Selasa, 31 Juli 2012

Implementasi Strategi


1. Balanced Scorecard

Adalah satu bentuk pelaporan keuangan yang meliputi 4 faktor kunci sukses bagi perusahaan dalam 4 perspektif, yaitu :
(1) kinerja keuangan,
(2) kepuasan pelanggan ,
(3) Proses bisnis internal dan
(4) inovasi dan pembelajaran.

Ukuran Sukses Keuangan :
- Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan nilai pasar, sebagai indikator sebaik apa perusahaan dapat memuaskan pemilik / pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Ukuran Sukses Non Keuangan untuk perspektif pelanggan:
- Mengukur kualitas, pelayanan, dan biaya murah, dan lainnya, sebagai indikator sebaik apa perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Berbagai proses bisnis secara internal: mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan. Hal ini dapat diukur dengan:
- Kualitas produk yang tinggi
- Inovasi dari pihak fabrikasi
- Produktifitas fabrikasi yang tinggi

Inovasi dan Pembelajaran , mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia guna memenuhi tujuan strategis sekarang dan di masa yang akan datang. Perspektif ini dapat diukur dengan :
- Kompetensi dan integritas dari para pengelola
- Moral dan budaya perusahaan secara luas
- Pendidikan dan pelatihan
- Inovasi berbagai produk baru serta berbagai metode fabrikasi.

2. Analisa Value Chain

Merupakan alat analisa statistik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat tingkatkan / penurunan biaya dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok. Pelanggan dan perusahaan lain dalam industri. - Analisa value chain berfokus pada total chain dan satu produk, mulai dari design produk sampai dengan pemanufakturan produk bahkan jasa setelah penjualan. - Konsep-konsep yang mendasari analisys tersebut adalah bahwa perusahaan menempati bagian tertentu / beberapa bagian dan keseluruhan value chain. Aktivitas nilai (value) aktivitas yang hanus dilakukan dalam proses perolehan bahan dan mengubahnya menjadi produk akhir, termasuk pelayanan kepada pelanggan. Pengembangan value chain, berbeda-beda tergantung path jenis industri, contohnya dalam perusahaan Industri fokusnya terletak lebih pada operasi dan advertensi serta promosi dibandingkan pada bahan mentah dan proses pembuatan.

Value chain pada industri pemanufakturan :
Desain Aliran
Pengembangan Produk
Perolehan bahan
Pemanufakturan : Perkaitan, pengujian, Dan pengepakan
Penggudangan dan Distribusi
Penjualan
Eceran
Pelayanan
Pelanggan

Analisa value chain mempunyai 3 tahapan:
Tahap I : Mengidentifikasi aktivitas value chain
Tahap H : Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai
Tahap HI : Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya I menambah nilai. Pada tahap ini perusahaan harus melakukan hal-hal berikut :
- mengidentiflkasi keunggulan kompetitif (cost leadership)
- mengidéntifikasi peluang akan nilai tambah
- mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.

Value chain untuk industri pembuat computer :
Langkah dalam value chain aktivitas output yg diharapkan :
Langkah 1: desainRiset dan pengembangandesain produk yang lengkap
Langkah 2 : memperoleh Bahan mentahpenambangan, pengembangan dan penyulingan silicon, plastic. berbagai logam
Langkah 3: merakit bahan Menjadi komponen. Mengubah bahan mentah menjadi       komponen dan pemakaian suku cadang dlm proses produksi computer komponen   dan suku cadang yg Diharapkan. Tahap 1konversi, merakit, menyelesaikanchip, prosesor, komponen dasar lainnya.  Tahap 2menguji dan menentukan kualitasboard, komponen path tingkat yang       lebih tinggi
Langkah 4: pembuatan komputerperakitan akhir, pengepakan dan pengangkutan produk akhir komputer yang lengkap
Langkah 5 : penggudangan dan distribusi memindahkan produk ke lokasi pengecer dan ke gudang sesuai yang dibutuhkan pengangkutan dengan kereta, truk atau angkutan udara
Langkah 6 : penjualan eceran,  penerimaan kas
Langkah 7: pelayanan kepada perbaikan komputer yang sudah diperbaiki


3. ANALISA SWOT

Merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor keberhasilan kritis (critical success factors) yang dimiliki dalam perusahaan meliputi kekuatan dan kelemahan internalnya, dan peluang serta ancaman yang bersifat eksternal. Kekuatan dan kelemahan paling mudah diidentifikasi dengan cara melihat sumber daya spesifik yang ada di perusahaan:
- Lini produk: Apakah produk perusahaan merupakan produk yang inovatif? Apakah produk yang ditawarkan terlalu umum atau terlalu khusus? Apakah ada kecanggihan dan kekhususan teknologi yang penting?
- Manajemen: Bagaimana tingkat kompetensi dan pengalaman manajemen. Riset Dan pengembangan : Apakah perusahaan berada didepan atau dibelakang para pesaing? Apa saja yang perlu diperhatikan untuk produk dan jasa baru?
- Pemanufakturan: seberapa kompetitif, seberapa fleksibel, seberapa produktif dan seberapa canggih proses produksi?
- Pemasaran: Seberapa efektif pendekatan pemasaran secara keseluruhan, yang meliputi promosi, penjualan dan advertensi.
- Strategi : Seberapa jelas didefinisikan, komunikasikan, dan secara efektif diimplementasikan sebagai stategi perusahaan.

Peluang dan ancarnan diidentifikasikan dengan cara melihat faktor-faktor yang ada di luar perusahaan. Peluang dan ancaman paling mudah diidentifikasikan dengan cara melakukan analisa terhadap industri pesaing-pesaing.

- Hambatan untuk masuk (Barriers to entry)
Menganalisa faktor-faktor tertentu, seperti persyaratan modal, skala ekonomi, deferensiasi produk dengan akses ke dalam saluran distribusi tertentu, perlindungan perusahaan dan pendatang baru.


- Intensitas persaingan
Persaingan yang ketat dapat menjadi sebab dan tingginya hambatan untuk masuk (barriers to entry) asset khusus (dan oleh karena itu ada keterbatasan fleksibilitas bagi perusahaan di dalam industri). inovasi produk yang cepat, pertumbuhan pasar yang lambat atau adanya kelebihan kapasitas secara signifikan di dalam industri.
- Tekanan dan produk industri
Akankah produk pengganti yang ada meningkatkan intensitas persaingan bagi perusahaan.
- “Barganning Power” dari pelanggan Semakin besarnya “barganning power” dan perusahaan, semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan. Analisa SWOT mengarahkan analisa stategik dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu analisis SWOT juga sebagai alat untuk mencapai pengertian yang lebih baik & mungkin juga sebagai consensus diantara para manajer berkaitan dengan faktor-faktor yang krusial bagi keberhasilan perusahaan. Contoh: apa yang dipandang oleh beberapa manajer sebagai kekuatan mungkin dipandang kelemahan oleh manajer lainnya.

Tujuan utama : mengidentifikasi stategi perusahaan secara keseluruban dan CSFs, sebagai awal untuk mengimbangkan konsensus diantara para eksekutif dan para manajer terkait.Biaya. kualitas & waktu Pertimbangan terhadap factor keberbasilan kritis (CSF) menghasilkan fokus baru pada 3 faktor kunci : biaya, kualitas dan kecepatan dalam hal pengembangan produk dan penginiman produk. Perusahaan harus bersaing secara efektif pada masing-masing 3 faktor tersebut.

Ukuran factor keberhasilan kritis (CSF)

Mengembangkan ukuran yang relevan & dapat diandalkan untuk CSF yang telah diidentifikasikan dalam tahap pertama. Tujuannya: menentukan ukuran yang spesifik sehingga memungkinkan perusahaan untuk memonitor perkembangannya dalam mencapai tujuan stratejik perusahaan.


4. Implementasi Manajemen Biaya

Scorecard dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja organisasi pada proses internal kunci (misalnya ukuran efisiensinya adalah jumlah sampah yang dibuang), ukuran kepuasan pelanggan (dimana pelanggan adalah masyarakat dan pemimpin politik), ukuran keuangan kunci (misalnya tingkat kepercayaan dan saldo dana), dan ukuran sumber daya manusia. Analisa value chain dapat digunakan untuk menentukan pada titik-titik dimana dalam rantai nilai yang dapat mengurangi biaya atau memberikan nilai tambah (value added). Dalam perolehan bahan baku atau proses advertensi dan promosi, langkah pertama dalam value chain untuk pemerintah atau organisasi yang tidak berorientasi pada laba adalah membuat pernyataan tentang misi sosial organisasi tersebut, termasuk kebutuhan masyarakat spesifik yang dapat dilayani. Tahap kedua adalah mengembangkan sumber daya untuk organisasi, baik personel maupun fasilitasnya.. Tahap ketiga dan keempat adalah melakukan operasi organisasi dan memberikan jasa kepada masyarakat.

5.  Bagaimana Perusahaan Dapat Sukses? Strategi Bersaing
Keberhasilan suatu perusahaan adalah dengan cara melaksanakan strategi perusahaan yang telah ditetapkan. Strategi berisi tentang seperangkat kebijakan, prosedur, dan pendekatan-pendekatan pada perusahaan yang menghasilkan kesuksesan jangka panjang. Menjalankan strategi dimulai dengan menentukan tujuan dan arah jangka panjang, sebagai misi perusahaan. Beberapa contoh misi perusahaan:
Ford Motor Company: Menyediakan mobilitas pribadi untuk orang-orang seluruh dunia.
Walt Disney: membuat orang bahagia.

Fokus Manajemen Biaya adalah pada lingkungan bisnis masa lalu dan masa kini atau kontemporer.Untuk lingkungan bisnis masa lalu, manajemen biaya memfokuskan pada pelaporan keuangan dan analisis biaya, penekanan pada standarisasi dan biaya standar; akuntan sebagai tenaga ahli fungsional dan pencatat keuangan. Sedangkan untuk lingkungan bisnis kontemporer, manajemen biaya sebagai alat untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi bisnis

Pengukuran Strategik daripada Sukses.
Sistem manajemen biaya strategik mengembangkan informasi strategik, yang meliputi informasi keuangan dan nonkeuangan. Pengukuran keuangan menunjukkan dampak kebijakan dan prosedur perusahaan terhadap posisi keuangan periode berjalan, sedangkan faktor nonkeuangan memperlihatkan posisi bersaing kini dan masa yang akan datang.  Berikut ini ukuran-ukuran kesuksesan keuangan dan nonkeuangan:
Pengukuran keuangan:
1. Pertumbuhan penjualan
2. Pertumbuhan laba
3. Pertumbuhan deviden
4. Peringkat kredit dan obligasi
5. Arus kas
6. Peningkatan harga saham

Pengukuran nonkeuangan:
Pengukuran pelanggan:
1. Pangsa pasar dan pertumbuhannya
2. Pelayanan pelanggan
3. Pengiriman tepat waktu
4. Kepuasan pelanggan
5. Pengakuan brand
6. Posisi di pasar yang menguntungkan
Proses bisnis internal:
1. Kualitas produk yang tinggi
2. Inovasi produksi
3. Produktifitas yang tinggi di pabrik
4. Waktu siklus
5. Pengurangan barang sisa
Inovasi dan Pembelajaran (sumber daya manusia)
1. Keahlian dan integritas para manajer
2. Moral dan budaya perusahaan
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Inovasi dan produk baru serta metode produksi.
6. Mengembangkan Strategi Bersaing: Posisi Bersaing

Untuk memenangkan persaingan secara berkesinambungan, perusahaan akhirnya harus memilih diantara dua strategi bersaing ini, yaitu: cost leadership atau differentiation.

Cost Leaderhip
Cost leadership (kepemimpinan biaya) adalah suatu strategi bersaing dimana perusahaan berhasil dalam memproduksi barang atau jasa pada biaya yang paling rendah di dalam industrinya. Dengan biaya yang sangat murah maka perusahaan dapat menetapkan harga jual yang rendah, sehingga dalam persaingan akan dapat memenangkan secara berkesinambungan. Keunggulan biaya biasanya dihasilkan dari produktifitas proses produksi , distribusi, atau keseluruhan operasi perusahaan. Perusahaan yang menerapkan strategi biaya murah biasanya perusahaan yang berskala besar.

Differentiation (diferensiasi):
Differentiation atau keunikan adalah suatu strategi bersaing dimana suatu perusahaan berhasil / sukses dengan mengembangkan dan memelihara keunikan nilai untuk produk yang disediakan perusahaan. Keunikan sebagai setrategi bersaing dapat berupa kualitas, keamanan, fitur, pelayanan, gengsi, dsb. Dengan strategi ini, perusahaan tidak harus menjual produk dengan harga murah seperti dalam cost leadership, bahkan dengan harga tinggipun konsumennya tidak akan merasa keberatan, karena value yang diberikan produk tersebut sangat tinggi. Produk-produk seperti kosmetik, emas, berlian, mobil. Rolex, Mercedes-Benz, dan BMW adalah contoh perusahaan yang menekankan pada diferensiasi / keunikan.Aspek-aspek yang berbeda daripada dua strategi bersaing.  Adalah satu strategi kompetitif dalam satu kesuksesan perusahaan dengan mengembangkan dan memelihara satu nilai yang unik untuk satu produk yang akan diterima oleh pelanggan.


Jangka Rencana Jangka Panjang Untuk Raih Peluang
Perencanaan strategis mencakup rumusan strategi dan sasaran yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun mendatang didasari tanggungjawab terhadap perjalanan perusahaan di masa mendatang agar arah perusahaan selaras dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah, Direksi Pelindo III telah menyusun RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) 2009-2013. Hal tersebut juga dimaksud untuk memenuhi Keputusan Menteri BUMN KEP-102/M-BUMN/2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara.“RJPP yang secara umum berisikan perencanaan strategis yang mencakup mencakup rumusan strategi dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Karenanya RJPP ini diharap mempunyai makna strategis menghadapi kompetisi global, dan ditengah upaya penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang sangat memerlukan keselarasan pandangan dalam berbagai macam aspek internal maupun eksternal, guna menciptakan sinergi yang mampu mendukung produktifitas dan efisiensi usaha” dan RJPP Pelindo III ditetapkan untuk dapat dipahami dan disosialisasikan lebih lanjut kepada setiap jajaran Manajemen Kantor Pusat maupun Cabang Pelabuhan sehingga dapat menjadi acuan strategis bagi rencana pengembangan usaha dan fasilitas pelabuhan.kata Suprihat, Direktur Utama.
Meraih Peluang
Salah satu catatan dalam RJPP adalah Strategi dan kebijakan Manajeman, berdasarkan hasil corporate mapping. Strategi utama (grand strategy) adalah pemanfaatan kekuatan yang dimiliki untuk meraih peluang. Di antaranya Pengembangan Lapangan Penumpukan Petikemas ( di Tg Perak, Tg Emas, Banjarmasin, dan Tenau Kupang), Terminal Curah Kering ( Tg Perak, Gresik, Tg Emas, Tg Intan, Basirih), Terminal Curah Kering ( Tg Perak, Gresik, Tg Emas, Stagen Kotabaru, Mekar Putih Batulicin, Benoa), Terminal Multipurpose ( Tg Perak, Bumiharjo di Kumai, Bagendang di Sampit), Pembentukan Strategic Business Unit (SBU) di bidang peralatan, trucking, IT, Bunkering BBM dan usaha lain pada beberapa cabang Pelabuhan.
Disamping itu, juga dilakukan:
- Rekonfigurasi dan redisain organisasi pada beberapa pelabuhan cabang;
- Meminimalkan kelemahan untuk meraih peluang (Weakness-Opportunity) dengan penambahan dan penggantian peralatan dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan operasional;
- Pendalaman/pengerukan kolam di depan dermaga;
- Re-engineering business process di segala bidang;
- Pengembangan Sistem Informasi berbasis teknologi mutakhir
- Meningkatkan kekuatan untuk menekan ancaman (Strength-Treat/ST) dengan peningkatan Level of Service, peningkatan komptensei SDM Operasional, implementasi knowledge manajemen, optimalisasi pemanfaatan lahan;
- Meminimalkan Kelemahan dan menghindari ancaman (Weakness-Treath/ WT) yaitu Pendelegasian kewenangan cabang/ unit, Penutupan operasional Pelabuhan yang merugi/ marginal
- Dalam strategi Bisnis, focus bisnis perusahaan sebagai Port Terminal Operator,Penambahan fasilitas dan peralatan yang modern, Standarisasi Prosedur Operasi berbasis kebutuhan Pelanggan., Revaluasi Sisdur Eksisting dan Master Plan IT.
Daya Saing
Lebih jauh, RJPP juga merumuskan strategi fungsional yang focus kepada Costumer Service Management, yaitu:
- Pengembangan Key Performance Indocator (KPI);
- Kerjasama antar Connecting Port (domestic maupun luar negeri
­- Standarisasi teknis dan konstruksi dalam pengadaan dan pembangunan fasilitas
Pelabuhan secara tepat waktu, berhasil dan berdaya guna yang didasarkan atas kelayakan usaha baik dari aspek financial maupun ekonomi;
- Membangun dan menciptakan daya sang perusahaan yang kuat dengan diferensiasi pelayanan dan cost leadership.
Sedangkan untuk Bisnis dan IT, yaitu pengembangan sistem aplikasi program komputer di semua unit organisasi perusahaan untuk memperkuat kegiatan bisnis perusahaan dan berorientasi pada process based (IT sebagai Weapon), Menerapkan satu system pelayanan terpadu, Menerapkan standar produktifitas bongkar muat dan pelayanan kapal dengan pola pelayanan berstandar International (ISO), Pengadaan Fasilitas Pelabuhan yang mengikuti perkembangan teknologi kepelabuhan dengan produktivitas tinggi, Mengintegrasikan semua infrastruktur dan semua peralatan penunjang (supporting tools).Kebijakan Bisnis, yaitu menyediakan faslitas infrastruktur yang berorientasi untuk dapat mengantisipasi kebutuhan 20 tahun kedepan, Perusahaan focus kepada penyedia jasa infrastruktur agar mampu menyediakan fasilitas kelas dunia (dalam arti kualitas), Pelaksanaan jasa pelayanan (services) diarahkan untuk dikelola oleh Strategic Business Unit (SBU) atau anak perusahaan yang professional sehingga diharapkan lebih mampu dan fleksible untuk mencapai mutu pelayanan yang prima, Usaha-usaha jasa penunjang kepelabuhanan ( Port Related Services) diarahkan untuk dilakukan oleh perusahaan patungan/ kepemilikan saham, Melakukan pemasaran Pelabuhan dengan melalui pembentukan Port Community (Lembaga Komunitas Pelabuhan) yang peranan dan kegiatan konkrit meliputi aspek yang mendasar di Pelabuhan, termasuk upaya promosi,(Humas,Pelindo III)

Strategi Pengembangan Usaha pada CV Lestari Mandiri Perkasa
THE BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF CV LESTARI MANDIRI PERKASA

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis implementasi strategi bisnis yang diimplementasikan bagi pengembangan usaha CV Lestari Mandiri Perkasa serta menganalisis kelayakan penambahan armada bagi CV Lestari Mandiri Perkasa untuk mendukung pengembangan usahanya. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif ini dilakukan dengan melakukan kajian atas beberapa alternatif strategi bisnis generik dari Michael Porter, yang meliputi strategi fokus, diferensiasi maupun cost leadership.
Analisis ditujukan pada penyajian pertimbangan strategis yang tepat bagi perusahaan. Sementara itu, analisa kuantitatif dilakukan untuk menghitung kelayakan penambahan armada bagi CV Lestari Mandiri Perkasa untuk mendukung pengembangan usahanya kajian. Analisis kelayakan dilakukan dengan beberapa parameter Net Present Value dan Profitability Index. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Strategi pengembangan usaha yang tepat diimplementasikan bagi CV Lestari Mandiri Perkasa adalah strategi cost leadership dengan pertimbangan bahwa perusahaan memiliki potensi untuk fokus melayani pelaku bisnis kelas menengah ke bawah yang belum memiliki kemitraan yang permanen dengan pelaku jasa pengiriman yang besar. (2) Penambahan armada bagi CV Lestari Mandiri Perkasa untuk mendukung pengembangan usahanya adalah layak. Hal ini didasarkan pada pertimbangan strategik bahwa penguatan bisnis penambahan armada menjadi agenda yang layak direalisasikan mengingat manajemen berkepentingan untuk memperkuat brand dari perusahaan dengan cara memperkuat core business perusahaan di bidang jasa pengiriman. Selain itu penambahan armada juga dinilai layak dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek keuangan.

* COST LEADERSHIP STRATEGY
Strategi ini berdasarkan pada konsep bahwa anda dapat memproduksi dan memasarkan suatu produk dan jasa dengan kualitas yang baik pada biaya yang lebih rendah dari pada pesaing anda. Biaya rendah ini harus diterjemahkan ke profit margin yang lebih tinggi dari pada rata-rata industri. Beberapa kondisi yang harus ada untuk menunjang cost leadership strategy meliputi tersedianya modal operasi yang sedang berjalan, ketrampilan teknik proses yang baik, pengelolaan tenaga kerja yang erat, produk dirancang untuk memudahkan proses produksi dan distribusi

* DIFFERENTIATION STRATEGY
Adalah membuat suatu produk atau jasa yang dirasa sebagai yang unik di seluruh industri. Penekanan dapat pada gambaran merk, pemilik teknologi, corak khusus, pelayanan yang superior, jaringan distributor yang kuat atau aspek-aspek yang bisa menjadi spesifik untuk industri anda. Keunikan ini harus juga diterjemahkan ke profit margin yang lebih tinggi dari pada rata-rata industri. Sebagai tambahan, beberapa kondisi yang harus ada untuk menunjang differentiation.

strategy meliputi kemampuan pemasaran yang kuat, rekayasa produk yang efektif, personil yang kreatif, kemampuan untuk melakukan riset dasar dan reputasi yang baik.

* FOCUS STRATEGY
Strategi ini mungkin yang paling canggih dari strategi ‘generic’, bahwa strategi ini adalah suatu bentuk yang lebih ‘hebat’ dari cost leadership strategy maupun differentiation strategy. Strategi ini dirancang untuk menuju fokus pada suatu segmen pasar, bentuk produk atau proses manajemen biaya dan biasanya dilakukan ketika tidak cocok mencoba menerapkan cost leadership atau differentiation. Strategi ini didasarkan pada konsep melayani sasaran yang istimewa dalam suatu cara yang luar biasa, dan yang lainnya tidak dapat menyaingi. Biasanya cara-cara ini mengarah pada suatu segmen pasar yang lebih kecil secara substansi dari pada yang lain dalam industri. Tetapi, karena tingkat persaingan yang kecil, maka profit margin dapat sangat tinggi.

Demikian uraian singkat ketiga strategi “generic” di atas, yang tentunya masing-masing strategi mempunyai satu sisi kelebihan dan kelemahan masing-masing. Anda lebih mengetahui pilihan strategi mana yang sesuai untuk keberhasilan bisnis anda.

Referensi :
¡  Blocher.”Manajemen Biaya, penekanan strategis, . penerbit Salemba Empat,2011.”

Tidak ada komentar: