Dunia penulis sudah lama eksis sebagai dunia pekerjaan maupun dunia
bisnis, khususnya di luar negri. Di Indonesia, pekerjaan ataupun bisnis
tulis-menulis masih ditekuni segelintir orang saja karena minimnya
informasi tentang bidang ini sekaligus kemampuan menulis sering dianggap
kemampuan umum, bukan kemampuan spesifik yang dianggap sebagai karier
dan pekerjaan penuh waktu (full time).
Dalam hal ini benar-benar ada kelebihan seorang penulis bahwa ia
dapat menekuni bidang multidimensi dan mengarahkan kemampuannya untuk
menuliskan ide-ide pada setiap bidang. Artinya, penulis dapat berada di
mana saja, dan dalam kondisi apapun. Sosoknya dibutuhkan karena tidak
ada satu bidang pun di dunia ini dapat lepas dari tulis-menulis. Dengan
demikian, dalam peta pekerjaan, sebenarnya penulis lebih dari sekedar
seseorang yang bermimpi menjadi besar karena karya novelnya tiba-tiba
mengejutkan banyak orang seperti halnya terjadi pada Andrea Hirata
dengan Laskar Pelangi-nya ataupun Habiburrahman El-Shirazy dengan
Ayat-Ayat Cinta-nya.
Saya Mendapatkan kesempatan dari Penerbit PPM dan terdorong
mengajukan tema menulis sebagai karier agar banyak orang sadar bahwa
bidang ini juga menawarkan kebebasan finansial di luar hal-hal yang
sifatnya abstrak bagi penulis-pengakuan, penghargaan, dan pujian. Saya
ingin menunjukkan bahwa menulis adalah bisnis dan bukan sekedar
pekerjaan.
Pertanyaannya, sejak kapan penulis menjadi sebuah profesi? Kalau
merunut sejarah, Anda akan menemukan pentingnya kedudukan atau
eksistensi penulis itu sejak zaman dahulu, terutama pada masa kerajaan.
Kemampuan menulis adalah kemampuan tingkat tinggi yang hanya dimiliki
orang-orang tertentu atau orang-orang terpelajar, di samping tentu saja
kala itu adalah kemampuan membaca. Karena itu, penulis adalah profesi
terhormat yang diperlukan oleh raja maupun para mentrinya.
Temuan Gutenberg membuat dunia tulis-menulis menemukan momentumnya.
Gutenberg orang pertama yang menciptakan mesin cetak dan mendorong
produksi tulisan besar-besaran masa itu. Dunia pun tercerahkan oleh
tulisan-tulisan dari berbagai penulis di seluruh penjuru dunia.
Eksistensi para penulis terus bertumbuh bersama sejarah. Dapat
dibayangkan bagaimana sejarah bisa diketahui tanpa adanya tulisan atau
tanpa adanya yang mau menuliskan. Penulisan menjadi sebuah kebutuhan
hingga zaman kini dan disebut sebagai keterampilan dasar literasi, di
samping membanca, mendengarkan, serta berbicara. Dalam hal ini malah
penulisan dapat disebut bagian dari life skill (keterampilan hidup)
karena tidak ada satupun bidang di dunia ini yang dapat lepas dari
kegiatan tulis-menulis.
Sebagiam dasar keterampilan hidup, penulisan sangat mendukung banyak
karier, seperti wartawan atau jurnalis, editor, sekretaris, staf
humas,copywriter, guru, dosen, dan juga trainer. Walaupun demikian,
tidak banyak orang menguasai keterampilan atau skill ini karena mungkin
menganggap tidak terlalu dibutuhkan. Padahal, dalam berbagai konteks
pekerjaan, ternyata setiap orang harus menuliskan, terutama
gagasan-gagasannya secara baik dan benar.
Terkadang, kita melihat banyak sekali terjadi kekeliruan ataupun
berbagai kelemahan dalam produk-produk tulisan yang dikeluarkan untuk
kepentingan tertentu. Di sinilah diperlukan peranan penulis untuk dapat
membantu orang lain mengeluarkan gagasannya secara tertulis ataupun
mengeluarkan gagasan secara mandiri. Karena itu, sebenarnya banyak
sekali bidang-bidangyang memerlukan sentuhan para penulis sehingga kerja
penulisan menawarkan begitu banyak peluang mendulang uang dan dijadikan
bukan hanya bisnis sampingan, melainkan bisnis utama.
Seorang penulis memang memiliki word smart (kecerdasan linguistik)di
atas rata-rata karena mampu memanfaatkan kata serta kalimat dengan baik
dan tepat sasaran, bahkan pada tingkat tertentudapat memengaruhi orang
lain. Walaupun demikian, word smart itu bukanlah bakat, melainkan sebuah
kapasitas kecerdasan yang dapat distimulasi untuk muncul dalam diri
seseorang. Syaratnya tentu membiasakan diri dengan berbagai aktivitas
berbahasa yang baik dan benar serta tiada henti berlatih menuliskan
gagasan ataupun imajinasi secara rutin.
Mengapa harus berkarir sebagai penulis? Karir sebagai penulis
termasuk karir yang lowongan di Indonesia karena tidak banyak orang
tertarik mendalaminya ataupun sedikitnya informasi peluang kerja bidang
ini. Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk memulai karier ini juga
relatif murah, bahkan dapat dilakukan hanya dengan memanfaatkan rental
komputer, untuk saat ini kita tidak lagi membicarakan mesin ketik. Modal
ini termasuk modal sampingan.
Ya, Anda hanya membutuhkan seperangkat personal computer plus
printer. Jika ingin lebih profesional lagi. Anda dapat melengkapi diri
dengan kamera digital dan alat perekam digital (digital recorder). Semua
modal Anda itu dapat kembali dalam waktu singkat apabila karya tulis
Anda kelak dibeli oleh penerbit atau perseorangan ataupun Anda
mendapatkan proyek penulisan dalam jangka waktu tertentu. Bahkan,
alat-alat tadi dapat Anda beli dengan cara kredit serta break-even poin
(BEP) dalam waktu singkat. Lalu, apa modal utama seorang penulis? Modal
utamanya adalah gagasan menulis itu sendiri dan hal ini dapat
distimulasi dengan banyak membaca, banyak melakukan perjalanan, serta
banyak bertemu atau bersilaturahmi dengan orang lain. Dari sini Anda
akan mendapatkan modal gagasan untuk menulis yang siap ditampung oleh
banyak institusi maupun perseorangan.
Sumber : dari buku Karier Top Sebagai Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar