Kamis, 31 Desember 2020

Contoh Prosedur Mengajukan cuti dokter

 

1. Dokter mengisi formulir cuti yang tersedia di Poliklinik, dengan isi sebagai berikut :

        a. Tanggal Pengajuan

        b. Nama Dokter

        c. Bidang Spesialisasi

        d. Tanggal Cuti

        e. Alasan Pengambilan Cuti

        f. Dokter Pengganti

       g. Tanda Tangan Dokter yang Cuti dan tanda tangan dokter pengganti

2. Dokter menyerahkan formulir yang sudah diisi lengkap ke perawat yang selanjutnya diserahkan ke bagian pendaftaran.

3. Bagian Pendaftaran melaporkan kepada Manajer Medik untuk mendapatkan persetujuan.

4.     Bagian Pendaftaran menginformasikan tentang jadwal cuti dokter di Morning Report.

Sabtu, 26 Desember 2020

Jalan-Jalan Leuweung Geledegan dan Curug Nangka di Bogor

 







Menentukan Bisnis Inti ( Core Business)

Tipe-tipe Core Bisnis 

a.Efek Jaringan 

Perusahaan dengan pelanggan terbanyak adalah perusahaan yang dianggap paling berharga. Network atau jaringan dianggap sebagai sebuah efek yang sangat kuat. Sebagai contoh, LinkedIn, Facebook dan Google untuk para pengiklan.  Hukum Metcalfe menyatakan bahwa nilai dari sebuah jaringan telekomunikasi dianggap proporsional dengan jumlah kuadrat dari jumlah pengguna yang terkoneksi dalam sebuah sistem. 

b.Customer Service 

Core ini menenpatkan proses dan budaya untuk bisa menyempurnakan pelayanan pada pelanggan. Oleh karena itu, core tipe ini memungkinkan kita mempertahankan pelanggan lebih dari para pesaing, serta mengurang pengeluaran. Core tipe ini juga memungkinkan kita untuk menarik pelanggan dengan cara leibh efisien.  Pelanggan  Anda  yang  merasa  puas  dengan  pengalaman  mereka  akan memberikan informasi positif dari mulut ke mulut. Core tipe ini membutuhkan komitmen yang kuat dari segenap anggota organisasi (perusahaan) serta fokus yang sangat tinggi untuk bisa mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang optimal. Salah satu hal yang ‘unik’ dari core tipe ini adalah betapa core ini terkadang menciptakan sebuah standar pengukuran yang luar biasa dan sulit untuk bisa diikuti oleh pesaing kita. 

Meski dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, core tipe ini dipandang sebagai sebuah core yang jika bisa terlaksana akan membawa dampak yang sangat baik bagi perusahaan. Core ini akan menjadi alat yang efektif bagi perusahaan untuk berkembang. 

c.Harga Terendah 

Seperti terlihat dari penyebutannya, core tipe ini mengkonsentrasikan segenap sumber daya di perusahaan untuk menciptakan harga terendah (dibanding dengan kompetitor). Core ini terutama berkaitan dengan mengembangkan skill dari semua pendukung perusahaan, hubungan dengan semua pihak, semua proses yang ada diperusahaan, jumlah produksi dan bahan baku, biaya overhead, serta budaya dari perusahaan untuk bisa dan mampu berkompetisi dan menjadi pemain jangka panjang dalam kaitannya dengan harga yang rendah. Artinya, pemikiran dalam core ini bukan hanya pemikiran sesaat seperti memberikan program discount, atau memberikan potongan khusus pada kondisi tertentu (discount pelanggan dsb), akan tetapi lebih pada bagaimana perusahaan dapat bersaing dan bertahan hidup (serta mendapatkan keuntungan) tanpa mempengaruhi posisi mereka sebagai sebuah produk yang telah terkenal memiliki harga terendah dibanding pesaing sejenis. 

d.Pengalaman Pengguna 

Strategi yang digunakan pada core tipe ini adalah bagaimana sebuah perusahaan atau sebuah bisnis dapat mempertahankan citra mereka sebagai sebuah produk yang selaku berusaha meningkatkan pengalaman penggunanya dan menempatkan hal ini sebagai perhatian utama. 

Contoh yang paling simple untuk core tipe ini adalah Apple. Kita bisa simak bagaimana Apple terus berusaha meningkatkan layanan mereka yang semakin lama semakin memanjakan pengguna mereka. Akibatnya sederhana, semakin pelanggan dimanjakan, semakin setia mereka pada Apple, dan tanpa sadar, dengan sukarela mereka menjadi ‘marketing yang handal’ dari Apple, dan gratis, serta, hal yang jarang dimiliki oleh semua marketer (bahkan marketer terhebat sekalipun), ketulusan. 

Ketulusan  membicarakan  Apple,  serta  tanpa  disadari  ikut  merekomendasikan pemakaian Apple adalah ‘kemenangan’ dari core tipe ini yang diadaptasi dengan sangat baik oleh Apple. 


B. Menentukan Core Bisnis Kita 

Apa yang harus dilakukan untuk bisa menentukan core bisnis kita. Berbeda dengan menentukan  market  segment,  menentukan  core  bisnis  tidak  terlalu  membutuhkan penelitian, akan tetapi lebih pada bagaimana kita bisa melihat kedalam diri sendiri. Dalam menentukan core bisnis, maka Anda harus mampu melakukan instrospeksi kedalam bisnis Anda sendiri, untuk kemudian digabungkan dengan data-data yang didapat  dari  luar,  serta  kemudian  dianalisis  dengan  seobyektif  mungkin.  Proses penentuan sebuah core dari sebuah bisnis akan terasa sangat luas dan terlalu umum di awal. Meski demikian, pada akhirnya, seharusnya Anda akan mampu mendefinisikan core bisnis Anda dengan lebih konkrit dan spesifik. Untuk memastikan bahwa hasil dari penentuan ini obyektif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: apa yang diinginkan oleh customer (tergambar dari hasil market research), aset apa saja yang sudah dimiliki, apa yang Anda benar-benar ingin untuk lakukan (dengan bisnis ini), apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan selain perusahaan Anda, dan apa yang menjadi tujuan personal serta tujuan finansial Anda sebagai seorang pemiliki bisnis? 

Lebih  jauh  lagi,  penentuan  core  ini  harus  bisa  dilaksanakan  secara  efisien. Pelaksanaan penentuan core bisnis haruslah disegerakan serta hasilnya harus bisa sangat spesifik. Hal terpenting yang harus selalu diingat adalah bahwa dalam sebuah proses bisnis, kita tidak bisa mengubah core bisnis kita. Core bisnis harus selalu tetap selama bisnis itu berjalan. Saat Anda memutuskan (karena banyak faktor yang menurut Anda mendukung) untuk mengubah core bisnis Anda, maka saat itu bisnis yang Anda jalankan telah berubah. Perubahan ini bisa membawa efek sangat buruk bagi bisnis.

C. Core vs Posisi Kompetitif

Benefits  yang  sudah  bisa  diciptakan  untuk  para  pelanggan  kita  kemudian diterjemahkan menjadi value (nilai tambah) yang akan menarik pelanggan. Atas  dasar  apa  benefits  itu  diterjemahkan?  Tentu  berdasarkan  keinginan  dari customer. Kesuksesan sebuah bisnis menterjemahkan benefits menjadi sebuah nilai tambah akan berpengaruh pada posisi kompetitif. 

Dengan sebuah proses penterjemahan yang benar, maka akan tercipta POSISI KOMPETITIF yang lebih baik. 

Untuk memperjelas apa Perbedaan Core dan Posisi Kompetitif: 

Core adalah sebuah cara tentang bagaimana kita membangun sebuah kapasitas atau kemampuan dari bisnis kita untuk membedakan kita dari kompetitor kita. Hal terpenting adalah bagaimana core ini tidak mudah ditiru oleh kompetitor. Core adalah cara terbaik untuk memastikan betapa kita (bisnis kita) berbeda dengan kompetitor lain sehingga kita bisa fokus pada apapun sumber daya yang kita miliki untuk bisa menghasilkan nilai tambah yang optimal bisnis kita.  POSISI KOMPETITIF adalah sebuah posisi yang dihasilkan dari pengembangan benefits  yang  tercipta  dari  keberadaan  sebuah  core  bisnis  yang  telah  ditetapkan sebelumnya. 

D.Kesimpulan 

Dalam bisnis, menentukan Core dari bisnis adalah langkah yang sangat penting untuk menentukan langkah berikutnya. Ada beberapa jenis tipe core bisnis seperti Efek Jaringan, Customer Service, Harga Terendah dan Pengalaman Pengguna. Kita bisa menentukan tipe mana yang paling cocok dan paling mungkin untuk kita aplikasikan pada bisnis kita. Ada perbedaan  besar  antara Core dan  Posisi Kompetitif. Pada intinya,  Posisi kompetitif adalah sebuah posisi yang berhasil didapatkan dari penentuan Core. Setelah menentukan Core, maka sebuah bisnis dapat menentukan benefits seperti apa yang akan diberikan pada pelanggan. Benefits itu yang kemudian diterjemahkan menjadi value (nilai tambah) yang akan berpengaruh pada Posisi Kompetitif dari bisnis tersebut. 


Contoh Prosedur Pendaftaran Pasien BPJS

 1. Verifikasi data pasien (nama pasien, tanggal, bulan dan tahun lahir pasien serta alamat pasien yang terdapat pada sistem kepada pasien dan atau keluarga).

2. Pinjam identitas pasien dan keluarga/ penanggung jawab pasien untuk difotokopi sebagai dokumentasi arsip Rumah Sakit.

3. Cek keaktifan kartu peserta dengan membuat Surat Eligibilitas Peserta. Jika kartu pasien masih dalam masa tunggu 45 hari karena denda, pasien akan dibuatkan surat pengantar laporan pasien masuk yang dimana tertulis.

a. Nama pasien,

b. Diagnosa pasien

c. tgl masuk,

d. nama dokter yang merawat.

4. Informasikan bahwa surat tersebut dibawa ke pihak kantor BPJS agar pasien dapat melakukan administrasi pembayaran denda dan jika tidak mengurus dalam waktu 3x24 maka akan dianggap sebagai pasien umum/ pribadi.

5. Copy Surat Pengantar Rawat pasien, 2 rangkap. Fotocopy ktp dan kartu BPJS

6. Periksa ketentuan terkait plafon jaminan yang didapatkan oleh pasien pada kartu BPJS.

7. Jelaskan kepada pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien terkait ketentuan harga kamar perawatan yang dijamin oleh pihak asuransi berdasarkan informasi yang di dapat baik yang terdapat dari kartu asuransi yang bersangkutan.

8. Tanyakan kepada pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien terkait kamar perawatan yang akan dipilih pasien (sesuai dengan ketentuan/ plafon yang dijamin atau memilih kamar perawatan yang tersedia).

9. Periksa ketersediaan kamar perawatan  (kelas yang dipilih pasien dan atau keluarga / penanggung jawab pasien) melalui.

 “Selamat pagi/ siang/ malam saya … (sebutkan nama), dari pendaftaran rawat inap, saya mau konfirmasi terkait kamar perawatan …. (nomor kamar) untuk pasien asal masuk dari … (sebutkan asal masuk pasien) atas nama .... (nama pasien), diagnosa … (sebutkan diagnosa pasien), Dokter penanggung jawab pasien … (sebutkan nama DPJP pasien), terima kasih”

10. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga / penanggung jawab pasien terkait ketersediaan kelas/ ruangan.

11. Masukkan data kamar perawatan yang menjadi pilihan pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien, 

12. Berikan Formulir Persetujuan Umum (General Consent) Rumah Sakit, Formulir Surat Persetujuan Penanggung Jawab biaya pasien serta Fomulir Penanggung Jawab Informasi Medis dan Pelepasan Informasi Medis kepada pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien

13. Jelaskan kepada pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien terkait informasi-informasi penting yang terdapat dalam Formulir Persetujuan Umum (General Consent) Rumah Sakit dan Formulir Surat Persetujuan Penanggung Jawab Pasien.

14. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga untuk menuliskan pihak yang berhak menerima informasi kondisi medis pasien dan pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien pada Fomulir Penanggung Jawab Informasi Medis dan Pelepasan Informasi Medis, dengan ketentuan:

a. Poin nomor 1 (satu) tentang informasi kondisi medis pasien dan pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

b. Poin nomor 2 (dua) tentang pelepasan informasi medis ke pihak ketiga bila menggunakan sistem pembayaran asuransi atau jaminan perusahaan

15. Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien untuk membaca dan memahami ketentuan yang terdapat dalam Formulir Persetujuan Umum (General Consent Rumah Sakit dan Formulir Surat Persetujuan Penanggung Jawab Pasien).

16. Verifikasi kepada pasien dan atau keluarga/ penanggung jawab pasien terkait pemahaman pasien terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Formulir Persetujuan Umum (General Consent) Rumah Sakit dan Formulir Surat Persetujuan Penanggung Jawab Pasien

17. Minta pasien atau keluarga/ penanggung jawab pasien untuk menandatangani Persetujuan Umum (General Consent) Rumah Sakit dan Formulir Surat Persetujuan Penanggung Jawab Pasien sebagai bukti persetujuan atas ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit.

18. Periksa kembali kelengkapan data pasien, meliputi :

a. Formulir Persetujuan Umum (General Consent)

b. Surat Persetujuan Penanggung Jawab Biaya Pasien

c. Fotokopi identitas pasien dan keluarga/ penanggung jawab pasien dan Fotokopi kartu asuransi jika pasien menggunakan asuransi

d. Formulir Data Pasien Baru (untuk pasien baru)

e. Fotocopy KTP dan Kartu BPJS

f. Surat Eligibilitas Peserta (pasien dengan sistem jaminan BPJS/ Vclaim)


19. Jelaskan kepada pasien atau keluarga, bila pasien masih dirawat lebih dari 3 (tiga) hari maka, pasien/keluarga dapat memperpanjang ke bagian pendaftaran rawat inap.

20. Telp keruang perawatan apakah pasien sudah dapat diantar atau bisa dijemput.

21. Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien (sesuai dengan kondisi pasien).

Minggu, 20 Desember 2020

Rencana tanggal 20 Desember 2020

 Ada beberapa rencana tanggal 21 Desember 2020 :

07.20 - 09.00   Mengajar GLSC 

09.20 - 11.00   Kelas Besar ME21 Entr6003 En 01

                         Masing-masing mahasiswa harus menyampaikan :

                         1) Daftar pertanyaan wawancara dengan Industri sejenis

                         2) Daftar pertanyaan wawancara dengan industri / pemasok pendukung

                         3) Daftar pertanyaan wawancara dengan industri pelanggan yang potensial

                         4) Hasil wawancara dengan bisnis industri serupa (min 5)

                         5) Hasil wawancara dengan calon konsumen / Nasabah (min 10)

                         6) Identifikasi masalah yang dihadapi dalam ide bisnis

                         7) Industri Rantai Nilai (proses bisnis ujung ke ujung)

                         8) Identifikasi CSF / Faktor Keberhasilan

                         9) Identifikasi faktor penghambat


13.20 - 15.00  VC entr6003 En01 (Penjurian untuk festival ide)


Minggu, 13 Desember 2020

Contoh Prosedur Penagihan Rumah Sakit ke Badan Penjaminan Sosial (BPJS)


 

1. Bagian Kasir Casemix BPJS menyerahkan dokumen billing ke bagian AR (Finance Departemen) beserta dengan dokumen pendukungnya.

2. Kelengkapan dokumen pendukung penagihan yang harus dilampirkan antara lain :

        a. Resume Medis

        b. Lampiran Apotek

        c. Laboratorium

       d. Kuitansi

       e. Rekap Tagihan

      f.  Invoice

     g. Surat Eligibilitas Peserta 

3. Bagian AR melakukan verifikasi nilai billing dan dokumen pendukungnya sebelum mengirimkan tagihan tersebut ke BPJS.

4. Bagian AR akan mencatat semua penagihan yang dilakukan dalam komputer sebagai control atas terbentuknya Piutang.

5. Bagian AR melakukan monitoring atas pelunasan Piutang, dan membuat laporan bulanan mengenai Outstanding AR

6. Apabila Piutang belum dilunasi dan sudah melewati 14 hari kerja setelah berkas tagihan diterima oleh BPJS, maka bagian AR akan melakukan follow up penagihan ke kantor BPJS.

7. Bagian AR membantu melakukan rekonsiliasi Piutang dengan BPJS apabila diperlukan.

8. Jika BPJS  sudah melakukan pelunasan, maka harus segera dilakukan pengupdatetan di sistem untuk menghapus piutang, selambat-lambatnya 1 hari kerja setelah pelunasan masuk ke rekening perusahaaan dan teridentivikasi.

9.   Apabila terdapat pembayaran yang belum teridentifikasi (tidak mencantumkan no Invoice) maka bagian AR akan melakukan konfirmasi  dengan pihak terkait (BPJS)

Penilaian mahasiswa kelas LE23 Enterpreneur Ideation

 

1. Indokurir- (aplikasi pengiriman)--> Samuel, Glen, Cindy, Febriani, Tiofanny ---> Kebaruan (85),  Value (90) , Kegilaan (85) , bisa diesksekusi (90).  Saran : Untuk tracking by drone untuk komunikasi dari Apps ke drone untuk pemanfaatan IT, perlu dipikirkan bisa jaraknya lebih jauh dan berapa berat barang yang bisa dikirim, perlu dipikirkan bila kondisi cuaca yang tidak memungkinkan

2.Self Beauty Treatment (Aplikasi penyedia stock alat kecantikan yang bekerjasama dengan dokter dermatologis)---> Jeniifer Andriani, Jennifer Carlise, Kezia, Shirley -->  Kebaruan (85),  Value (90), Kegilaan (85), bisa diesksekusi (90).  

3. Stanley, Amando, Tasya, Jeselin, Aldo ---> kotak bekal yang dimasukan unsur teknologi ->  Kebaruan (90),  Value (90), Kegilaan (85), bisa diesksekusi (90)

4. Xuang Gian, Adelia, Novia. Aditya, Bus Port (Platform Warehouse sekaligus pekerja dan kurir untuk UMKM) >  Kebaruan (85) ,  Value (85), Kegilaan (85) , bisa diesksekusi (90)

5. Hans, Kevin, Ricky, Vikk0, William ---> Vulcan (notifikasi aktivitas sehari-hari, personal assistance) >  Kebaruan (90),  Value (90), Kegilaan (86) , bisa dieksekusi (90)

6. Joicelin Amanda,  Achmad Bagas, Brenda, Dhimas---> Zeneco (Inovasi Packaging, untuk mengurani sampah plastik dan bisa didesign sendiri)  >  Kebaruan (90),  Value (90) , Kegilaan (83), bisa dieksekusi (88)





Penjurian Ide dan Protype Bisnis Mahasiswa

 

Hari ini penjurian mahasiswa terkait presentasi pitch deck, dengan melihat dari sisi kebaruan (Novelitas), Nobelitas (Value), kegilaan (bsinis diluar kebiasaan) dan bisa di eksekusi (dijalankan) di kelas LA44 Prototyping

1.       Lo Maickel, Cleven Lee, Rifqi menyampaikan tentang jam fungsional yang bisa dipergunakan untuk berbagai kebutuhan, dari sisi kebaruan 90,  Value 90, kegilaan 90

 Saran : Jangkauan pasarnya bisa ke kementrian pertahanan, satpol PP, Boyscout, dipastikan jamnya aman bila melalui detektor adanya benda tajam. 

2. Nikita, Athaya, nadia darius, Archiplano yaitu terkait aplikasi mendesign panel arsitektur,  Kebaruan 86,  Value 85, kegilaan 85 dan bisa di eksekusi 88

3. Kinanti, Tracya, Citra Ganda, MWN, aplkasi penyedia pekerjaan, Kebaruan 85,  Value 90, kegilaan 86 dan bisa di eksekusi 90



2.        

Contoh Prosedur Petty Cash di Rumah Sakit

 


1. PIC Petty Cash memeriksa bukti transaksi dan saldo petty cash setiap hari.

2. Apabila saldo sudah mendekati plafon, atau secara mingguan, PIC Petty Cash mengajukan pengisian kembali petty cash. 

3. PIC Petty Cash membuat pengajuan pengisian kembali petty cash, disertai dengan dokumen pendukungnya. 

4. Atasan PIC Petty Cash (Minimal level Manager) menerima dan melakukan verifikasi bukti transaksi dan Laporan Petty Cash.

5. Atasan PIC Petty Cash menandatangani pengajuan pengisisan kembali petty cash apabila sudah sesuai.

6. Bagian Keuangan menerima pengajuan pengisian kembali petty cash dan melakukan verifikasi bukti transaksi dan Laporan Petty Cash.

7. Bagian Keuangan memproses dan menandatangani pengajuan pengisian kembali petty cash apabila sudah sesuai dengan data pendukung, kemudian menyerahkan dokumen ke bagian akuntansi untuk dibuatkan Jurnal.

8. Bagian Akuntansi menerima pengajuan pengisian kembali petty cash dan melakukan verifikasi bukti transaksi dan Laporan Petty Cash dan melakukan penginputan jurnal transaksi di sistem. Proses penginputan jurnal dilakukan sesudah proses pengisian kembali (reimbursement) selesai.

9. Bagian Keuangan meminta approval pengeluaran dana sesuai dengan Matrix Autorisasi yang telah ditetapkan dan berlaku di Rumah Sakit

10.      Proses pengisian kembali Petty Cash 7 hari kerja semenjak dokumen pengajuan lengkap diterima oleh bagian Keuangan.

Sabtu, 12 Desember 2020

Melihat dari sisi Pelanggan untuk Membuat Value dalam Bisnis

 

A. Customer Behaviour 

Motivasi Kunci yang Dapat Mempengaruhi Pelanggan 

Berbicara tentang motivasi, tentu setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Meski demikian, saat berbicara tentang motivasi kunci dari pelanggan, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai benang merah. 

1.Keuntungan Personal

Saat berbicara tentang keuntungan personal, maka secara jelas tampak bahwa kita akan berbicara tentang keuntungan apa yang pasti didapat oleh seorang pelanggan ketika dia memutuskan untuk menggunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. 

Para pelanggan pada umumnya akan mengatakan: 

   Ada apa di produk ini yang baik untuk SAYA? 

   Apa yang bisa SAYA dapatkan dengan menggunakan produk ini? 

   Apa yang akan diberikan kepada SAYA atas sebagian besar uang saya yang telah 

saya bayarkan untuk membelinya? 

2.Kesenangan

Orang akan selalu berbicara kesenangan. Lebih jauh lagi, orang akan selalu berusaha mencari kesenangan dan kenyamanan. Orang akan berusaha mendapatkan kebahagiaan, bahkan meski hanya untuk sesaat, mengingat dalam kehidupan sehari-hari, orang cenderung mengalami stress. 

Tipe-tipe pelanggan seperti ini umumnya akan menanyakan: 

  Setelah saya merasakan (kenyamanan) ini, perlukah (haruskah) saya kembali bekerja? 

  Betapa beruntungnya saya...! 

  Apakah mungkin kita bisa merasa (bahagia) seperti ini selamanya? 

  Bagaimana saya bisa membuat momentum ini tidak akan pernah berakhir? 


3.  Pengaruh Sosial 

Manusia cenderung percaya pada pandangan dari teman-teman atau keluarga. Hal ini yang menyebabkan, riset pasar sebaiknya tidak menggunakan keluarga dan teman-teman dekat sebagai responden. 

Pada bagian ini, orang akan berkata: 

   Produk apa yang dipakai oleh kebanyakan teman-teman saya? 

   Apa yang sahabat saya bakal pikirkan tentang (produk) ini? 

   Bagaimana saya tahu saya bisa mempercayai produk ini? 

4. “ANDA”

Kata “ANDA” adalah sebuah kata yang memiliki kekuatan sangat besar dalam bisnis. Kata ini akan membuat sebuah merek membangun koneksi dengan cecpat dengan penggunanya. Pertanyaaan yang umum ditanyakan adalah: 

   Apakah perusahaan ini benar-benar peduli pada “saya”? 

   Apakah perusahaan ini memahami “saya”? 

   Apakah benar produk ini didesain untuk “saya”? 

5.  Kebiasaan 

Manusia dipandu oleh pengalaman mereka. Ingatan akan menjadi pemandu, saat seseorang menemukan sesuatu yang baru. 

Komentar/pertanyaan mereka adalah: 

  Apakah produk ini adalah sesuatu yang pernah saya inginkan dulu? 

  Apakah (produk) ini adalah sesuatu yang telah saya pikirkan untuk saya beli beberapa waktu ini? 

  Pernahkah saya melihat ini (disuatu tempat lain) sebelumnya? 


6.  Kepercayaan dan Keamanan 

Berbicara tentang kepercayaan, maka kita akan berbicara tentang Online Shop sebagai salah satu contoh yang sangat tepat. Banyak Online shop harus berjuang sangat keras selama beberapa waktu untuk bisa membuat calon pelanggan mereka percaya pada online shop tersebut. Saat pelanggan sudah percaya, maka bisnis akan berjalan dengan baik. Umumnya, pertanyaanya adalah: 

  Bagaimana saya tahu (yakin) bahwa website ini tidak akan menipu saya? 

  Berapa lama perusahaan ini sudah berjalan? 

  Apakah data pribadi saya aman di web ini? 

  Apakah saya merasa nyaman dengan kondisi bahwa saya harus memasukkan nomor kartu kredit ke data website ini? 


B. Segmentasi Konsumen 

Salah satu langkah terpenting dalam rangka mengetahui kemauan (calon) pelanggan potensial adalah dengan membuat segmentasi pelanggan (customer segmentation). Ada beberapa langkah yang harus ditempuh saat seorang pebisnis akan melakukan segmentasi pelanggan bisnisnya. 


Step 1: Brainstorming 

Brainstorming atau bisa kita sebut dengan diskusi, dengan mengetengahkan berbagai ide yang mungkin muncul, tanpa perlu membuat batasan-batasan khusus terlebih dahulu. Biarkan ide-ide tentang market opportunities datang, meski ide yang ada mungkin terdengar begitu radikal dan “aneh”. Dengan cara ini, akan ada pencegahan dari kesempitan pola pikir. Tanpa adanya brainstorming yang tiada batas, seorang pebisnis dan tim-nya terkadang merasa telah memiliki pasar dan pelanggan yang begitu spesifik, serta bagaimana cara menghadapi mereka, dengan cara yang sudah terbayang di kepala, sementara, pada dasarnya, sang pebisnis (dan tim-nya) tidak mengetahui apapun tentang pasar. 


Step 2: Narrow Things Down - Persempit Pokok Bahasan 

Setelah membebaskan diri dengan pola pikir yang begitu luas dan bebas, maka pada tahap berikutnya adalah mempersempit ide-ide yang timbul dari proses brainstorming menjadi beberapa ide saja.   Kriteria apa saja yang digunakan untuk mempersempit berbagai ide tersebut? 

Agar kita bisa obyektif dalam memilih ide yang ada, maka tanyakan pertanyaan pertanyaan berikut dan kaji jawabannya sendiri. 

  Apakah target pelanggan kita adalah orang kaya? 

  Apakah target pelanggan kita siap untuk diakses oleh team kita? 

  Apakah mereka memiliki alasan untuk membeli (produk atau service kita)? 

  Dapatkan kita menyiapkan sebuah produk yang siap (dijual dan digunakan oleh user) hari ini? 

  Apakah ada kompetitor kuat yang menghalangi langkah kita? 

  Andai  kita  bisa  memenangkan  segmen  ini,  dapatkan  kita  menggunakan kemenangan ini untuk memasuki segmen lain? 

  Apakah pasar (yang dituju) konsisten dengan nilai-nilai, passion, dan tujuan (dari pemilik bisnis)? 


Step 3: Do Primary Market Research - Lakukan Riset Pasar Primer 

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh pemilik bisnis (dan tim-nya) adalah berbicara - ngobrol, dengan calon pelanggan mereka. Pembicaraan secara langsung akan memberikan efek yang lebih nyata untuk bisnis yang akan dibangun atau bisnis yang akan dikembangkan. 


CATATAN tentang MELAKUKAN RISET PASAR PRIMER 

Andai Anda bisa menemukan sebuah, atau bahkan beberapa laporan riset pasar pada sebuah pasar, dengan semua informasi yang Anda butuhkan, maka boleh jadi Anda sudah terlambat (untuk memulai bisnis Anda). Ketika sudah ada laporan lengkap tentang berbagai informasi yang bisa mendukung bisnis Anda, artinya telah ada seseorang, atau bahkan beberapa orang yang sudah melakukan riset pasar lebih dahulu. 

Untuk apa mereka melakukan riset pasar? 

Tentu ada tujuan khusus, yang mungkin saja tujuan khususnya adalah tujuan yang sama dengan yang akan Anda lakukan, membuat atau mengembangkan bisnis. Hal ini berarti, bisnis yang sedang direncanakan sudah dilakukan oleh orang lain terlebih dahulu di tempat yang Anda tuju, sementara Anda bahkan baru akan melakukan  riset  pasar.  Maka,  kesimpulan  dari  kondisi  ini  adalah  Anda TERLAMBAT. 


C. Tahu Apa yang DIPIKIRKAN dan DIINGINKAN Konsumen 

  Sebuah perbahasa Inggris menyatakan: “stand in other’s people shoes”. Lebih kurang, artinya adalah, untuk mengerti seseorang, kita harus memposisikan diri seperti orang tersebut. Dalam konteks bisnis, untuk bisa mengerti konsumen kita, maka kita harus bisa memposisikan diri untuk berdiri sebagai mereka. 

  Memahami kebutuhan konsumen secara detail, berdasarkan pengalaman mereka. 

  Memiliki team khusus untuk menangani konsumen dengan kemampuan yang beragam, hingga mereka bisa menangani berbagai macam tipe konsumen yang ada. 

  Mau belajar bersama dengan konsumen. Konsumen akan memberikan berbagai masukan dari sudut pandang mereka. 

  Fokuskan diri pada apa yang akan diinginkan oleh konsumen di masa depan. Coba memiliki visi yang berbeda tentang masa depan untuk kemudian explore kemungkinan yang ada. 


D. Hubungan dengan Konsumen 

Berbicara tentang Customer Relations, maka kita perlu mengetahui apa makna frase ini. Customer Relations adalah sebuah cara dari sebuah bisnis untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan publik untuk mendapatkan perhatian, menarik mereka (sebagai pelanggan) serta hal terpenting adalah, mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Hal ini adalah hal terpenting untuk bisa memahami motivasi dari pelanggan untuk membeli atau menggunakan produk/service kita. Customer relation bisa juga dianggap sebagai  metode  assessment  untuk  mengetahui  motivasi  pelanggan.  Tanpa  sebuah assessment, akan sangat sulit bagi sebuah perusahaan untuk bisa mengetahui seberapa visible bisnis mereka dimata pelanggan mereka. Sebuah peruahaan tidak akan mampu bertahan dan berkembang tanpa memiliki kemampuan untuk mengetahui bagaimana hubungan mereka dengan pelanggan mereka saat ini. 

Bagaimana Melakukan “CUSTOMER RELATIONS” Ada beberapa prinsip utama dari Customer Relations: 

  Komunikasi 

  Penghargaan 

  Perbaikan Customer Service 

  Mulai dengan Sesuai Yang Kecil 

 

E. Menilai Value Proposition Bisnis Kita 

Untuk bisa mengetahui bahwa Value Proposition yang kita tetapkan sudah bagus atau belum, kita perlu melakukan sebuah prosedur penilaian. Dengan melakukan assessment, kita akan bisa melihat seperti apa sebenarnya Value Proposition yang sudah kita tetapkan untuk bisnis kita tersebut. Benarkah Value Proposition tersebut sudah bisa dimasukkan kategori hebat, ataukah ternyata, Value Proposition yang kita siapkan bagi bisnis kita justru hanya biasa-biasa saja? 


Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, ada langkah-langkah yang harus ditempuh. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang pemilik bisnis berkenaan dengan Value Proposition yang dia tetapkan untuk bisnisnya sendiri. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 

1.  Pelanggan Anda saat ini (jika bisnis atau usaha sudah berjalan), dan juga pelanggan potensial Anda di masa depan mengerti dan memahami tentang bisnis Anda dengan jelas? 

2.  Kompetitor-kompetitor Anda tidak terlalu merasa terancam dengan keberadaan Anda sebagai entitas bisnis baru, atau sebagai pemain lama yang sedang bebenah. 

3.  Pelanggan  memahami  bahwa  keuntungan  finansial  bisa  didapatkan  dari 

produk/service yang Anda tawarkan. 

4.  Produk/servis yang Anda tawarkan bisa memberikan solusi yang sangat spesifik. 

5.  Anda telah mendesain beberapa feature yang menarik untuk bisa ditawarkan. 

6.  Semua orang di tim Anda memahami benar bahwa produk/servis yang Anda 

tawarkan ini adalah sesuatu yang benar-benar baru atau langka di pasaran. 

7.  Tidak ada pihak lain yang memiliki produk yag sama dengan produk Anda. 

8.  Produk  yang itu  masih  merupakan  solusi  jangka  panjang  bagi  seorang  yang menggunakannya. 

9.  Marketing Tools yang dijelaskan sudah dilaksanakan dengan jelas dan akurat. 

10. Pelanggan potensial menyadari sepenuhnya tentang keuntungnan finansial saat mereka

memutuskan untuk menggunakan produk kita. 

11. Pelanggan  potensial  memahami  dan  mengerti  adanya  perbedaan  dengan barang/servis sejenis yang sudah ada di pameran. 

12. Kompetitor mudah diidentifikasikan 

13. Anda telah mendekati beberapa pelanggan, meski demikian pada akhirnya mereka 

tetap memiih menggunakan produk/servis lain. 

14. Pelanggan potensial anda begitu senang dengan kemungkinan menggunakan produk sesaat setelah Anda selesai mendemokan. 


Untuk menilai Value Proposition bisnis Anda, jawab semua pertanyaan itu dengan memberikan pembobotan 1 hingga 5. Semakin tinggi nilainya, semakin tinggi kualitas Value Proposition yang sudah Anda tetapkan untuk bisnis tersebut. 


F.  Membandingkan Posisi Kompetitif Bisnis Anda 

Pada dasarnya, setiap bisnis tentu memiliki kompetitor. Tidak ada satu bisnispun yang tidak memiliki kompetitor. Saat kita berbicara tentang kompetitor, tentu kita tidak hanya berbicara tentang bisnis yang sejenis, akan tetapi kita juga harus mempertimbangkan bisnis yang tidak sejenis tetapi bersifat substitutif untuk produk/jasa yang kita tawarkan. Salah satu hal penting berhubungan dengan kompetitor adalah bagaimana kita bisa mengenali posisi kita saat di pasar. Dengan mengetahui posisi kita di pasar, kita bisa menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk memastikan bisnis kita bisa berjalan dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan. 


Apa alasah kita harus membuat grafit Posisi kompetitive dari bisnis kita? Setidaknya ada  tiga  keuntungan  yang  didapatkan  orang  dari  membuat  grafik  tentang  posisi kompetitive mereka. 

  Keuntungan pertama: 

Pembuatan grafik akan membuat pemilik bisnis dengan mudah bisa menganalisa seperti apa posisi bisnis yang dimilikinya dengan posisi kompetitor. Pemilik bisnis akan bisa melihat bagaimana posisi bisnis di market dibandingkan dengan posisi kompetitive dari para pesaing yang ada dipasar. 

  Keuntungan kedua: 

Pembuatan grafik akan memberikan informasi cukup jelas bagi pemilik bisnis atau pengelola bisnis tersebut. Salah satu informasi terpenting yang bisa didapat dari pembuatan grafik adalah dengan mudah kita bisa menandai area mana saja yang merupakan kelemahan, dst. 

  Keuntungan ketiga: 

Pembuatan grafik posisi kompetitive akan memberikan informasi dan memperlihatkan tentang produk/servis yang diperlukan oleh pasar serta siapa organisasi/perusahaan yang ada yang telah menjadi provider mereka. 


Langkah-Langkah Pembuatan Grafik Posisi Kompetitive: 

1.  Mengidentifikasi dua prioritas utama dari segment pasar yang ada. 

2.  Buatlah asumsi tentang kedua prioritas itu. Asumsi yang dibangun adalah bahwa dua prioritas tersebut sangat penting bagi Anda, serta menjadi perhatian utama. 

3.  Buat sebuah grafik dengan langkah-langkah berikut: 

a.  Bagi dua sumbu X dan Y menjadi dua bidang sama lebar. 

b.  Pada sumbu X, tuliskan prioritas nomer 1 dari customer. 

c.  Tulis “pernyataan buruk” pada bagian x yang letaknya lebih dekat dengan sumbu x. Misalnya, jika prioritasnya adalah “reliability”, Anda bisa menuliskan “Low”. 

d. Di bagian lain, masih pada sumbu X, tuliskan “good state” seperti “high” untuk reliability. 

e.  Pada bagian sumbu Y, letakkan prioritas kedua dari para pelanggan. 

Tuliskan “bad state” dibagian yang lebih dekat dengan sumbu Y. Tuliskan “good state” di

bagian yang lain. 


Plot  bisnis  Anda  dalam  grafik,  bersama-sama  dengan  kompetitor,  termasuk kompetor yang bersifat “status quo”. 


G. Emphaty Map 

Peta empati empathy map adalah sebuah alat yang dapat membantu kita untuk menganalisa   bagaimana  kita  bisa  mengetahui  apa  yang  dirasakan,  apa  yang dipikirkan, dan apa yang dilakukan pelanggan kita. 

Bagaimana Cara Menggunakan Customer Empathy Map ? 

Ambil kertas dan buatlah gambar seperti di atas dan isi pertanyaan sebagai berikut 

Misalnya, Anda sebagai pemilik online store kosmetik impor, Anda seorang perempuan berusia 20-30 tahun dan memilih target pasar Anda adalah wanita berusia 20-30 tahun dengan status ekonomi kalangan menengah ke atas. Maka, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisa target pasar dengan beberapa tools yang ada dalam empathy map seperti beberapa poin dibawah ini: 


Apakah atau kesulitan yang dihadapi oleh target market Anda ? 

Apakah atau cita-cita mereka ? 

Apa saja yang mereka lihat ? 

Apa yang mereka pikir dan rasakan ? 

Apa yang mereka dengar dari lingkungan sekitar? Apa yang mereka katakan dan lakukan ? 

Pertanyaan yang ada dalam empathy map memang sekilas terlihat sederhana, namun ketika Anda mencoba memahami kebutuhan pelanggan secara cermat dan detail maka bisnis yang Anda jalankan akan berjalan sesuai dengan target pasar yang digunakan. Banyak diantara pengusaha yang terpaksa gulung tikar ditengah jalan karena barang atau jasa yang ditawarkan tidak lagi dibutuhkan oleh pasar, sehingga sangat penting bagi Anda yang menjalankan bisnis untuk selalu update terhadap kebutuhan pelanggan. Mari gunakan empathy map sebagai alat bantu pemetaan bisnis peluang 


KESIMPULAN 

Untuk bisa mengerti pasar kita, kita harus mengetahui, motivasi apa yang mendasari mereka menggunakan atau memilih sebuah produk. Mengerti saja tidak cukup, akan tetapi sebagai pemilik bisnis, kita harus mampu memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah khusus bagi bisnis kita. Sebuah produk yang hebat tentu memiliki Value Proposition yang hebat pula. Untuk bisa membuat sebuah produk/servis dengan Value Proposition yang hebat, kita perlu mengerti karakterisktik Value Proposition yang hebat tersebut. 

Hal penting berhubungan dengan kompetitor adalah bagaimana kita bisa mengenali posisi kita saat di pasar. Dengan mengetahui posisi kita di pasar, kita bisa menentukan strategi  apa  yang  harus  dilakukan  untuk  memastikan  bisnis  kita  bisa  berjalan  dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Emphaty  Map  adalah  sebuah  tool  untuk  mengenal  target  audience  guna meneylaraskan strategi bisnis dan value proposition dengan keinginan, kebtuhan tujuan, dan perasaan pelanggan. Scara umum, Emphaty map membuat stakeholders berpikir tentang uses dan buak prosuk yang akan dibuat. 























Memacu Kreativitas dengan teknik Scampers

 

A. The Scampers 

SCAMPER adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memicu kreativitas dan membantu para guru dalam mengatasi setiap tantangan yang mungkin dihadapi dalam setiap melaksanakan pembelajaran siswa. SCAMPERdidasarkan pada pemikiran bahwa segala  sesuatu  yang  baru  merupakan  modifikasi  dari  sesuatu  yang  sudah ada. SCAMPER merupakan akronim dari setiap huruf menggambarkan cara yang berbeda dari yang sudah ada untuk memicu dan menghasilkan ide-ide baru dalam pembelajaran, baik yang berhubungan dengan tempat, prosedur, alat, orang, ide, atau bahkan suasana psikologis: 

S = Subtitute (Mengganti) 

C = Combine (Menkombinasikan) 

A = Adapt (Mengdaptasi) 

M = Magnify (Memperbesar) 

P = Put to Other Uses (Meletakkan ke Fungsi Lain) 

E = Eliminate (Menghilangkan atau Mengecilkan) R = Rearrange/Reverse (Mengatur ulang) 


Subtitute adalah  berusaha  memikirkan  dan  melakukan  penggantian  bagian  dari masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran, dengan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. 

Combine adalah berusaha memikirkan dan melakukan penggabungan dua atau lebih bagian   tertentu   dari   masalah   yang   berkaitan   dengan proses maupun hasil pembelajaran untuk menciptakan proses atau hasil yang berbeda. 

Adapt adalah berusaha memikirkan dan melakukan adaptasi ide yang sudah ada untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran Anda, 

Magnify adalah  berusaha  memikirkan  dan  melakukan  untuk  pembesaran  atau perluasan ide Anda yang dapat memberikan nilai tambah atau memberikan wawasan baru tentang komponen-komponen pembelajaranapa yang paling penting. 

Put to Other Uses menempatkan ide Anda saat ini ke dalam bentuk lain sehingga dapat memecahkan masalah proses maupun hasil pembelajaran yang Anda hadapi. 

Eliminate adalah berusaha memikirkan dan melakukan penyederhanaan, pengurangan atau penghilangan komponen-komponen tertentu sehingga Anda dapat lebih fokus pada bagian atau fungsi yang paling penting. 

Rearrange/Reverse berusaha memikirkan dan melakukan upaya penyusunan atau penataan ulang yang berbeda dari komponen atau prosesur yang sudah ada sehingga dapat memberikan nilai tambah dibandingkan dengan sebelumnya. 

Untuk menggunakan teknik SCAMPER, terlebih dahulu perlu dirumuskan secara jelas  masalah  pokok  pembelajaran  yang  ingin  dipecahkan,  ditingkatkan  atau dikembangkan, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasil. Bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, misalnya: 

“Bagaimana   saya   dapat   meningkatkan aktivitas   siswa  dalam   proses

pembelajaran yangsaya lakukan?”

“Bagaimana  saya  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa dalam  proses

pembelajaran yang saya lakukan?”

“Bagaimana saya dapat mengembangkan    proses pembelajaran

yang menyenangkan?” 

Selanjutnya, dengan mengacu pada resep SCAMPER, rumuskan beberapa pertanyaan spesifik yang berkaitan dengan apa yang ingin Anda kembangkan dalam proses pembelajaran, sesuai dengan tantangan dan permasalahan yang Anda hadapi. 

Pertanyaan-pertanyaan   ini   akan   mendorong   Anda   untuk berpikir   secara berbeda tentang masalah proses pembelajaran yang Anda lakukan, dan pada akhirnya Anda dapat menemukan solusi inovatif. 


B. Bagaimana Menggunakan Alat Scampers 

Berikut ini disediakan contoh format tentang beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan metode pembelajaran yang Anda lakukan: 


S = “Apa yang bisa saya ganti dalam metode pembelajaran yang saya ……………….

lakukan?” ……………….


……………….

C = “Bagaimana saya bisa menggabungkan metode pembelajaran ……………….

yang saya lakukan dengan metode pembelajaran lain?” ……………….


……………….

A = “Apa yang bisa saya adaptasi dari metode pembelajaran yang ……………….

telah dikembangkan oleh orang lain?” ……………….


……………….

M =  “Apa  yang  bisa  saya  perbesar  atau perluas dari  metode ……………….

pembelajaran yang saya lakukan?“ ……………….


……………….

P = “Bagaimana saya dapat menempatkan metode pembelajaran yang ……………….

saya lakukan agar dapat menghasilkan manfaat lain?” ……………….


……………….

E = “Apa yang bisa saya hilangkan atau sederhanakan dari metode ……………….

pembelajaran yang saya lakukan?“ ……………….


……………….

R = “Bagaimana saya dapat mengubah dan menyusun ulang metode ……………….

pembelajaran yang saya lakukan?“ ……………….



C. Proses Design Thinking 

Design thinking adalah proses membuat ide-ide baru dan inovatif yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah. Design thingking tidak terbatas pada industri atau bidang keahlian tertentu: 

Mindset  design  thinking,  memiliki tiga sikap dasar  yaitu  experiment, test  dan collaborate. 


1.  Experimentation 

Kita dapat menerapkan mental eksperimen di dalam berbagai situasi, mulai dari membangun strategi baru untuk meluncurkan sesuatu product dan layanan baru. Ini adalah sikap yang perlu dibangun seluruh tim di dalam design studio. Namun eksperimen akan lebih maksimal ketika kita dengan hati-hati memonitor hasilnya, sehingga kita dapa terus bergerak untuk menemukan solusi 

2.  Testing dan Iterasi 

Tanpa diragukan lagi, mindset testing dan iterasi terletak pada inti design thinking. Karena sebagai prosfesional digital, kita memiliki sumber data yang begitu banyak. Sehingga kita harus melalukan testing dan iterasi apapun yang telah dilakukan. 

3.  Collaboration 

Salah satu tantangan terbesar di dalam design digital adalah kenyatan bahwa pasti akan menyentuh setiap bagian (element) di dalam sebuah organisasi (design studio). 


Ini sangat kompleks, membutuhkan banyak spesialis yang harus bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik. Akibatnya, kita memerlukan untuk mengadopsi pola pikir kolaboratif. 


4 Langkah Design Thinking : 

1.  Lakukan research 

Banyak deisgn studio telah melakukan market research, namun dengan kekurangan. Terkadang fokusnya untuk melihat apakah gagasan yang dihasilkan secara internal memiliki validitas. Namun hal ini tidak terlihat secara eksternal bagi user (target), sebagai sumber  inspirasi  sebuah  product,  layanan  atau  ide  baru.  Sehingga  seringkali  kita menghasilkan sebuah product yang tidak dibutuhkan atau diinginkan oleh siapa siapa pun. 

Perancangan hampir selalu dimulai dengan beberapa penelitian atau fase penemuan. Dengan berusaha memahami kebutuhan dan tantangan pelanggan secara lebih baik, mindset design thinking dapat mengidentifikasi peluang yang ada. Dengan menggunakan sebuah tools , kita dapat lebih memahami apa yang sedang dihadapi user (target) dan ini memungkinkan kita untuk mencari solusi yang baik 


2. Explore solusi yang ada lain (possible)

Dengan  pemahaman  yang  baik  tentang  user (target) dan  kebutuhan  mereka memungkinkan kita untuk mengeksplorasi pendekatan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Design sprint merupakan salah satu tools brainstorming yang mampu memecahkan sebuah masalah di dalam dunia bisnis. 

Idenya dengan mengeksplorasi sebanyak mungkin pilihan yang ada, akhirnya solusi yang terbaik pun dipilih. 

3. Menyaring sejumlah opsi yang ada menuju kemungkinan solusi yang ada 

Biasanya ketika tahap eksplorasi berakhir dengan sejumlah opsi. Setelah itu dikembangkan menjadi  prototype  kerja.  Design  thinking  cenderung  memilih  prototype  daripada spesifikasi. Karena prototype lebih mudah dimengerti dan spesifikasi bukanlah sesuatu yang dapat di uji dengan user yang real. 

4. Lakukan test, test lagi dan iterasi 

Design thinking menyadari bahwa prototype perlu diulang berkali-kali sebelum hasilnya sesuai (benar).Testing dan iterasi perlu dilakukan, bahkan setelah sebuah product (layanan) dilaunch.  Agar  sebuah  product  dapat  terus  dipantau  dan  mencari  solusi  untuk memperbaikinya jika ada kekurangan. 


KESIMPULAN 

SCAMPER adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memicu kreativitas dan membantu para guru dalam mengatasi setiap tantangan yang mungkin dihadapi dalam setiap melaksanakan pembelajaran siswa. SCAMPER didasarkan pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang baru merupakan modifikasi dari sesuatu yang sudah ada. SCAMPER merupakan akronim dari setiap huruf menggambarkan cara yang berbeda dari yang sudah ada untuk memicu dan menghasilkan ide-ide baru dalam pembelajaran 

S (Substitute) = Mengganti 

C (Combine) = Mengombinasi 

A (Adapt) = Menyesuaikan 

M (Magnify/Modify) = Memodifikasi 

P (Puttotheruse) = Diubahkegunaannya 

E (Eliminate) = Menghapus 

R (Rearrange) = Menyusun kembali 


Dalam pengertian yang paling sederhana, design thinking adalah proses menciptakan ide-ide baru dan inovatif yang dapat memecahkan masalah. Hal ini tidak terbatas pada industri atau bidang keahlian tertentu. Design thinking sangat berguna dalam kaitannya dengan teknologi, sama halnya dengan servis dan produk. Kehadirannya dapat menciptakan produk dan layanan baru bagi pelanggan, hingga dapat meningkatkan produktivitas dalam operasi internal. 


Contoh Prosedur Pengurusan Surat Ijin Praktek (SIP) Dokter

 




1. Departemen Legal wajib memfasilitasi pengurusan SIP untuk setiap dokter yang akan praktik dan/ atau perpanjangan izin bagi dokter yang sudah praktik di fasilitas kesehatan Rumah Sakit.

2. Setiap Dokter akan dimintai dokumen pendukung

        a. Asli legalisir STR yang diterbitkan KKI

        b. Surat keterangan dari Rumah Sakit bahwa dokter terkait menjalankan praktik di Rumah Sakit  tersebut.

      c. Surat rekomendasi dari perhimpunan dokter yang berada di Subang untuk dokter spesialis  atau dokter gigi spesialis.

      d. Surat rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

      e. Pas Foto 3x4 sebanyak 5 (lima) lembar dan 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar.

3. Departemen Legal bersama Formulir pengajuan SIP dan Dokumen Pendukung mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten/ Kota Setempat

4. Departemen Legal wajib membuat daftar Dokter yang melakukan praktik pada fasilitas kesehatan Rumah Sakit dan menempatkan daftar Dokter tersebut pada tempat yang mudah dilihat.

5. Perpanjangan SIP dilakukan 5 tahun sekali selama STR dokter terkait masih berlaku di fasilitas kesehatan Rumah Sakit.

Mempresentasikan Pitch Deck

Pitch deck adalah sebuah presentasi singkat yang menjelaskan gambaran umum mengenai rencana bisnismu.  Dengan bantuan tersebut, kamu bisa menjelaskan seperti apa produkmu kepada calon investor dan membuat mereka tertarik memberikan pendanaan untuk bisnismu. Pitch deck biasanya dibuat menggunakan berbagai macam tools umum seperti Power Point, KeyNote,atau Prezi. Tak hanya untuk menjelaskan rencana bisnis, pitch deck juga bisa kamu gunakan saat bertemu dengan perusahaan lain untuk bekerja sama atau orang yang akan menjadi calon co-founder.




Jumat, 11 Desember 2020

Situasi yang terpuruk dekati Tuhan

Saat ini memang kondisi yang sangat sulit sekali...pandemi ini memaksa setiap orang harus berfikir dan usaha keras agar usahanya berjalan dan tentunya harus membayar biaya operasional rutin perusahaan...tapi di situasi sulit saat ini,,kita akan melihat ternyata keluarga atau orang-orang terdekat, teman-teman kita,  tidak selalu akan membantu kita atau tidak mau mendengar permasalahan kita ....mungkin mereka juga sudah banyak yang dipikirkan dan tentunya memiliki masalah juga.....dan terkadang ada segelintir menganggap kita manusia yang tidak beguna dan cenderung menghina.

Tapi disaat inilah hikmahnya ternyata Allah masih ada disisi kita...yang selalu setia mendengar keluh-kisah kita dan selalu mau mendengar doa doa kita dan mengabulkannya.  Allahlah yang tidak mengomentari tangisan juga.  Dan ketika keluh-kesah kita sampaikan, maka beban-beban hidup menjadi berkurang dan setidaknya kita tenang ada Allah yang bisa membantu memberikan jalan keluar buat kita.  

" Ya Allah,  jangan sampai cobaan ini menjauhi Mu, berikan selalu kecintaan kepada Mu dan saya serahkan segala hasil ikhtiar ku kepada Mu.Amiin....aminn ya robbal alamin.  "  


Selasa, 08 Desember 2020

Contoh Prosedur Penanganan Banjir di Rumah Sakit

 

1.Untuk menghadapi bencana banjir yang mungkin terjadi di Rumah Sakit, maka seluruh staf security harus menjalankan Sistem Manajemen Penanggulangan Bencana.

2.Untuk menghindari timbulnya korban jiwa dan kerugian yang besar pada saat banjir, maka apabila staf security mengetahui  adanya tanda – tanda banjir yang terpantau dari BMKG atau mendapat laporan dari instansi yang berwenang bahwa sedang terjadi banjir, setiap staf security harus melakukan kontak ke Danru melalui telepon atau HT untuk berkoordinasi dan kemudian Danru melapor ke Head of Security.

3.Dalam menjalankan Sistem Manajemen Penanggulangan Bencana, staf security dibagi dalam empat tim setiap shift – nya. Setiap Tim mempunyai fungsi dan tugasnya masing – masing. Tim yang harus dibentuk adalah :

   1)Tim Penanganan dan Penanggulangan Bencana

   2) Tim Evakuasi

   3) Tim Penyelamat Dokumen/ Barang Berharga

   4) Tim Keamanan

4.Tim Penanganan dan Penanggulangan Bencana bertugas untuk melakukan upaya antisipasi dan pencegahan supaya banjir tidak masuk dan meluas ke area Rumah Sakit.

5.Tim Evakuasi bertugas melakukan evakuasi terhadap pengunjung, tamu, serta setiap orang yang berada di dalam bagian yang terkena banjir menuju area yang lebih aman.

6.Tim Penyelamat Dokumen/ Barang Berharga bertugas melakukan penyelamatan terhadap dokumen  atau benda yang dianggap berharga milik Rumah Sakit.

7.Tim Keamanan bertugas mengamankan lokasi banjir dan area transit dari orang – orang yang tidak bertanggung jawab yang akan memasuki lokasi banjir dan area transit.

8.Pembagian Tim dilakukan pada saat awal tugas, yaitu ketika dilakukannya taklimat (briefing). 

9.Pembagian Tim dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dilapangan berdasarkan skala prioritas dan jumlah staf yang bertugas.

10.Tim akan dipimpin oleh Head of Security atau Danru. Sebutan untuk Head of Security atau Danru ketika bertugas sebagai pimpinan Tim adalah Komandan Pelaksana (KOLAK).

11.Untuk memudahkan komunikasi antara KOLAK dengan Tim – Tim yang ada, maka akan ditunjuk satu orang dari masing – masing anggota tim untuk menjadi pimpinan. Pimpinan Tim disebut Komandan Tim.

12.Pimpinan tertinggi yang bertugas untuk menentukan dan membuat keputusan serta sebagai penanggung jawab kebijakan pada saat terjadinya banjir, akan dipegang oleh Chief Executive Officer / Ketua K3 pada saat jam kerja atau Duty Manager diluar jam kerja. Pimpinan tertinggi tersebut disebut  Komandan Tertinggi (KOTI).

13. Pada saat terjadinya banjir akan ditentukan suatu tempat sebagai pusat komando. Pusat komando tersebut disebut POSKO. POSKO akan ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi dilapangan. 

Sabtu, 28 November 2020

Analisa Riset Pasar bagi Seorang Enterpreneur


 

Overview (Mitos pada Entrepreneurship) 

Entrepreneurship: merupakan sebuah proses inovasi dan penciptaan usaha baru melalui empat dimensi besar - individu, organisasi, lingkungan, dan proses - yang dibantu dengan kolaborasi jaringan di pemerintahan, pendidikan dan institusi.  Entrepreneur: merupakan suatu katalis perubahan ekonomi dengan menggunakan proses pencarian (dengan tujuan yang jelas), perencanaan yang penuh pertimbangan, serta pertimbangan yang jelas dalam menjalankan proses entrepreneurial. 

Mitos-mitos Entrepreneur 

Ada banyak mitos yang beredar mengenai entrepreneur. Setidaknya ada 10 mitos tentang Entrepreneur menurut Kuratko (2016). 

Mitos 1: Entrepreneur adalah “pelaksana‟ bukan pemikir. Pada dasarnya, mitos ini tidak tepat karena untuk menjadi entrepreneur diperlukan proses berpikir yang panjang. 

Mitos 2: Entrepreneur dilahirkan, bukan diciptakan. Dahulu orang berpikir bahwa menjadi entrepreneur adalah bagian dari takdir, dimana mereka dilahirkan untuk menjadi entrepreneur.  Saat  ini,  campur  tangan  dunia  pendidikan  membantu  banyak  orang (mahasiswa) untuk menjadi entrepreneur baik saat masih menjadi mahasiswa atau setelah mereka lulus. 

Mitos 3: Entrepreneur adalah SELALU penemu. Menjadi entrepreneur seolah identik dengan sebuah penemuan usaha baru. Entrepreneur identik dengan usaha baru, dan saat usaha yang dijalankan bukan sesuatu yang baru, maka seolah hal tersebut bukanlah sebuah proses entrepreneurship. 

Mitos 4: Entrepreneurs adalah mereka yang dianggap tidak bisa sukses secara akademis dan gagal membaur di kehidupan sosial mereka. Orang banyak menyebut Steve Jobs sebagai  contoh “kegagalan”  di  kuliah,  dan  kehidupan  sosialnya  yang  cenderung „berbeda. Pada umumnya, entrepreneur berasal dari semua kalangan, bukan hanya mereka yang gagal secara akademis dan memiliki kesulitan dalam kehidupan sosial mereka, tetapi juga diisi oleh mereka yang dalam kehidupan akademis mereka sukses, serta memiliki kehidupan sosial yang baik. 

Mitos 5: Entrepreneurs harus sesuai dengan „Profile‟ mereka seperti yang dijelaskan dan dituliskan di banyak buku tentang entrepreneur. Pada kenyataaanya, entrepreneur tidak harus sesuai dengan profile mereka, sehingga siapapun bisa menjadi entrepreneurs. 

Mitos 6: Segala kebutuhan Entrepreneurs adalah Uang. Tidak semua hal diukur dengan uang. Banyak pengusaha yang membuat bisnis dengan niatan awal sebagai sarana untuk berbuat kebaikan pada orang lain - yang saat ini dikenal dengan nama social-preneur. 

Mitos 7: Hal yang dibutuhkan oleh Entrepreneur adalah Keberuntungan. Tidak semua hal yang dilakukan oleh entrepreneur berkaitan dengan keberuntungan. Keberuntungan memang diperlukan, akan tetapi perencanaan lebih menentukan dibandingkan dengan keberuntungan semata. 

Mitos 8: Ketidakpedulian pada detail adalah „kebahagian‟ bagi entrepreneur. Pada kenyataanya, detail dalam sebuah perencanaan bisnis menjadi sesuatu yang sangat penting. Perencanaan yang penuh kehati-hatian, bukan ketidakpedulian pada resiko menjadi kunci suksesnya sebuah bisnis. 

Mitos 9:  Entrepreneur  ingin  Mendapatkan  Kesuksesan  tetapi  Harus  Mengalami 

Kegagalan terlebih dahulu. Kegagalan memang memberikan banyak pelajaran bagi siapapun  yang  mengalaminya.  Dengan  belajar  dari  kegagalan  tersebut,  seorag entrepreneur akan bisa mendapatkan kesuksesan yang diinginkan. 

Mitos 10: Entrepreneur adalah Pengambil Resiko yang Ekstreme. Memang benar bahwa seorang entrepreneur adalah pengambil resiko. Akan tetapi, berbeda dengan penjudi, segala resiko yang ada di dunia bisnis telah dihitung dan dipersiapkan antisipasinya sehingga diharapkan imbas yang dialami akan bisa diminimalkan. 


B. Mengapa Entrepreneurs? 

Ada banyak hal yang diharapkan seorang SARJANA saat dia masih di bangku kuliah. Ada yang berpikir bahwa sarjana adalah sebuah gerbang baru menuju kesuksesan. Banyak hal menyenangkan yang dibayangkan oleh seorang mahasiswa saat dia belum lulus sebagai seorang sarjana, misalnya: bahwa dia mampu atau bisa bekerja di sebuah gedung perkantoran yang terkenal di kota besar, di sebuah kawasan bisnis, atau dia bisa bekerja di sebuah perusahaan dengan penampilan yang begitu eksklusif sebagai seorang eksekutif muda, mendapatkan fasilitas mobil pribadi dengan gaji yang tinggi, serta memiliki staff yang bisa diperintahkan untuk mengerjakan banyak hal. Sayang sekali, fakta dilapangan yang terjadi justru sebaliknya. 

Banyak sarjana baru yang harus bekerja di „ruko‟, menggunakan kendaraan pribadi - umumnya motor, bekerja sebagai junior staff yang harus menerima perintah dari senior, bekerja dengan jam kerja yang seolah tanpa akhir, dengan gaji yang hanya cocok untuk mengisi celengan di rumah. 

Fakta lain dari menjadi seorang pekerja adalah: katakanlah gaji Anda adalah sebesar Rp 5.000.000,- perbulan. Apa yang sekiranya bisa dilakukan dengan gaji sebesar itu sebagai seorang „fresh graduated‟? 

Mari kita coba berhitung. 

Sewa Kos                                                 Rp 1.000.000,-

Makan harian (3x Rp 20.000,- x 30 hari) Rp 1.800.000,-

Transportasi/Cicikan motor                         Rp 750.000,-

Perlengkapan mandi dll                                 Rp 250.000,-

Komunikasi (pulsa, internet)                  Rp 200.000,-

Snacks ( Rp 20.000,- x 30 hari)                    Rp 600.000,-

Entertainment (Rp 100.000,- x 4 hari)           Rp 400.000,-

Sub Total                                               Rp 5.000.000,-

Hitung-hitungan tersebut memperlihatkan ilustrasi bagaimana seorang pekerja dengan gaji sebesar Rp 5.000.000 harus mampu membagi dengan perhitungan sedemikian rupa, hingga dia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Meski demikian, ada satu hal yang terlewat, yaitu TABUNGAN. 


C.  ENTREPRENEURS dan INTRAPRENEURS 

Perbedaan  antara  ENTREPRENEUR  dan  INTRAPRENEUER  menurut  Pinchot adalah bahwa Intrapreneur adalah seorang entrepreneur dalam sebuah organisasi”. Dalam sebuah organisasi, terlebih organsasi besar, jajaran top eksekutif didorong untuk mampu memberikan atau menemukan ide-ide baru dan dapat mengkonversikan ideide tersebut melalui riset yang dilakukan, untuk kemudian dapat dijadikan sesuatu yang menghasilkan bagi organisasi atau perusahaan tersebut. 

D. Apa yang Dibutuhkan oleh Customer? 

Pada umumnya, seorang entrepreneur, terlebih entrepreneur pemula selalu memulai sebuah usaha dengan sebuah pertanyaan yang secara mudah bisa dia jawab sendiri. Dengan demikian, bisa diartikan, semua jawaban yang dia dapatkan adalah jawaban berdasarkan alam pikiran sendiri, yang tentu saja, objektivitasnya sangat diragukan. Pemikiran  umum  yang  ada  pada  entrepreneur,  terutama  para  pemula  adalah bagaimana mereka bisa memulai sebuah usaha, sesuai dengan kemauan mereka, dan menghasilkan uang. Saat kebetulan selera mereka sedang sejalan dengan kemauan pasar, maka mereka termasuk beruntung, karena pasar berjalan searah dan usaha bisa berjalan dengan lancar, bahkan bukan tidak mungkin terbawa angin tren menjadi sesuatu yang “hit”.  Akan tetapi, bagaimana jika keinginan dari para pengusaha pemula ini berlawanan dengan keinginan pasar? Sudah barang tentu, hanya menunggu waktu saja untuk gulung tikar. Seorang pengusaha pemula, dengan kekuatan finansial yang sangat terbatas, dengan kekuatan bisnis yang bahkan belum terdengar, tentu bukan bandingan dari kekuatan pasar yang begitu ganas dan brutal. 

Mengapa disebut ganas dan brutal? 

Setiap hari, selalu ada usaha yang gulung tikar karena tergilas oleh kemauan pasar. Kita lihat disekeliling kita. Berapa banyak usaha yang dalam hitungan bulan sudah tutup? Jikapun bertahan, mungkin sudah berganti bidang usaha? Banyak sekali. Mungkin, salah satu dari Anda pernah mengalami hal sedemikian. 

Hal  tersebut  adalah  contoh  nyata  betapa  kejamnya  pasar.  Pasar  tidak  akan memperhitungkan betapa sebuah usaha dibuat dengan susah payah, dengan curahan pikiran yang lama, dengan kualitas pemikiran yang tinggi, “state of the art”, dan lain-lain. Hukum tak tertulis di pasar adalah, hal yang tidak sesuai dengan selera market akan ditinggalkan, dan selesai. Oleh sebab itu, penting bagi seorang pebisnis, apakah dia professional, pemain lama, atau bahkan pemula sekalipun untuk mengetahui apa yang sebenarnya dimaui oleh pasar atau pelanggan. Apakah cukup dengan mengetahui apa yang mereka mau? Ternyata, tidak. Hal terpenting dalam sebuah bisnis ternyata adalah mengetahui apa yang mereka (pasar) butuhkan. 

Dengan mengetahui kebutuhan mereka, maka kita bisa mengetahui produk atau jasa apa yang bisa kita buat dan ciptakan, untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka, dan lebih jauh lagi, bukan sekedar memenuhi kebutuhan, tetapi sudah sampai pada taraf membuat para pelanggan tergantung dengan produk atau jasa yang sudah kita tawarkan. Dengan demikian, seorang pengusaha mungkin akan bertemu dengan tahap kegagalan sebuah usaha hanya karena ketidakpahamannya pada kemauan market mereka. Ilustrasi sederhana adalah bagaimana seorang lelaki mendekati perempuan. Bagaimana sang perempuan akan tertarik, sementara sang lelaki lebih asyik dengan egonya sendiri dan tidak bisa memahami kemauan dan kebutuhan sang perempuan? 

Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam bukunya Business Model Generation: Book for Visionaries menyatakan bahwa ada paradigma berpikir yang salah dan tidak tepat dari pebisnis-pebisnis lama. Paradigma berpikir model lama ini disebut sebagai “You Organization-centric Business Model design. Model Bisnis Ke”aku”an ini adalah pangkal tolak dari kegagalan sebuah bisnis. Oleh sebab itu, Osterwalder dan Pigneur menawarkan sebuah cara pandang baru dalam menentukan desain bisnis model untuk bisnis yang akan kita bangun. Dari “You Organization-centric” diubah menjadi “Them Constumer-centric business model design. 


Dari penamaannya kita bisa lihat dengan jelas perbedaan dua jenis cara mendesign business model ini. Model kedua dengan jelas menempatkan pelanggan (customer) sebagai bagian tak terpisahkan dari bisnis yang akan dibangun tersebut. 


E. Market Research - Bagaimana Menjalankannya? 

Tipe-tipe Riset Pasar 

Ada dua tipe riset pasar yang dikenal oleh banyak pelaku bisnis. 

1.  Riset Primer 

Riset jenis ini digunakan untuk menganalisis penjualaan yang terjadi saat ini serta efektifitas dari metode yang digunakan untuk penjualan saat ini. Riset primer ini berguna untuk mendapatkan informasi tentang rencana kerja yang akan dilaksanakan perawatan. Informasi yang diberikan adalah informasi tentang kompetitor serta peta kompetisi yang ada saat ini. 

Riset Sekunder 

Riset sekunder bertujuan untuk menganalisa data yang sudah ada, seperti data dari penelitian, data dari statistik, data dari pemerintah, dsb. Dengan data sekunder ini, kita bisa  mengidentifikasikan  kompetitor,  membandingkan  dengan  kompetitor,  serta mengidentifikasikan target segment pelanggan kita. Segment Anda adalah orang yang masuk ke dalam target yang sudah disiapkan sebelumnya. 


Kedua  tipe  diatas  membutuhkan  data  untuk  bisa  diinterpretasikan.  Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan data? Bagaimana data-data tersebut bisa dikumpulkan? 


Pentingnya Mengumpulkan Data 

Tidak ada satu bisnispun yang bisa sukses tanpa pemahaman mendalam tentang pelanggan, tentang produk atau servis mereka, dan tentang pasar secara umum.  Kompetisi dalam dunia bisnis begitu hebat, sehingga, menjalankan sebuah bisnis tanpa riset pasar mungkin justru akan menguntungkan bagi kompetitor-kompetitor yang sudah ada terlebih dahulu. 


Bagaimana menjalankan Riset Primer? 

Ada beberapa cara yang bisa dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang banyak hal yang berkaitan dengan keinginan pelanggan. Cara-caranya adalah: 

-   Interview, bisa dilakukan dengan secara langsung mendatangi narasumber, atau bisa dilaksanakan dengan menggunakan bantuan teknologi seperti internet. 

-   Survei. Saat ini survey bisa dilakukan dengan menggunakan jaringan internet (online survey) atau dengan menggunakan surat menyurat 

-   Kuesioner, bisa menggunakan kuesioner online atau menggunakan surat menyurat. 

-   Focus Group Discussion - diskusi bersama-sama dengan topik yang terfokus. 

Ada  beberapa  pertanyaan  yang  perlu  disertakan  dalam  sebuah  Riset  Primer. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 

1.  Faktor-faktor apa yang menjadi pertimbangan Anda saat membeli sebuah produk atau menggunakan suatu jasa? 

2.  Apa yang Anda sukai atau tidak sukai dengan produk atau jasa yang saat ini sedang ada di pasaran? 

3.  Di bagian mana yang menurut Anda membutuhkan perbaikan? 

4.  Berapa harga yang menurut Anda layak bagi produk dan jasa seperti ini? 


Tipe-tipe Proses Pengumpulan Data 

Metode Kuantitatif - Metode ini menggunakan analisis matematis dan membutuhkan sampel dalam jumlah banyak. Hasil yang dikemukakan adalah hasil dalam bentuk statistika. 

Hasil  yang  ada  akan  menunjukkan  berbagai  informasi  yang  dapat  membantu memutuskan berbagai hal terkait bisnis, seperti informasi tentang pelanggan potensial yang akan dituju, berapa rata-rata usia mereka, berapa range usia mereka, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka harapkan, apa yang lebih mereka sukai, dan berbagai informasi lain yang penting dan dianggap bisa mendukung pelaksanaan bisnis tersebut. 


Metode Kualitatif - Metode ini membantu kita mengembangkan dan mencocokkan hasil  dari  metode  kuantitatif.  Metode  ini  sangat  membantu  untuk  mendefinisikan permasalahan yang ada. Metode ini menggunakan metode wawancara untuk bisa mengetahui pendapat dari para pelanggan, nilai-nilai yang mereka harapkan, serta cara pandang mereka terhadap suatu produk atau jasa. Berbeda dengan metode kuantitatif, metode kualitatif tidak membutuhkan banyak sampel. 


Kesalahan yang Umum terjadi pada Riset Pasar 

Ada beberapa hal yang sering terjadi pada Riset Pasar, sering dilakukan, meski sebenarnya  hal  tersebut  adalah  sebuah  kesalahan  yang  berpotensi  menghasilkan kesimpulan yang bias dari riset pasar tersebut. 

Kesalahan-kesalahan tersebut adalah: 

Hanya menggunakan Riset dengan Data Sekunder - Data sekunder tidak bisa memberikan gambaran riil dari kondisi pasar terkini. Data sekunder adalah sebuah data yang didapat dari riset di masa yang telah lalu. Pada saat riset tersebut dilakukan (dimasa lalu), data tersebut mungkin memang valid, akan tetapi, mengingat pasar yang begitu dinamis, mungkin saja kesimpulan yang diberikan oleh data sekunder tersebut sudah tidak lagi relevan. Mempercayai Informasi yang Didapat dari Internet - akses ke internet yang begitu mudah, membuat banyak orang cenderung malas untuk mencari informasi secara detail. Orang cenderung mudah percaya pada sebuah berita, yang sumbernya bahkan belum tentu dapat dipercaya. 

Banyak orang yang menelan begitu saja informasi yang tersaji, tanpa menelaah lebih dalam. Mungkin saja, informasi yang diberikan tersebut benar adanya, tetapi boleh jadi, informasi tersebut merupakan sebuah artikel lama yang diposting ulang oleh orang lain. Akibatnya,  informasi  tersebut  bukan  lagi  sebuah  informasi  yang  akurat.  Untuk memastikan bahwa data tersebut akurat, maka seorang pebisnis yang akan melakukan riset pasar harus mencari data dari sumber-sumber yang akurat seperti dari kampus, biro pusat statistik, atau pusat-pusat bisnis. Hal yang lebih penting, seorang pebisnis harus memastikan bahwa data yang tersaji adalah data terbaru dan masih relevan. 

Hanya melakukan Survey pada orang yang tidak dikenal - pemilik terkadang cenderung hanya melaukan survey kecil - yang kemudian dianggap sebagai riset pasar, pada orang-orang terdekat mereka yang sudah dikenal seperti keluarga teman - teman atau kolega terdekat. Dalam konteks riset pasar, pendapat dari orang-orang terdekat bukanlah pendapat yang bisa dianggap obyektif. Sebagai orang-orang terdekat, boleh jadi pendapat yang mereka berikan hanya bersifat sebagai penyemangat buat pemilik bisnis, yang pada akhirnya hanya memberikan informasi yang jauh dari akurat. 

Untuk mendapatkan informasi yang berguna dan akurat, seorang pemilik bisnis perlu berbicara langsung dengan (calon) pelanggan yang sebenarnya. Banyak hal yang bisa digali dengan mengadakan pembicaraan langsung dengan mereka, seperti informasi tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan, dan apa harapan mereka dari sebuah bisnis ini? 

Pembicaraan tidak harus bersifat resmi seperti wawancara di televisi, tetapi bisa lebih pada pembicaraan informal yang santai, bisa dilakukan di tempat-tempat yang informal, atau bahkan pembicaraan “lift”, (pembicaraan singkat yang dilakukan dalam lift sebelum sampai ke lantai tujuan). 


F.  Creating and Innovating - Berdasarkan Kebutuhan Pasar Insight 

Riset Pasar adalah titik awal pijakan Anda. Oleh sebab itu, Anda sebagai pemilik bisnis harus memastikan bahwa riset pasar yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan metode yang tepat, hingga hasil yang didapat akan obyektif dan berguna untuk Anda. Hasil riset pasar yang dilakukan terdahulu akan memberikan informasi tentang kebutuhan pasar. Didalamnya Anda bisa mendapatkan Customer Insight yang kemudian akan membawa Anda pada proses Ideation - Idea Generation atau penciptaan Ide. 

Dari ide yang didapat, Anda akan mencoba memvisualisasikan, dengan konsep Visual Thinking, yang akan diakhiri dengan Prototyping. Pembuatan prototype akan memberi gambaran Anda tentang seperti apa produk/jasa itu, dan dengan demikian, Anda akan bisa berlanjut ke proses selanjutnya, yaitu penentuan strategi. Strategi apakah yang akan digunakan kedepan? 

Akan ada berbagai strategi yang perlu dirumuskan, termasuk strategi produksi, strategi pemasaran dan penjualan. 

G. Entrepreneurship dan Inovasi 

Inovasi dinyatakan sebagai proses dimana Entreprenur mengubah peluang menjadi gagasan usaha yang bisa dipasarkan. Inovasi merupakan alat yang digunakan oleh para Entrepreneur,  sehingga  para  Entrepreneur  ini  dapat  dianggap  sebagai  katalisator perubahan. Proses Inovasi dikatakan lebih dari sekedar proses dimana dimunculkan gagasan yang bagus, Tetapi juga untuk memahami asal-usul munculnya gagasan dan menyadari bahwa berpikir kreatif (creative thinking) merupakan sesuatu yang penting, atau vital, bagi proses munculnya Inovasi. Bagian ini akan mencoba menjelaskan peran kreatifitas dan inovasi dalam proses Entrepreneurial, yaitu untuk mencoba memahami peluang untuk mengembangkannya. 


KESIMPULAN 

Ada berbagai mitos dalam entrepreneur yang tidak tepat. Kecenderungan orang pada mitos tersebut menghambat orang itu untuk menjadi entrepreneur. Pada dasarnya, banyak sekali keterbatasan (finansial) yang akan dirasakan orang saat orang menjadi pekerja. Tentu saja, ini tidak berlaku bagi mereka yang bekerja sebagai professional di tingkat level top management. 

Dalam dunia enterpreneur, dikenal istilah intrapreneur. Intrapreneur sendiri diartikan sebagai seseorang yang memiliki jiwa entrepreneur tetapi ada dalam sebuah organisasi atau perusahaan, hingga jiwa enterpreneurnya itu bisa membawa mereka ke arah positif bagi perusahaan. 

Paradigma berpikir seorang pengusaha sudah saatnya harus dirubah. Dahulu, orang berpikir dengan cara berpikir ke-aku-an, yang pada akhirnya lebih banyak mengakomodir pemikiran sendiri tentang peluang usaha and potensi pelanggan. Maka, untuk menghindari kesalahan, pemilik bisnis perlu merubah cara berpikir dari “You Organization-centric” yang hanya berpikir dari sudut pandang perusahaan sendiri, menjadi “Them Customer-centric” yaitu mencoba mengetahui apa yang „mereka (pasar, pelanggan)” butuhkan dan bisa kita (sebagai pemilik bisnis) penuhi dengan keberadaan bisnis kita. 

Untuk itu, kita perlu melaksanakan Riset Pasar. Riset pasar diperlukan untuk menjadi media bagai pemilik bisnis agar bisa mengetahui kemaunan pasar, sehingga pemilik bisnis tidak memproduksi produk atau menyediakan jasa yang “mubazir” karena ternyata kurang dibutuhkan atau justru tidak disukai oleh (calon) pelanggan. 

Proses  kewirausahaan  diawali  dengan  adanya  inovasi.  Inovasi  tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar seperti pendidikan,  sosiologi,  organisasi,  kebudayaan,  dan  lingkungan.  Faktor-faktornya antaralain: kreativitas, inovasi, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar tersebut membentuk locus of control. Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilainilai,  pendidikan,  pengalaman.  Sedangkan  faktor  yang  berasal  dari  lingkungan  yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang


Daftar Pustaka

-Osterwalder, Alexander; Pigneur, Yves (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. ISBN: 978-0470-87641-1 

-Aulet, Bill (2013). Disciplined Entrepreneurship: 24 Steps to A Successful Startup. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. ISBN: 978-1-118-69228-8 

-http://www.yourarticlelibrary.com/entrepreneurship/difference-between-entrepreneur-and-

intrapreneur-explained/40643/ 

-http://www.smallbusiness-bigresults.com/entrepreneurial-mind-set.htm 

-Joe Tidd and John Bessant (2013), Managing Innovation, Fifth Edition, Willey, ISBN 978-1-

118-71694-6