Kamis, 14 Januari 2010

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

Oleh: Budi Prayogi,SE,MM
Referensi :
 Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall
 Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.
 Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia


Pada bab ini akan membahas audit perolehan sumber daya modal di dalam bentuk hutang berbunga serta ekuitas pemilik dan pelunasan kembali modal. Siklus perolehan modal dan pelunasan kembali modal juga meliputi pembayaran bunga dan dividen.

Gambaran umum siklus Perolehan dan pembayaran kembali modal
Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali modal mempengaruhi secara siginifikan audit akun-akun berikut :
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi seringkali jumlahnya sangat material. Misalnya, obligasi jarang diterbitkan oleh kebanyakan perusahaan, tetapi jumlah suatu penerbitan obligasi biasanya besar.
2. Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya akan material. Misalnya, penghilangan atau salah dibukukan satu transaksi kewajiban tertentu mempunyai dampak yang material pada laporan keuangan.
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen-dokumen kepemilikan serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan ekuitas. Dalam audit hutang berbunga, diharapkan sekaligus menverfiikasi beban bunga terkait dan hutang bunga.

Akun-akun dalam siklus
Akun-akun dalam siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada perusahaan tertentu tergantung pada jenis aktivitas bisnis perusahaan itu dan bagaimana pendanaannya.
Berikut ini adalah siklus-siklus yang seringkali ditemukan :
• Wesel bayar
• Kontrak yang masih harus di bayar
• Hutang hipotik
• Hutang obligasi
• Beban bunga
• Bunga yang masih harus di bayar
• Kas Bank
• Modal saham – Saham biasa
• Modal saham- Saham preferen
• Kelebihan modal disetor atas nilai pari
• Modal yang disumbangkan
• Laba ditahan
• Pencadangan laba di tahan
• Saham tresuri
• Dividen yang diumumkan
• Dviden yang terhutang
• Akun modal – perusahaan perseorangan
• Akun modal – perusahaan persekutuan

A. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang tidak dijamin atau dijamin dengan aktiva. Umumnya wesel diterbitkan untuk suatu periode antara 1 bulan dan 1 tahun, tetapi terdapat juga wesel jangka panjang yang lebih dari setahun.
Tujuan audit wesel bayar adalah untuk menentukan apakah berikut ini benar:
• Pengendalian intern atas wesel bayar memadai
• Transaksi untuk pokok pinjaman dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi dan dibukukan dengan semestinya sebagaimana didefinisikan menurut enam tujuan audit terkait transaksi
• Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga terkait beserta hutang yang masih harus dibayar dinyatakan dengan semestinya sebagaimana didefinisikan menurut delapan dari Sembilan tujuan audit terkait saldo.

Pengendalian Intern
Terdapat empat pengendalian penting atas wesel bayar :
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru
Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitikan, bagian akuntansi harus menerima satu tembusan seperti pada penerimaan faktur dan laporan penerimaan.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Hal ini meliputi penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung jawab.
4. Verifikasi yang independen secara periodik.
Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus direkonsiliasikan terhadap buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan independen harus menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup penerbitan wesel serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunga.

Prosedur analitik

Prosedur Analitik Kemungkinan salah saji
Hitung ulang estimasi beban bunga atas dasar tingkat bunga rata-rata dan wesel bayar bulanan keseluruhan Salah-saji beban bunga dan bunga terhutang atau pengabaian wesel bayar yang beredar
Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya Pengabaian atau salah saji wesel bayar
Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga dan bunga terhutang dengan tahun sebelumnya Salah saji beban bunga terhutang, atau wesel bayar sebelumnya

Pengujian Terinci atas saldo
Tiga tujuan audit terkait saldo yang terpenting dalam wesel bayar adalah sebagai berikut :
1. Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)
2. Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat (keakuratan)
3. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian dan pengungkapan).

Tidak ada komentar: