Senin, 27 Agustus 2012

PERHITUNGAN BIAYA DAN MANAJEMEN BERDASAR AKTIVITAS


Sistem penentuan harga pokok tradisional, yang mendasarkan pada volume sangat bermanfaat jika tenaga kerja langsung dan bahan merupakan faktor yang dominan dalam produksi, jika teknologi stabil, dan jika ada keterbatasan produk. Sistem penentuan harga pokok tradisional mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi yang sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Meskipun demikian, adanya revolusi yang terjadi dalam dunia Bisnis, banyak sumber daya organisasional, seperti biaya setup atau biaya penanganan bahan untuk aktivitas dan transaksi tidak mempunyai hubungan fisik dengan volume produk yang diproduksi. Konsekuensinya, sistem harga pokok tradisional merupakan sistem yang lemah untuk membebankan biaya pendukung atau biaya penjualan ke produk. Biaya-biaya tersebut biasanya dialokasikan ke produk dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berdasarkan unit atau volume, seperti jam kerja langsung, biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, atau unit yang diproduksi. Biaya produk yang diperoleh dengan cara mengalokasikan seperti itu akan terdistorsi, karena produk tidak mengkonsumsi sebagian besar sumber daya pendukung tersebut dalam proporsi yang sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan.

            Sistem penentuan harga pokok tradisional tidak lagi mencerminkan bagaimana aktivitas yang spesifik dalam pabrik yang terotomatisasi karena banyaknya kategori biaya. Biaya produk biasanya dimonitor dari tiga komponen biaya : bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sistem penentuan harga pokok tradisional dikembangkan saat komponen biaya langsung merupakan komponen utama yang mendorong terjadinya biaya produksi. Sehingga focus sistem ini adalah pengukuran dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung. Overhead pabrik yang didefinisikan sebagai kumpulan semua biaya produksi yang tidak dapat diidentifikasikan secara langsung ke setiap produk, bukan merupakan elemen biaya yang terbesar. Biaya tersebut meliputi biaya untuk pemeliharaan pabrik, utilitas, asuransi dan gaji supervisor. Dalam lingkungan pemanufakturan yang kontemporer, sebagian besar biaya yang berhubungan dengan otomatisasi pabrik dimasukkan ke dalam rekening overhead pabrik: depresiasi dan asuransi peralatan baru, gaji untuk teknisi dan perancang produk, dan biaya riset dan pengembangan. Oleh karena itu, persentase biaya produksi total yang dihubungkan dengan tenaga kerja langsung jadi menurun, dengan meningkatnya biaya overhead pabrik tetap

            Keterbatasan utama dari sistem penentuan harga pokok tradisional adalah penggunaan tarif departemental yang mendasarkan pada volume. Tarif ini menghasilkan biaya produk yang tidak akurat jika sebagian besar biaya overhead pabrik tidak berhubungan dengan volume, dan jika perusahaan menghasilkan komposisi produk yang bermacam-macam dengan volume, ukuran dan kompleksitas yang berbeda-beda.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume ini memadai ketika :
1      teknologi stabil
2      ragam produk terbatas,
3      biaya tenaga kerja dan bahan baku langsung mendominasi biaya produk.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume tidak lagi menjadi system perhitungan biaya produk yang akurat dan dapat diandalkan, disebabkan :
1      perubahan dan kemajuan teknologi produksi, seperti ; otomatisasi dalam produksi yang menyebabkan penurunan biaya tenaga kerja dan meningkatkan overhead pabrik.
2      diversitas produk
3      kenaikan yang luar biasa dalam jumlah dan kategori overhead, seperti; biaya persiapan, penanganan bahan baku, desain, dan biaya penelitian dan pengembangan produk.

Tariff Tunggal dan Tarif Departemental yang Berdasarkan Volume

            Tarif tunggal mengasumsikan bahwa semua produk atau jasa memperoleh manfaat overhead pabrik dalam proporsi yang sama (sehingga hanya digunakan satu macam dasar alokasi, misalnya jam kerja langsung). Metode tarif departemental menggunakan tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu yang juga didasarkan pada volume untuk setiap departemen. Oleh karena itu, biaya produk sepertinya sudah mencerminkan pemakaian overhead pabrik yang berbeda-beda dibandingkan dengan tarif tunggal. Tetapi tarif departemental juga masih tidak mempertimbangkan biaya yang berubah karena aktivitas atau proses yang berbeda dalam suatu departemen.

      Dalam sistem penentuan harga pokok tradisional, biaya overhead sering kali dialokasikan ke produk dengan menggunakan jam kerja langsung atau biaya yang berdasarkan volume. Perusahaan biasanya memperoleh tarif tunggal dengan cara membagi biaya overhead pabrik yang dianggarkan dengan biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan. Satu dekade yang lalu biaya overhead memang hanya sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung, sehingga pengalokasian atas dasar jam kerja langsung dianggap wajar, tetapi sekarang ini biaya overhead pabrik besarnya sudah mencapai 600% bahkan 1.000% dari biaya tenaga kerja langsung, terutama dalam pabrik-pabrik yang sudah terotomatisasi. Dengan tarif tunggal, biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan cara mengalikan tarif tunggal dengan jam kerja langsung yang digunakan oleh setiap produk.

Alokasi biaya overhead seperti tersebut di atas di pabrik yang menggunakan otomatisasi dapat menyebabkan distorsi yang serius. Untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung, kita harus mengasumsikan bahwa produk dengan kandungan tenaga kerja langsung yang lebih tinggi bertanggung jawab terhadap biaya overhead pabrik yang lebih besar, sehingga mereka dibebani alokasi biaya overhead yang lebih besar. Tetapi dalam lingkungan yang terotomatisasi alokasi overhead yang didasarkan pada tenaga kerja langsung dapat menyebabkan harga pokok produk ditentukan terlalu tinggi bila produk mempunyai kandungan tenaga kerja langsung yang tinggi, sebaliknya harga pokok produk akan ditentukan terlalu rendah bila produk mempunyai kandungan tenaga kerja langsung yang rendah. Dan lagi, karena biaya pengolahan tetap berkaitan dengan kelompok produk, maka alokasi overhead produk ke setiap produk menjadi lebih sulit.

Volume, Ukuran dan Kompleksitas yang Berbeda-beda

            Distorsi dari sistem biaya produk berdasarkan volume atau unit paling parah akan terjadi dalam perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam produk. Produk yang berbeda dalam volume, ukuran dan kompeksitas akan mengkomsumsi sumber daya pendukung dalam jumlah yang berbeda secara signifikan.

Sistem penentuan harga pokok tradisional menggunakan ukuran yang berdasarkan unit atau volume atau cost driver yang dapat mendistrosi ukuran persediaan. Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume output menyebarkan biaya secara merata sehingga setiap objek biaya (produk maupun jasa) menerima jumlah yang sama.

Cooper menunjukkan bagaimana sistem penentuan harga pokok tradisional terlalu tinggi menilai biaya untuk produk yang berukuran besar, volume besar dan menilai biaya produk terlalu rendah untuk produk yang berukuran kecil dengan volume sedikit jika diversitas produk dalam operasi sama.

Sistem penentuan harga pokok tradisional menggunakan ukuran yang berdasarkan unit atau volume atau cost driver yang dapat mendistorsi ukuran persediaan (bahkan jika standar akuntansi keuangan diterapkan secara sempurna). Distorsi ini dapat membawa dampak pada strategi-strategi yang stratejik, seperti kekeliruan dalam pengambilan keputusan tentang lini produk, penentuan harga jual yang tidak realistis dan alokasi sumber daya yang tidak realistis.

Tarif Biaya Overhead yang berlaku di seluruh pabrik
            Dasar yang dipilih untuk membebankan biaya overhead adalah total jam kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung dari pabrik atau operasi.
                             

Anggaran Overhead
Tariff Biaya Overhead = ------------------------------------------------
                                          Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung


Tarif Biaya Overhead per Departemen
Metode ini menggunakan penggerak berdasarkan volume yang terpisah-pisah untuk menentukan tarif biaya overhead pada setiap departemen produksi. Setiap departemen dapat menggunakan penggerak yang berbeda atau sama dengan satu tariff biaya overhead.
1.    Tarif Biaya Overhead untuk Departemen Permesinan :

                                                    Anggaran Overhead Departemen
Tarif Biaya Overhead = ------------------------------------------
Anggaran Jam Mesin

2.    Tarif Biaya Overhead untuk Departemen Penyelesaian :
                                                      
          Anggaran Overhead Departemen
Tarif Biaya Overhead = --------------------------------------------------
                                     Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung

Volume, Ukuran dan Kompleksitas
Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menyajikan biaya yang cukup akurat ketika operasi perusahaan memiliki karakteristik berikut :
1      Lini produk dan jasa yang hanya beberapa dan mirip
2      Biaya overhead yang relatif rendah
3      Proses konversi yang homogen untuk seluruh produk dan jasa
4      Jalur distribusi, permintaan pelanggan dan pelanggan yang serupa

Distorsi dari system biaya overhead berdasarkan volume meningkat ketika keragaman produk meningkat, karena sistem biaya ini :
1      Dirancang untuk menentukan biaya produk secara keseluruhan, bukan berdasarkan karakteristik-karakteristik unik produksi dalam operasi yang berbeda.
2      Menggunakan penggerak biaya yang berlaku di seluruh bagian perusahaan atau per departemen dan mengabaikan perbedaan dalam aktivitas untuk produk atau proses produksi yang berbeda dalam pabrik atau departemen.
3      Menggunakan volume aktivitas untuk seluruh operasi seperti jam atau nilai dolar (satuan mata uang) tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk mendistribusikan biaya overhead ke seluruh produk sementara aktivitas tertentu adalah bagian kecil dari aktivitas produksi keseluruhan.
4      Kurang menekankan analisis produk jangka panjang.


2.   PERHITUNGAN BIAYA BERBASIS AKTIVITAS
            Sebelum perhitungan biaya berbasis aktivitas dibahas, terdapat beberapa istilah dalam perhitungan biaya aktivitas yang harus dijelaskan terlebih dahulu. Istilah tersebut adalah sebagai berikut:
Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. Contohnya pemindahan bahan merupakan aktivitas pergudangan.

Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Gaji dan bahan, merupakan contoh sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas.

Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan. Contoh objek biaya adalah pelanggan, produk, jasa, kontrak, proyek atau unit kerja lainnya dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya secara terpisah.

Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool. Contohnya, cost pool untuk hal-hal yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen biaya teknik dan elemen biaya depresiasi.

Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Dua jenis cost driver adalah driver sumber daya (resources driver) dan driver aktivitas (activity driver).

Driver sumber daya (resources driver) merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Cost driver digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke 'cost pool' tertentu. Contoh 'resources driver' adalah persentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas.

Driver aktivitas (activity driver), adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. 'Activ­ity driver' digunakan untuk membebankan biaya dari cost pool ke objek biaya. Contoh activity driver adalah jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.

Activity-based costing adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaannya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara 'cost driver' dengan aktivitas.

Dengan ABC, Biaya Overhead pabrik dibebankan ke objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasikan sumber daya, aktivitas. dan biayanya serta kuantitas aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output. Cost driver digunakan untuk menghitung biaya sumber daya dari setiap unit aktivitas. Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan mengalikan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang dikonsumsi pada periode tertentu.

Activity-based costing merupakan sistem yang mempertahankan dan memproses data keuangan dan operasional dari sumber daya perusahaan berdasarkan aktivitas, objek biaya, cost driver, dan ukuran kinerja aktivitas. ABC juga membebankan biaya ke aktivitas dan objek biaya.


Perhitungan Biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing)
Adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut.

Prosedur Pembebanan Biaya Dua Tahap (two-stage cost assignment)
Membebankan biaya sumber daya seperti biaya overhead pabrik ke pusat biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya dan kemudian ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap objek biaya.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead pabrik :
1.    Tahap Pertama ke tempat penampungan biaya (pusat biaya) departemen atau pabrik
2.    Tahap Kedua ke produk atau jasa.

          

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membebankan biaya sumber daya
1.    Tahap Pertama membebankan biaya overhead pabrik ke aktivitas atau pusat biaya aktivitas dengan menggunakan penggerak biaya konsumsi sumber daya yang tepat.
2.    Tahap Kedua membebankan biaya dari aktivitas atau tempat penampungan biaya aktivitas ke objek biaya dengan menggunakan penggerak biaya konsumsi aktivitas yang tepat yang mengukur permintaan objek biaya yang ditempatkan pada aktivitas atas tempat penampungan aktivitas.

             

Kesimpulan :
Perbedaan Sistem ABC dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume :
1.    Sistem ABC mendefinisikan tempat penampungan biaya sebagai aktivitas atau pusat aktivitas dan bukan sebagai pusat biaya pabrik atau departemen produksi.
2.    Penggerak biaya yang digunakan Sistem ABC untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya adalah penggerak yang berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut.


3.   LANGKAH MENDESAIN ABC
Langkah 1 : Identifikasi Biaya dan Aktivitas Sumber Daya
Melakukan analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas perusahaan. Analisis aktivitas meliputi pengumpulan data dari dokumen dan catatan yang ada serta pengumpulan data tambahan dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner, observasi dan wawancara dengan karyawan-karyawan penting. Dimana biasanya data tersebut meliputi:
1      Apa pekerjaan/aktivitas yang anda lakukan?
2      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut?
3      Apa sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut?
4      Apa nilai yang dimiliki aktivitas tersebut bagi produk, jasa, pelanggan atau perusahaan?


Hirarki Biaya
Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai aktivitas, perusahaan perlu mengelompokkan seluruh aktivitas menurut cara bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya. Robin Cooper membagi aktivitas produksi ke dalam 4 tingkat :
1.    Aktivitas tingkat unit (unit level activity)
Dilakukan pada setiap unit objek biaya. Contoh : pemakaian bahan baku langsung, jam tenaga kerja langsung serta pemasukkan kkomponen dan inspeksi setiap unit.
2.    Aktivitas tingkat batch (batch level activity)
Dilakukan untuk setiap batch, batch produk atau jasa. Contoh : aktivitas tingkat batch adalah persiapan, penyetelan atau persiapan mesin, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi per batch, penangan bahan baku dan percepatan proses produksi.
3.    Aktivitas pendukung produk (product sustaining activity)
Mendukung produksi produk atau jasa tertentu. Contoh : desain produk, administrasi suku cadang bagi prosuk, dan keterlibatan dalam perubahan rekayasa untuk memodifikasi produk.
4.    Aktivitas pendukung fasilitas (facility sustaining activity)
Mendukung operasi secara umum. Contoh : penyediaan keamanan dan keselamatan kerja, pemeliharaan mesin dengan fungsi umum, pengelolaan pabrik, pembayaran pajak bangunan dan asuransi pabrik, serta penutup bukuan setiap bulan.


Langkah 2 : Bebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas
ABC menggunakan penggerak biaya konsumsi sumber daya untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Penggerak biaya konsumsi sumber daya meliputi :
1.    Jam tenaga kerja untuk aktivitas yang bersifat intensif tenaga kerja
2.    Tenaga kerja untuk aktivitas yang berkaitan dengan penggajian
3.    Persiapan untuk aktivitas yang terkait dengan jumlah batch
4.    Perpindahan untuk aktivitas penanganan bahan baku
5.    Jam mesin untuk aktivitas perbaikan dan pemeliharaan
6.    luas lantai (per meter persegi) untuk aktivitas kebersihan dan perawatan umum

Langkah 3 : Bebankan Biaya Aktivitas pada Objek Biaya
Langkah terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya aktivitas pada output berdasarkan penggerak biaya konsumsi aktivitas yang tepat. Penggerak biaya konsumsi aktivitas meliputi ; pesanan pembelian, laporan penerimaan, laporan inspeksi atau jam inspeksi, jumlah komponen disimpan, pembayaran, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, serta waktu persiapan dan siklus produksi.


4.   PENERAPAN BIAYA BERBASIS AKTIVITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR
            Activity-based coaling juga dapat diterapkan untuk aktivitas pemasaran dan administrasi, seperti penjualan, advertensi, pemenuhan pesanan, pengiriman, penggudangan, penagihan, dan akuntansi penggajian. Setelah melihat pada aktivitas pemasaran dan cost driver yang berkaitan, kami menerapkan ABC dalam aktivitas penagihan pada perusahaan AT&T.
            Aktivitas pemasaran meliputi advertensi, penjualan, pemenuhan pesanan, pengiriman, penggudangan, dan pengumpulan kredit yang dilakukan oleh bagian administrasi. Untuk menerapkan ABC pada aktivitas pemasaran, akuntan manajemen menelusuri biaya pemasaran ke cost pool aktivitas; selanjutnya menelusuri biaya tersebut ke lini produk dan daerah untuk mengukur profitabilitas. Peraga 4-10 menyajikan contoh 'cost driver' untuk aktivitas pemasaran.
            AT&T berpindah ke sistem ABC setelah perusahaan tersebut terbagi-bagi kedalam unit bisnis unit yang lebih kecil dan terfokus, Pemecahan ke dalam unit-unit yang lebih kecil dan adanya deregulasi penentuan harga jual membuat pemahaman terhadap biaya menjadi lebih baik, sehingga pengelolaan biaya juga menjadi lebih baik, dibandingkan dengan mengalokasikan biaya secara sederhana. Dan hal tersebut merupakan sesuatu yang kritis bagi AT&T. Sehingga para manajer AT&T mengimplementasikan sistem ABC untuk membantu mereka dalam memahami aktivitas dalam bisnis mereka.
            Pusat penagihan dipilih sebagai pilot project untuk ABC. Aktivitas pusat penagihan meliputi mencatat penagihan, validasi data, melakukan tindakan koreksi; dan pencetakan, penyortiran, dan pengiriman faktur kepada pelanggan unit tersebut. Tim multi fungsi menyiapkan 'flowchart' dari operasi untuk mengidentifikasikan hubungan antara sumber daya dan aktivitas, antara aktivitas dan proses, dan antara output proses dan jasa yang diberikan untuk setiap pelanggan.
            Biaya jasa yang disediakan untuk pelanggan yang berbeda ditentukan dengan cara mengidentifikasikan karakteristik konsumsi aktivitas dan cost driver. Perusahaan memilih beberapa cost driver yang meliputi jumlah pengujian terhadap pelanggan, permintaan akan perubahan, pemesanan jasa, lokasi pelanggan, kelompok penagihan, jam pencetakan, dan halaman yang dicetak.
            Para manajer AT&T memperoleh model ABC yang bermanfaat dalam membantu perusahaan untuk mengendalikan biaya dan memperbaiki proses operasi internal, hubungan dengan pemasok {supplier), dan kepuasan pelanggan.

5.   PENERAPAN BIAYA BERBASIS AKTIVITAS PERUSAHAAN JASA
            ABC telah diterapkan terutama pada perusahaan-perusahaan manufaktur,
ABC juga dapat bermanfaat jika digunakan pada perusahaan jasa dan
perusahaan nonprofit.
            Organisasi jasa dan sebagian besar organisasi nonprofit mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang membedakan organisasi-organisasi tersebut dari perusahaan manufaktur. Output sering kali lebih sulit didefinisikan, aktivitas untuk memenuhi permintaan jasa lebih sulit diprediksi, dan overhead serta biaya tak langsung sulit untuk dihubungkan ke produk atau output jasa.
            Misalnya Kantor Akuntan Achuck, Buniel & Hinckley melakukan dua jenis audit untuk minggu ini. Sistem penentuan biaya tradisional digunakan oleh perusahaan ini. Jam kerja langsung digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan kemudian ke objek biaya, yaitu audit. Perusahaan hanya menggunakan satu 'cost driver' yaitu jam kerja tenaga profesional untuk mengalokasikan biaya overhead. Kedua proyek audit tersebut membutuhkan jam kerja tenaga profesional total 100 jam. Perusahaan membayar $ 25 per jam untuk setiap staf audit.
            Pada audit pertama, tim audit menghabiskan banyak waktu untuk melakukan penelitian terhadap bahan, mengirim fax dan menelepon untuk melengkapi perjanjian, sedangkan audit yang kedua tidak membutuhkan sebanyak proyek audit yang pertama untuk aktivitas-aktivitas tersebut. Dengan demikian, jika jam kerja tenaga profesional digunakan sebagai satu-satunya dasar untuk mengalokasikan overhead, maka audit yang membutuhkan sumber daya banyak akan biayanya ditentukan terlalu rendah dari yang seharusnya, sedangkan audit yang membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit membutuhkan sumber daya justru biayanya ditentukan terlalu tinggi.

Sistem Penentuan Biaya Tradisional
            Dengan sistem penentuan biaya tradisional, biaya overhead total dialokasikan untuk setiap audit dengan cara mengalikan biaya tenaga kerja langsung total dengan tarif overhead.

Sistem ABC
            Sistem ABC berfokus pada aktivitas sebagai objek biaya yang fundamental. Contoh berikut menggunakan satu 'cost pool 'dan satu 'cost driver' untuk setiap aktivitas.  Dengan sistem ABC penentuan biaya akan lebih akurat dibandingkan dengan metode tradisional.

Referensi :
1        Blocher.”Manajemen Biaya, penekanan strategis, . penerbit Salemba Empat,2011.”
2        Hansen & Mowen. ”Manajemen Biaya. . penerbit Salemba Empat,2000.”

Tidak ada komentar: