan pentingnya kualitas
dalam organisasi jasa.
Organisasi
jasa meliputi perushan-perusahaan yang memberikan jasa untuk menghasilkan pendapatan
dan perusahaan yang menyediakan jasa untuk membantu penjualan produk.
KUALITAS TOTAL DAN PRODUKTIVITAS
Konsepsi
yang secara umum keliru adalah perbaikan kualitas akan menurunkan
produktivitas. Alasan yang mendasari konsepsi yang keliru ini adalah bahwa
perbaikan kualitas membutuhkan tambahan usaha. Karena produktivitas mengukur
hubungan anyata output dan sumber daya, usaha yang membutuhkan sumber daya
tambahan tanpa meningkatkan output menurunkan produktivitas.
Dalam
studinya, Leonard dan Sasser mendapatkan banyak contoh bahwa perbaikan kualitas
mengarah pada peningkatan produktivitas:
1 Instalsi
ruang baru yang bersih untuk menurunkan kotoran pada ‘printed circuit board’
meningkatkan output hampir 35 persen.
2 Eliminsi
stasiun perbaikan/pengerjaan kembali pada salah satu pabrik televisi memaksa
biaya untuk menemukan dan menyelesaikan permasalahan tentang kualitas yang
mereka hadapi.
3 Usaha-usaha
untuk melakukan hal yang benar sejak pertama kali dan setiap saat oleh
perusahaan meningkatkan tidak hanya produktivitas pemanufakturan, tetapi juga
produktivitas penjualan perusahaan.
TANTANGAN MANAJEMEN KUALITAS TOTAL (‘TOTAL QUALIT
MANAGEMENT/TQM’) BAGI AKUNTAN MANAJEMEN
Mengumpulkan
semua informasi kualitas yang relevan, berpartisipasi secara aktif dalam semua
fase program kualitas, dan mereview serta menyebarkan laporan biaya kualitas.
Terlalu sering suatu perusahaan memasukkan biaya kualitas dalam rekening
berbeda-beda dan tersebar pada produk, pemasaran, teknik dan pelayanan/jasa.
Akuntan
manajemen harus dilibatkan secara total dalam aktivitas perbaikan kualitas
perushaan. IMA menjelaskan bahwa aktivitas-aktivitas ini melibatkan akuntan
manajemen:
1 Memastikan
perwakilan akuntan menajemen pada komisi pengendalian kualitas utama dan tim
perbaikan kualitas.
2 Membuat
perusahaan benar-benar sadar terhadap ‘benchmark’ yang kompetitif, celah-celah
kompetitif, tingkat perhatian pelanggan, dan biaya kualitas.
3 Berpartisipasi
secara aktif dalam mengidentifikasi daerah-derah yang membutuhkan perbaikan
kualitas dan merupakan peluang perbaikan kualitas terbesar.
4 Mengembangkan
ukuran kualitas untuk memonitor dan menilai perkembangan ke arah tujuan
kualitas.
5 Terlibat
dalam keputusan penentuan supplier.
6 Mereview
dan mengevaluasi efektivitas penendalian dan nilai-nilai kursus pelatihan untuk
personil penendalian kualitas dan staf sumber daya manusia.
7 Mengumpulkan
dan melakukan review secara terus-menerus terhadap sisa produksi dan
biaya-biaya perbaikan.
Mereka harus dapat mendesain,
menciptakan atau memodifikasi sistem
informasi untuk mengukur dan memonitor kualitas dan mengevaluasi perkembangan
kualitas total seperti yang diharapkan oleh setiap unit organisasi dan
perusahaan secara keseluruhan. Beberapa tugas yang berkaitand dengan hal
tersebut di atas adalah:
1 Menentukan
rekening mana yang banyak berisi data untuk TQM
2 Melakukan
reorganisasi dan restrukturisasi pada sistem akuntansi yang ada untuk
mendapatkan data biaya kualitas yang lengkap dan akurat
3 Merevisi
bagan rekening untuk mencerminkan setiap kategori biaya kualitas.
Salah satu pendekatan yang bisa
dilakukan adalah menerapkan teknik-tenik dari ‘activity-based costing’ ke dalam
TQM sehingga ‘cost driver’ untuk biaya kualitas dapat diidentifikasi dengan
jelas.
Isi laporan biaya kualitas dapat sangat
bervariasi tergantung pada karakteristik organisasi dan operasinya. Akuntan
manajemen perlu untuk meyakinkan bahwa proses pengukuran dan pelaporan memenuhi
kriteria berikut ini:
1 Memenuhi
kebutuhan konsumen internal.
2 Meliputi
semua biaya kualitas yang relevan baik yang berupa ukuran keuangan maupun
nonkeuangan.
3 Mengadaptasi
ukuran sesuai perubahan kebutuhan.
4 Sederhana
dan mudah digunakan, dilaksanakan dan dimonitor.
5 Memberikan
umpan balik yang cepat dan tepat waktu kepada para pemakai dan para manajer.
6 Membantu
perkembangan, tidak sekedar memonitor.
7 Memotivasi
dan memberikan tantangan bagi anggota tim untuk tetap berusaha keras memperoleh
kualitas tertinggi.
Referensi :
1
Blocher.”Manajemen Biaya, penekanan strategis, . penerbit Salemba Empat,2011.”
2
Hansen & Mowen. ”Manajemen Biaya. . penerbit Salemba Empat,2000.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar