Selasa, 29 September 2020

 


  1. Instalasi Rawat Inap Cek kembali formulir permintaan darah, pastikan formulir terisi lengkap (tanda tangan dokter pengirim, cap  ruangan) yang dilengkapi formulir persetujuan screening (setuju atau tidak untuk dilakukan screening)
  2. Lakukan pengambilan spesimen darah untuk pemeriksaan golongan darah, jika pasien pernah melakukan pemeriksaan menggunakan specimen yang sama, gunakan specimen yang telah ada di laboratorium. Perhatikan volume dan persyaratan apesimen (EDTA min.3 cc Expired 3 hari).
  3. Periksa golongan darah disertai pemberian identitas berupa label yang sama dengan formulir.
  4. Lakukan dokumentasi pada buku permintaan darah diisi dengan; nama,tanggal,diagnosa, dokter pengirim, ruanga, jam pengambilan spesimen, petugas sampling, jenis permintaan darah dan volume (PRC, FFP, TC, Trombophoresis,  AHF), golongan darah, priority (Rutin, Cito), PMI rujukan dan Keterangan.
  5. Lakukan verifikasi terhadap identitas pada formulir permintaan dan spesimen.
  6. Hubungi PMI terkait, tanyakan ketersedian darah sesuai dengan permintaan serta jenis golongan darahnya. 
  7. Jika tidak tersedia, hubungi PMI lain dan jika tetap tidak ada persediaan di PMI, hubungi petugas ruangan terkait untuk menginformasikan ke pasien/keluarga, apakah memiliki donor pengganti yang bersedia di bawa ke PMI.
  8. Jika tersedia dan bisa diambil,petugas laboratorium menghubungi perawat tentang ketersediaan darah dan jumlah kantung, isi checklist  permintaan darah, pastikan terisi lengkap
  9. Hubungi driver, informasikan untuk segera mengambil darah ke PMI dengan membawa, spesimen pasien, formulir permintaan darah, dan coolbox dan icepack.
  10. Cek kesesuaian kantong darah dengan form permintaan saat driver kembali dari PMI, pastikan kantung darah yang telah diminta sesuai secara jumlah dan jenisnya,serta cek ulang golongan darah pada kantung darah.
  11. Dokumentasikan penerimaan pada buku ekspedisi darah PMI dan buku pemeriksaan screening terkait, dengan mengisikan catat nama pasien, jenis darah, no kanton, tanggal expired dan kondisi kantong dan golongan darah.
  12. Hubungi perawat, konfirmasi apakah dilakukan screening atau disimpan dahulu (catat nama perawat yang dihubingi serta jam)
  13. Informasikan perawat agar melakukan order pemeriksaan. 
  14. Distribusikan Kwitansi yang telah di print ke bagian kasir, dengan menyertakan tanda terima.

Senin, 28 September 2020

Peran Case Manager (Manajer Pelayanan Pasien) Rumah Sakit

Manajer pelayanan pasien (Case Manajer) adalah seorang coordinator, fasilitator, pemberi advokasi, dan juga educator.  Manajer pelayanan pasien (Case Manajer) diangkat oleh direktur rumah sakit dan bertanggung jawab langsung kepada bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur pelayanan medik.  Manajer pelayanan pasien bukan professional pemberi asuhan (PPA).  Manajer pelayanan pasien dalam pelaksanaan pelayanannya menggunakan pendekatan tim yaitu Profesional pemberi asuhan (PPA), pasien, sistem pendukung pasien(keluarga, teman, dsb), pembayar (asuransi).  Manager pelayanan pasien (Case Manger) menjalankan manajemen pelayanan pasien melalui proses kolaboratif untuk assesmen, perencanaan , fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga member hasil asuhan pasien yang bermutu dengan biaya yang efektif. Manajer pelayanan pasien (Case Manager)  harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan keinginan secara jujur kepada orang lain tanpa merugikan orang lain. Manajer pelayanan pasien (Case Manager) bisa mengatasi orang-orang maupun situasi yang sulit dengan tenang dan percaya diri. Untuk menjamin Manajer pelayanan pasien berperan dibidang advokasi serta mampu memperjuangkan yang terbaik bagi pasien, rumah sakit, dan para pelanggannya, harus mengikuti pelatihan. Manajer pelayanan pasien (Case Manager) harus siap untuk menjangkau staf klinis dalam tim Profesional Pemberi Asuahn (PPA) untuk memberikan advokasi dan dukungan. Manajer pelayanan pasien (Case Manager) harus memliki ketrampilan bernegosiasi sehingga ia adalah seorang negosiator yang andal. Harus mempunyai daya ingat yang tinggi dan mampu mengatasi stresdengan baik, bekerja secara aktif sesuai fungsi dan tujuannya. Manajer pelayanan pasien harus seorang yang berani mengambil risiko dan kerap dibarengi dengan kemauan mencari hal yang baru yang lebih memadai untuk tujuan memnuhi kebutuhan pasien.  Tujuh kompetensi inti manajer pelayanan pasien :

a. Konsep Manajemen pelayanan pasien 

b. Prinsip praktik Manager pelayanan pasien

c. Manajemen dan pelaksanaan pelayanan kesehatan

d. Reimbursement pelayanan kesehatan

e. Aspek Psikososial Asuhan pasien

f. Rehabilitasi

g. Pengembangan dan kemajuan profesi


Manager Pelayanan pasien adalah seorang perawat atau dokter.  Kualifikasi Pendidikan minimal S1 Ners, dokter, Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi asuhan (PPA minimal 3 tahun, memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan minimal 2 tahun, atau untuk dokter memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan 1 tahun.  Pelatihan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan manajemen pelayanan pasien yakni : 

a.Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan penerapan standar prosedur operasional (SPO) pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan  Praktik klinik, Alur Klinis (Clinical Pathway) Algoritme , Protokol, Standing Order.  

b. Pelatihan Pelayanan Fokus pada pasien (PFP). 

c. Pelatihan tentang peransurasian , jaminan kesehatan nasional, dan INA-CBG’S

d. Pelatihan tentang perencanaan pulang (Discharge Planning) 

e. Pelatihan manajemen risiko

f. Pelatihan etika –legal 

g. Pelatihan soft skill seperti aspek psiko-sosio-kultural, komunikasi interpersonal


Aktifitas Manajer pelayanan pasien (Case Manager) adalah:

a. Melakukan Identifikasi pasien agar dapat memberikan intervensi manajemen pelayanan pasien

b. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan pasien untuk mengindentifikasi hasil yang diharapkan dan mengembangkan suatu rencana manajemen pelayanan pasien

c. Memonitor intervensi yang ada relevansinya dengan rencana manajemen pelayananan pasien

d. Memonitor kemajuan pasien untuk mengetahui sejauh mana hasilnya bergerak kearah yang diharapkan

e. Menyarankan alternative intervensi praktis yang biayanya efisien

f. Mengamankan sumber-sumber klinis untuk mencapai hasil yang diharapkan

g. Membakukan jalur-jalur komunikasi dengan manajer departemn /bagian

h. Bagi pasien dan keluarga , MPP adalah analog dengan pemamndu wisata (tour guide) dalam berbagai perjalanan kegiatan pelayanaan dirumah sakit


Identifikasi /skrinning pasien, Asesemen untuk manajemen pelayanan pasien, Identifikasi masalah-resiko-kesempatan, perencanaan manajemen pelayanan pasien, pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, Monitoring, Fasilitasi, Koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, Advokasi, Hasil pelayanan, dan terminasi manajemen pelayanan pasien adalah proses dalam manajemen pelayanan pasien

Identifikasi /skrinning pasien, Asesemen untuk manajemen pelayanan pasien, Identifikasi masalah-resiko-kesempatan,dilakukan kepada seluruh pasien. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, Monitoring, Fasilitasi, Koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, Advokasi, Hasil pelayanan, dan terminasi manajemen pelayanan pasien dilakukan sesuai temuan. Pelaksanaan Manajemen pelayanan pasien didokumentasi didalam rekam medis pasien. Dokumentasi manager pelayanan pasien (Case manager) menggunakan formulir A (Awal) dan Formulir (Catatan Implementasi MPP).  Formulir A dicatat : Identifikasi /skrinning pasien, Asesemen untuk manajemen pelayanan pasien, Identifikasi masalah-resiko-kesempatan, perencanaan manajemen pelayanan pasien Identifikasi / skrinning pasien.  Formulir B dicatat : pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, Monitoring, Fasilitasi, Koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, Advokasi, Hasil pelayanan, dan terminasi manajemen pelayanan pasien. Peran Manager pelayanan pasien (Case Manager) juga pada proses perencanaan pemulangan pasien. Pemulangan Pasien dimulai saat admisi rawat inap dan dilanjutkan pada hari berikutnya sesuai kebutuhan: Identifikasi pasien menyangkut potensi masalah yang mungkin dihadapi waktu pasien dipulangkan sehingga dapat disusun rencana mengatasi masalah sehingga proses pemulangan aman dan lancar. Identifikasi apakah pasien memerlukan kebutuhan sederhana atau kompleks untuk pemulangan atau transfernya; tidak membutuhkan pelayanan khusu dirumah dn juga tidak membutuhkan pelayan social, atau sebaliknya, tingkat ketergantuangan pada ADL (Ativity Dily Living) tinggi.  Susun rencana klinis asuhan pasien (dilakukan oleh PPA) dalam waktu 24 jam setelah masuk rawat inap) setelah asesemen lengkap, dengan metode IAR( Informasi, Analisis, Rencana), tetapkan sasaran. Koordinasikan proses pemulangan /transfer melalui kepemimpinan dan tanggung jawab pengoperan tugas pada tingkat ruangan. Perncanaanharus terintegrasi secara multidisplin.  Tetapkan tanggal yang diharapkan untuk pemulangan / transfer 24-48 jam setelah admisi . Diskusikan dengan PPA, pasie, Keluarga. Setiap hari lakukan review atau rencana klinis asuhan dan juga update EDD. Libatkan pasien dan keluarga ,pemberi asuhan dirumah untuk keputusan dan pilihan pelayanan, diedukasi dan dilatih , follow up setelah 1-3 hari pertama dirumah.

a. Rencanakan pelayanan sampai tujuh hari setelah pemulangan

b. Gunakan daftar titik (cek-list) 24-48 jam sebelum pemulangan 

c. Biasakan mempertimbangkan keputusan tentang rencana pemulangan pasien setipa hari


Manajemen pelayanan pasien bertujuan untuk :

a.Peningkatan mutu pelayanan

b. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga 

c. Peningkatan keterlibatan pasien dalam asuhan 

d. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan 

e. Peningkatan kualitas hidup pasien, 

f. Peningkatan kolaborasi interprofesional didalam tim PPA 

g. Penurunan tingkat asuhan

h. Penurunan waktu perawatan

i. Pencegahan hari rawat yang tidak perlu

j. Penurunan frekwensi, jenis, dan lama pemeriksaan yang tidak perlu 

k. Pengurangan tagihan yang tdiak perlu 

m. Penurunan readmisi, pengurangan kunjunag pasien yang sama ke IGD

n. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical pathway)


Senin, 21 September 2020

Kreativitas dan Design Thinking dalam Bisnis

 

Berpikir kreatif dan membuat pemecahan masalah adalah bagian penting dari proses desain untuk mengubah ide menjadi inovasi dan mendobrak penghalang kreativitas.

SCAMPER adalah teknik yang dapat digunakan untuk memicu kreativitas dan membantu mengatasi setiap tantangan. Nama SCAMPER adalah singkatan dari tujuh teknik; (S) Substiute (Mengganti), (C) Combine atau menggabungkan, (A) Adapt atau menyesuaikan, (M) Modify atau memodifikasi, (P) Put to other Use atau kegunaannya, (E) Elimminate atau menghilangkan dan (R) Rearrange atau menyusun kembali.

Contoh penggunaan Tools SCAMPERS : Substitute: Apakah susu almon dan kedelai bisa menggantikan susu sapi untuk membuat es krim? •Combine: Apakah es krim almon/kedelai cocok dikombinasikan dengan roti seperti sandwich? •Adapt: Apakah tekstur dan komposisi es krim sudah cocok dengan konsumen Anda atau sesuai dengan es krim pada umumnya? •Modify: Apa saja varian rasa yang bisa diterima oleh konsumen? Apakah perlu menambahkan cita rasa tradisional seperti rasa es doger, cendol, atau es teler?

Put to another use: Apakah es krim ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan selain yang memperhatikan kesehatan? Apakah es krim ini bisa dijadikan cemilan diet? •Eliminate: Apakah ada elemen yang perlu dihilangkan dari es krim ini? Misalkan menyederhanakan tampilan cup es krim. •Reverse: Apakah urutan persentase resep es krim dapat diubah?

Design Thinking adalah proses berulang dimana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat yang sama, Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.