Kamis, 11 Oktober 2007

Detective Conan VS Kabayan



Alhamdulillah sampai juga di tempat istirahatku....seharian bergelut dengan berbagai persoalan pekerjaan dan karakter orang…. Tak terasa waktupun sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Aku langsung memasukkan motor Yupiter MX kesayanganku, berganti pakaian dan langsung mandi,rapi-rapih dikit dan sholat maghrib. Setelah itu, seperti biasanya aku mampir ke kamar temanku asal Semarang itu, namanya Bagus Mulyo Anggoro, ia konsultan IT di tempat aku bekerja. Kami berbincang-bincang sebentar, dan akhirnya kita rencana nonton film bareng. Walaupun hampir setiap aku nonton, pasti ketiduran, jadinya aku deh yang ditonton film (he3x…). Tapi aku udah wanti-wanti ke temanku itu untuk membangunkan aku jika tertidur, malam ini mesti aku tuntaskan nonton film, soalnya ada sesuatu yang sedang kucari. Segera kunyalakan TV dan kuambil Film yang berjudul Detective Conan “ A challenge letter to kudou Shinichi” dengan tokoh utamanya Shinichi, cerita tersebut berasal dari Komik Detektif Conan yang dikarang oleh Aoyama Gosho. Sebenarnya aku tidak terlalu suka mengkoleksi film…paling-paling pinjem ke temanku…Conan merupakan tokoh yang menjadi inspirasi bagi aku, akan pentingnya kecerdasan dan fungsi cek dan ricek akan informasi, dalam istilah agama islam yaitu “Tabayyun”. Entahlah…aku sangat tertarik akan tokoh itu. Dan aku sangat kesal sekali dengan film kabayan, yang mencitrakan kalau tokoh Kabayan sebagai orang sunda, yang menggambarkan orang sunda itu lugu dan polos, padahal banyak tokoh sunda lain yang kritis dan berani, seperti halnya Prabu Siliwangi, Agum Gumelar, Adang Daradjatun, dll.Bahkan banyak penyanyi Band kenamaan asal Sunda. Apakah motivasi menonton film Detective Conan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap tokoh kabayan. Entahlah………. Sambil aku makan dan minum segelas kopi Cappucino, aku mulai menonton film tersebut. Penggalan kisahnya sebagai berikut :“SHINICHI KUDOU, seorang murid SMA yang terobsesi kisah detektif Sherlock Holmes, dan dengan bakat analisanya yang spektakuler, berhasil memecahkan beberapa kasus kriminal di daerah tempat tinggalnya. Sehari-hari ia dekat dengan Ran (Kurokawa Tomoko), seorang gadis jago karate, teman bermainnya sejak kecil, putri tunggal seorang detektif ‘gagal’ bernama Kogoro Mouri. (Kenapa gagal? Karena kasus-kasus yang ditanganinya paling banter hanya mencari anjing hilang?). Shinichi dan Ran punya hubungan khusus yang sama-sama tak diakui keduanya (khas Jepang banget ya?) dan meskipun Shinichi terlihat tidak peduli, hanya Ran-lah satu-satunya gadis yang paling penting buatnya. Kasus dimulai ketika SMA mereka mengadakan tour sekolah. Shinichi yang awalnya ogah ikut, akhirnya terpaksa ambil bagian ketika ia menerima sebuah surat tantangan yang dikirim seorang yang mengaku sebagai kidnapper. Orang tersebut akan menculik teman SMA Shinichi, dan Shinichi ditantangnya memecahkan trik yang akan dibuatnya. Trik pertama gagal; Sonoko, sahabat baik Ran, diculik di atas kapal ketika grup mereka sedang menyeberang pulau. Trik kedua pun demikian, Ran menghilang ketika mereka semua dikunci dalam ruang tertutup, dan sang kidnapper hanya memberi batas 12 jam bagi Shinichi, sebelum sebuah bom dalam ruangan di mana Ran dan Sonoko disekap meledak. Tapi akhirnya berkat kecerdasan Shinichi akhirnya ditemukan siapa sebenarnya penculik tersebut”

Sekitar pukul 21.00 WIB...film ini selesai juga. Karena ngantuk belum kunjung juga, iseng-iseng aku membayangkan sosok Shinichi dalam film tersebut. ….Terlihat ia sosok yang serius dan agak pendiam dan selalu penasaran kan sesuatu….dan dia bisa menangkap objek sebagai bahan temuan. Karakater lain dari Shinichi ia selalu focus menyelesaikan suatu kasus, seperti yang dikatakan oleh Rann, sahabat Shinichi, bahwa ia akan terus menyelesaikan kasus sampai tuntas, sampai melupakan kebutuhan fisik dan perasaan. Karakter introvert lebih dominan dimiliki oleh Shinichi….dan kemampuan menghubung-hubungkan sesuatu itu merupakan kelebihan dia. Rasa keingingtahunan yang tinggi mengalahkan perasaannya akan sebuah cinta, hal ini terlihat dari pribadi dia yang tidak pernah menghiraukan lawan jenisnya. Shinichi tidak mengharapkan ketenaran, terbukti ketika pengungkapan kasus-kasus tidak menunjukkan siapa yang menemukan, tetapi dia melimpahkan hasil temuannya kepada orang lain yaitu ke detective Mouri. Respon akan permasalahan sangat tinggi, ketika Conan mendapat surat dari Kidnapper, bahwa ia akan menculik salah-satu siswa pada malam hari. Dari sisi emosi Shinichi, sangat terkendali, ketika bapaknya Rann, memukul dia, karena dianggap tidak mampu menjaga anaknya, tetapi Shinici hanya diam saja dan berkomentar masih menggunakan nalar. Dari sisi penampilan Shinici terlihat sangat sederhana, tidak menunjukkan kalau dia seorang detektif.

Terlepas dari film Detective Conan….film bagi aku merupakan pengembaraan akan nilai-nilai hidup. Film banyak mengandung unsur-unsur filosofis dan bisa menyebabkan perubahan akan diri kita dan lingkungan. Film dapat memperhalus perasaan dan sekaligus mempertajam sisi kemanusiaan kita. Dalam film ada diri kita, ada orang-orang yang kita cintai dan ada orang-orang yang kita benci. Film membuat kita melompat dari wilayah pribadi ke wilayah publik. Film bisa jadi pengalaman batin yang dialami si penulis skenario, pemain, koreografer ataupun penonton sendiri. Film sebagai ajang dialog hati nurani.
Ugggghhhhhhhhhh...wuaaahhhhh......subhaanallah.....ngantukpun tiba dan waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB...mungkin setelah bangun nanti, aku bisa bertemu lagi dengan sisi kemanusiaanku..................................................

Tidak ada komentar: