Tahapan
kerja di laundry:
1. Penerimaan
linen kotor dengan prosedur pencatatan
Linen
kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan sedangkan
jumlah satuan berasal dari informasi ruangan dengan formulir yang sudah
distandarkan. Tidak dilakukan pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran
organisme.
2. Pemilahan
dan penimbangan linen kotor
a. Lakukan
pemilahan berdasarkan beberapa kriteria :
- Linen infeksius berwarna;
- Linen infeksius putih;
- Linen tidak terinfeksi berwarna;
- Linen tidak terinfeksi;
- Linen asal IBS (disediakan jaring) karena terdiri dari pakaian dengan banyak tali;
- Linen berkerah dan bertali disediakan jaring untuk proses pencucian.
b. Upayakan
tidak melakukan pensortiran. Pensortiran untuk linen infeksius sangat tidak
dianjurkan, penggunaan kantung sejak dari ruangan adalah salah satu upaya
menghindari sortir;
c. Penimbangan
sesuai dengan kapasitas dan kriteria dari point 2 dimaksudkan untuk menghitung
kebutuhan bahan-bahan kimia dalam tahapan proses pencucian;
d. Keluarkan
linen infeksius dari kantung luar dan masukkan kantung luar tanpa membuka
segel.
3. Pencucian
Pencucian
mempunyai tujuan selain menghilangkan noda (bersih), awet (tidak cepat rapuh),
namun memenuhi persyaratan sehat (bebas dari mikroorganisme patogen). Sebelum
melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan-desifeksi untuk membunuh
seluruh mikroorganisme yang mungkin tumbuh dalam semalam di mesin-mesin cuci.
Untuk dapat mencapai tujuan pencucian, harus mengikuti persyaratan teknis
pencucian :
a. Waktu
Waktu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperatur dan bahan kimia guna
mencapai hasil cucian yang bersih, sehat. Jika waktu tidak tercapai sesuai
dengan yang dipersyaratkan, maka kerja bahan kimia tidak berhasil dan yang
terpenting mikroorganisme dan jenis pests seperti kutu dan tungau dapat mati.
b.
Suhu
Suhu
yang direkomendasikan untuk tekstil : katun < 90 derajat
celcius,
c.
Bahan kimia
Bahan
kimia yang digunakan terdiri dari alkali, emulsifier, detergent, bleach, sour,
softerner, dan starch. Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.
d.
Mechanical action
Mechanical action adalah
putaran mesin pada saat proses pencucian. Faktor yang mempengaruhi
- Loading/muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin harus dikosongkan 25% dari kapasitas mesin;
- Level air yang tidak tepat;
- Motor penggerak yang tidak stabil yang disebabkan oleh poros tidak simetris lagi dan automatic reverse yang tidak bekerja;
- Takaran detergen yang berlebihan dapat mengakibatkan melicinkan linen dan busa yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan;
- Menggunakan bahan kimia yang sesuai atau tidak berlebihan.
4. Pemerasan
Pemerasan
merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai.
Pemerasan dilakukan dengan mesin cuci yang juga memiliki fungsi pemerasan,
namun jika mesin pemerasan terpisah, maka diperlukan troli untuk memindahkan
hasil cucian dari mesin cuci menuju mesin pemerasan. Troli diupayakan
dipelihara kebersihan dan pencucian dengan desinfektan sebelum melakukan pekerjaan.
Proses pemerasan dilakukan dengan mesin pada putaran tinggi selama sekitar 5-8
menit.
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering yang
mempunyai suhu sampai dengan 70 derajat celcius selama 10 menit. Pada proses
ini, jika mikroorganisme yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang
diharapkan dapat mati.
6. Penyetrikaan
Penyetikaan
dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat disetel sampai dengan suhu sampai
dengan 120 derajat celcius, namun harus diingat bahwa linen mempunyai
keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel antara 70-80 derajat celcius.
7. Pelipatan
Melipat linen mempunyai
tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan pada saat penggantian linen dimana
tempar tidur kosong atau saat pasien di atas tempat Linen yang perlu mendapat perhatian
khusus pada pelipatan:
- Laken
- Steek laken
- Zeil atau perlak
- Sarung bantal
- Selimut
Proses pelipatan
sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang masih baik dan sudah
rusak agar tidak dipakai lagi.
Prosedur pelipatan:
a. Laken
- Pegang ujung linen posisi memanjang dengan jahitan terbalik;
- Pertemuan antara ujung linen menjasi ½ bagian;
- Lipat kembali pegang pertengahan lipatan, temukan dengan kedua ujung menjadi ¼ bagian;
- Pinggir jahitan posisinya di bawah;
- Keempat ujung linen dipertemukan menjadi 2 bagian;
- Selanjutnya sampai dengan l/8 bagian, posisi label harusdi atas.
b. Steek laken
- Posisi jahitan terbalik (sama dengan laken);
- Pegang ujung linen arah panjang pertemukan;
- Lipat menjadi ½ bagian;
- Lipat kembali menjadi ¼ bagian, perhatikan posisi label di bagian kanan;
- Lipat kembali menjiadi dua arah lebar harus sampai l/8 bagian, lipat satu kali lagi.
c. Zeil atau
perlak: yang baik digulung agar tidak cepat robek dan permukaan datar.
d. Sarung
Bantal
1) Posisi jahitan di dalam;
2) Lipat
menjadi setengah bagian memanjang arah label di luar lipat lagi menjadi 1/3
bagian.
e. Selimut
1) Posisi jahitan di luar (terbalik) posisi
label dikanan;
2) Lipat menjadi ½ bagian arah lebar selimut;
3) Lipat lagi rnenjadi ¼ bagian;
4) Lipat arah panjang selimut menjadi ½ bagian;
5) Lipat lagi menjadi ¼ bagian;
6) Lipat lagi menjadi 1/8 bagian.
8. Penyimpanan
Penyimpanan
mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi ulang baik dari
bahaya seperti mikroorganisme juga untuk mengontrol posisi linen tetap stabil.
Sebaiknya posisi linen yang terdapat di ruang penyimpanan 1,5 par dan 1,5 par
di ruangan ruangan. Lemari penyimpanan dipisahkan menurut masing-masing ruangan
dan diberi obat anti gagat yaitu kapur barus. Sebelum disimpan linen dibungkus
dengan plastik transparan, sebelum didistribusikan.
9. Pendistribusian
Pendisribusian
merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan linen yang keluar. Disini
diterapkan sistem FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya yaitu 1,5 par yang mengendap dipenyimpanan
harus dikeluarkan, sedangkan yang selesai dicuci disiapkan untuk yang berikutnya,
sehingga tidak ada pekerjaan yang menunggu mengambil pada saat yang bersamaan
linen yang dicuci ditukar dengan linen bersih yang siap didistribusikan.
Sedangkan linen sisa yang berada di ruangan harus disiapkan untuk digunakan
kembali. Setiap linen yang dikeluarkan dicatat.
10. Penggantian linen rusak
Jenis kerusakan ada yang dapat diperbaiki
(diserahkan ke penjahit) dan ada pula yang memang harus mendapatkan
penggantian. Jenis kerusakan yang harus mendapatkan penggantian diantaranya
adalah:
- Terdapat noda-noda yang sudah tidak dapat dihilangkan seperti terkena cairan medik dengan area yang luas ataupun terkena noda semir, mungkin dapat dihilangkan dengan cairan spoting namun jika dihitung biaya dan kerapuhan yang terjadi menjadi tidak efisien;
- Kerapuhan beberapa bagian akibat bahan kimia korosif seperti H2O2 ataupun bahan kimia lainnya yang korosif seperti peroksida maupun Chlorine diatas 5%;
- Robek karena tersangkut.
Penggantian segera dilakukan oleh pihak laundry dengan
mengirimkan formulir permintaan kerusakan kepada pihak logistic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar