Selasa, 31 Juli 2012

Manajemen biaya dan Stratejik

Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja dapat mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada jangka pendek.

Empat Fungsi Manajemen :  
1. Manajemen Stratejik.
merupakan pengembangan posisi kompetitf sehingga keunggulan kompetitif dapat menyebabkan kesuksesan yang berkesinambungan. Strategi adalah seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan. Manajemen stratejik (strategic manajemen) meliputi pengindentifikasian dan pengimplementasian tujuan-tujuan dan rencana-rencana.

2. Perencanaan dan pengambilan keputusan. Meliputi penganggaran dan perencanaan laba, pengelolaan arus kas dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti misalnya kapan perusahaan harus menyewa atau membeli fasilitas, kapan peralatan harus diperbaiki atau harus memulai pengembangan produk baru. 

3. Pengendalian operasional. Berlangsung ketika para manajer menengah (misalnya manajer pabrik, manajer produk, manajer regional) memonitor aktivitas para manajer operasional dan para karyawan (misalnya supervisor produksi dan para kepala departemen). Sebaliknya, pengendalian manajemen merupakan evaluasi terhadap para manajer tingkat menengah oleh para menajer diatasnya (controller atau CFO).

4. Penyusunan laporan keuangan. Manajemen tunduk pada persyaratan pelaporan yang dikeluarkan industri sejenis, kelompok profesional yang relevan. Informasi laporan keuangan juga mencakup tiga fungsi manajemen lainnya, karena informasi ini seringkali merupakan bagian yang penting dari perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen stratejik

Manajemen Stratejik dan Manajemen Biaya Stratejik .
Tekanan stratejik juga membutuhkan pemikiran yang integratif/menyeluruh, sehingga mampu mengindentifikasi dan memecahkan masalah dari sudut pandang yang bersifat lintas fungsi (cross functional). Fungsi bisnis sering diidentifikasi sebagai pemasaran, produksi, keuangan dan akuntasi/controllership. Fungsi tersebut bukan dipandang sebagai permasalahan, seperti permasalah produksi, permasalahan pemasaran dan permasalahan akuntansi dan keuangan, pendekatan yang menyeluruh/integratif menggabungkan keahlian dari semua fungsi secara simultan dengan menggunakan tim yang bersifat lintas fungsi. Pendekatan yang integratif diperlukan dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif. Perhatian perusahaan difokuskan pada pemuasan kebutuhan pelanggan, dan semua sumber daya perusahaan, dari semua fungsi, diarahkan untuk tujuan tersebut.

Jenis-jenis Organisasi.
Informasi manajemen biaya bermanfaat dalam berbagai jenis organisasi – perusahaan bisnis, unit pemerintah, dan organisasi non laba. Perusahaan bisnis biasanya dikategorikan berdasarkan industri, kategori utama adalah perdagangan, manufaktur dan jasa. Organisasi pemerintah dan organisasi non profit menyediakan jasa, seperti dalam perusahaan-perusahaan dalam industri jasa. Meskipun demikian, dalam jenis organisasi ini seringkali tidak ada hubungan langsung antara jumlah uang yang dibayarkan dengan jasa yang diberikan. Bahkan bentuk jasa yang disediakan dan pelanggan yang menerima jasa tersebut ditentukan oleh pemerintah atau organisasi sosial. Sumber daya disediakan oleh pemerintah dan atau sumbangan. Jasa yang disediakan oleh organisasi-organisasi ini sering disebut sebagai barang publik untuk menunjukkan bahwa tidak ada pasar khusus untuk jasa tersebut. Ada sejumlah karakteristik khusus untuk barang publik ini, Informasi manajemen biaya digunakan untuk menentukan harga untuk mengubah produk atau jasa dalam rangka meningkatkan profitabilitas, untuk memperbarui fasilitas produksi pada saat yang tepat, dan untuk menentukan metode pemasaran atau saluran distribusi yang baru. Sebagai contoh perusahaan manufaktur seperti Hewlett-Packard mempelajari implikasi biaya dari berbagai pilihan desain untuk setiap produk. Studi desain meliputi analisis biaya produksi yang diproyeksikan sekaligus biaya yang dikeluarkan setelah produk tersebut selesai, yang meliputi biaya pelayanan dan biaya jaminan. Biaya jasa dan garansi seringkai disebut dengan biaya hilir (akhir) karena terjadi setelah proses produksi. Dengan menganalisis baik biaya produksi maupun biaya hilir, Hewlett-Packard dapat menemukan apakah peningkatan produk dapat menyebabkan penyimpangan biaya produksi dan biaya hilir dari yang diharapkan dalam customer value dan pendapatan.
Pemakai informasi manajemen biaya, adalah perusahaan di semua jenis organisasi, baik yang besar maupun kecil. Tingkat kehandalan perusaaan dalam hal manajemen biaya tergantung pada bentuk strategi kompetitifnya. Peran manajemen biaya disini adalah untuk mendukung strategi deferensiasi melalui manajemen biaya terhadap pengeluaran-pengeluran untuk reset dan pengembangan serta pemasaran, yang harus dipandang sama pentingnya dengan pengeluaran-pengeluaran untuk produksi. Pada saat-saat yang lalu beberapa unit pemerintahan dan organisasi non profit cenderung memfokuskan pertanggungjawaban dengan cara menghabiskan biaya yang sudah disetujui dan tidak memikirkan bagaimana mengeluarkan biaya secara efektif dan efisiensi. Meskipun demikian sekarang ini terjadi pengembangan, yaitu jenis-jenis organisasi ini menggunakan menajemen biaya untuk memanfaatkan sumber daya keuangan secara efektif dan efisien.
Khususnya untuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba, merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memprediksi akibat dari adanya pemotongan anggaran atau adanya peningkata jasa dari level yang direncanakan. Informasi manajemen biaya biasanya memberikan jasa sebagai langkah awal dalam menilai dampak perubahan level pendanaan.

Objek Biaya Dan Pemicu Biaya (Cost Driver). Objek biaya merupakan sesuatu atau aktivitas dimana biaya diakumulasikan. Lima jenis objek biaya adalah :
1.Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan
2.Jasa
3.Departemen (departemen teknik, departemen sumber daya manusia)
4.Proyek, seperti proyek penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa komunitas.

Pada umumnya, objek biaya merupakan biaya fokus analisis profitabilitas-produk mana dan jasa mana yang lebih menguntungkan? Untuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba, Jumlah total biaya untuk suatu objek biaya dipengaruhi oleh cost driver. Cost driver merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk suatu objek biaya. Sebagai contoh, Biaya listrik dalam pabrik (objek biaya) dipengaruhi oleh jumlah jam mesin; jadi jumlah jam mesin merupakan ‘cost driver’ untuk baiya listrik. “Cost driver’ umum lainnya adalah jumlah produk yang dihasilkan, jumlah mesin yang di ‘set up’ jumlah perubahan desain yang dilakukan untu membuat suatu produk, serta jumlah promosi pemasaran dan saluran distribusi. Identifikasi dan analisis ‘cost driver’ merupakan langkah penting dalam analisis stratejik dan manajemen biaya pada suatu perusahaan. Identifikasi dan analisis cost driver tersebut merupakan dasar dalam penentuan biaya dan objek biaya secara akurat dan untuk pengendalian biaya objek biaya tersebut.

Lingkungan Bisnis Kontemporer. Banyak perubahan dalam lingkungan bisnis pada tahun-tahun belakangan ini yang menyebabkan adanya modifikasi ynag signifikan dalam praktik-praktik manajemen biaya. Perubahan-perubahan utama tersebut adalah
1. Meningkatnya persaingan lingkungan bisnis global.  Mempunyai arti bahwa kebutuhan perusahaan terhadap informasi manajemen biaya semakin meningkat supaya mampu bersaing. Perusahaan membutuhkan informasi keuangan dan non keuangan tentang bagaimana melakukan bisnis dan bagaiman cara bersaing secara efektif di negara lain.

2. Teknologi Informasi dan Pemanukfakturan. Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, perusahaan di seluruh dunia mengadopsi teknologi informasi dan pemanukfakturan yang baru. Hal ini meliputi metode persediaan tepat waktu (just in time inventory) untuk mengurangi biaya dan pemborosan yang disebabkan karena perusahaan mempertahankan bahan baku dan produk yang belum selesai dalam jumah yang besar.
Hal penting alian yang barkaitan dengan perubahan proses pemanufakturan adalah perbaikan sedikit demi sedikit biaya fasilitas relatif terhadap bahan dan tenaga kerja langsung. Sehingga biaya untuk mempertahankan kapasitas produksi relatif meningkat terhadap biaya bahan dan tenaga kerja langsung.
Berkaitan dengan perubahan, perubahan juga dilakukan dalam hal perbaikan terhadap biaya produksi, perbaikan terhadap biaya produksi dilakukan dengan apa yang disebut biaya siklus produk, yang meliputi biaya pengembangan, biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya pelayanan. Biaya hulu, yaitu biaya desain dan pengembangan hubungan dengan pemasok menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesasaran bahwa keputusan desain secara signifikan mempengaruhi semua biaya yang terjadi pada tahap berikutnya, yaitu produksi , penjualan dan pelayanan.

3. Fokus pada Pelanggan. Perubahan kunci dalam lingkuangan bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek, sehingga perusahaan berusaha untuk menambah model baru dan produk baru secepat mungkin, oleh karena itu, meningkatkan intensitas persaingan secara keseluruhan.
Nilai produksi untuk pelanggan mengubah orientasi manajer dari produksi baiya rendah dan kuantitas besar ke arah kualitas, pelayanan, ketepatan waktu penyerahan dan kemamapuan untuk merespon pada harapan pelanggan terhadap model yang spesifik. Faktor keberhasilan kritis (the critical success factors) sekarang ini berorentasi pada pelanggan. Praktik-praktik manajemen biaya juga berubah; laporan manajemen biaya sekarang ini memasukkan pula ukuran tentang preferensi pelanggan dan kepuasan pelanggan.

4. Organisasi Manajemen.  Organisasi manajemen telah berubah dalam merespon perubahan pemasaran dan produksi, karena fokusnya adalah kepuasan pelanggan dan customer value, maka tekanannya telah berubah dari ukuran kinerja yang bersifat keuangan dan berbasis laba menjadi ukuran kinerja yang berorientasi pada pelanggan, bersifat non keuangan seperti kualitas, ketepatan pengiriman dan pelayanan. Demikian pula jenis organisasi yang bersifat hirarki telah diubah menjadi bentuk yang lebih fleksibel yang mendorong terjadinya kerja tim dan koordinasi diantara fungsi-fungsi bisnis. Dalam menanggapi perubahan-perubahan ini, praktik-praktik manajemen biaya juga akan berubah dengan memasukkan laporan yang berguna bagi tim manajer yang bersifat lintas fungsi.
Disamping perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan bisnis, perubahan signifikan juga terjadi pada perubahan lingkungan sosial, politik dan budaya yang mempengaruhi bisnis. Konsekuensi dari adanya lingkungan yang baru adalah meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk lebih fleksibel dan adatif dan untuk memberikan pertanggungjawaban yang lebih besar kepada para karyawan yang lebih ahli. Selanjutnya perubahan-perubahan cenderung memfokuskan perusahaan pada faktor-faktor di luar produksi, yaitu pelanggan utama dan masyarakat global. Meskipun manajemen biaya tetap memasukkan ukuran-ukuran kinerja keuangan sebagai dasar evaluasi yang penting terhadap keberhasilan perusahaan jangka pendek maupun jangka penjang, ukuran kinerja tambahan tentang pengaurh perusahaan terhadap lingkungan dan tanggapan perusahaan terhadap perubahan-perubahan lingkungannya yang ada juga dimasukkan dalam manajemen biaya. Faktor lingkungan merupakan faktor yang penting dalam menilai potensi keberhasilan perusahaan.

Seperti yang dilihat oleh filosof Yunani, bahwa individu yang sukses, seperti perusahaan yang sukses, adalah seseorang yang berpikir secara stratejik. Perusahaan yang kompetitif menggabungkan dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis kontemporer ke dalam perencanaan dan praktik-praktik bisnis. Perubahan yang kompetitif adalah perusahan terdorong oleh pelanggan, menggunakan teknologi informasi yang canggih jika sesuai, mengantisipasi dampak perubahan yang ada dalam persyaratan pihak berwenang dan selera pelanggan, dan mengenali lingkungan sosial, politik dan budaya perusahaan.

Tahap-tahap pengembangan sistem manajemen biaya yang dibuat oleh Robert Kaplan yaitu ;
Tahap 1 :
sistem manajemen biaya merupakan sistem pelaporan transaksi dasar


Tahap  2 :   
sistem manajemen biaya berfokus apda pelaporan keuangn untuk pihak luar. Tujuannya adalah membuat laporan keuangan yang handal, karena itu kemanfaatan manajemen biaya masihterbatas.
Tahap 3 :
sistem manajemen biaya menelusuri data operasional kunci dan mengembangkannya menjadi informasi biaya yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pada tahap ini informasi manajemen biaya sudah dikembangkan
Tahap 4 :
secara stratejik informasi manajeman biaya yang relevan merupakan bagian integral  dari sistem

Dua tahap yang pertama dari pengambangn sistem biaya berfokus pada peran akuntan manajemen dalam hal pelaporan dan pengukuran, sementara pada tahap ketiga sudah bergeser ke arah pengendalian operasional. Pada tahap keempat, merupakan tujuan utama, yaitu akuntan manajemen dipandang sebagai bagian integral dari manajemen, bukan sebagai pelapor tetapi sebagai partner bisnis secara penuh, dengan keahliannya dalam mengindentifikasi, meringkas, dan melaporkan faktor-faktor kritis yang dibutuhkan untuk keberhasilan perusahaan. Faktor sukses yang kritis/penting (critical success factors/CSFs) mengukur semua aspek kinerja perusahaan yang penting untuk memperleh keunggulan kompetitif, yang merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Dari berbagai faktor keberhasilan tersebut, banyak faktor yang bersifat keuangan, tetapi banyak pula yang merupakan informasi operasional yang bersifat nonkeuangan. Faktor khusus untuk perusahaan tertentu tergantung pada sifat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan.

TEKNIK MANAJEMEN KONTEMPORER
Benchmarking
Merupakan proses dimana perusahaan mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis (critical success factors), mempelajari tentang praktik-praktik terbaik yang pernah dilakukan oleh perusahan lain (atau unit lain di dalam perushaan) dan kemudian mengimplementasikan perbaikan-perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai tujuan.

Manajemen Kualitas Total
Merupakan teknik di mana manjemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan. Pendekatan ini meliputi peningkatan fungsionalitas produk (functionality), kehandalan (realibility), ketahanan (durability) dan kemudhan produk untuk diperbaiki (servicebility). Hal penting yang perlu diperhatikan adalah menyadari bahwa kualitas dalam konsep TQM merupakan konsep yag luas, lebih luas dibandingkan dengan kualitas menurut konsep yang luas, leibh luas dibandingkan dengan kualitas menurut konsep konvensional, yang hanya dianggap sebagai ukuran kehandalan (reliability). Manajemen biaya digunakan untuk menganalisis konsekuensi biaya dari berbagai pilihan desain untuk TQM dan untuk mengukur dan melaporkan berbagai aspek kualitas, termasuk di dalamnya misalnya kegagalan produksi dan cacat produksi, pemborosan bahan dan tenaga kerja, jumlah permintaan untuk perbaikan dan sifat keluhan dari pelanggan, biaya jaminan dan pengembalian produk.

Continous Improvement (dalam bahasa jepang disebut kaizen)
Merupakan teknik manajemen dimana para manajer dan pekerja setuju terhadap program ‘continous improvment’ dalam hal kualitas dan faktor keberhasilan kritis.
Activity Based Costing dan Activity Based Management
Activity based costing (ABC) digunakan untk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. ABC digunakan untuk berbagai objek biaya yang berbeda-beda, yaitu produk secara individu, kelompok produk yang saling berhubungan dan pelangan secara individual. Activity based management (ABM) menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan pengembalian manajemen. Meskipun pada beberapa waktu yang lalau ABC dan ABM telah diterapkan, tetapi baru pada akhir-akhir ini ABC dan ABM diterapkan secara luas. Teknik ini terutama bermanfaat jika operasi perusahaan bersifat kompleks dengan jenis produk banyak dan proses pemanukfakturan atau tahap-tahap dalam penyediaan jasa banyak / komplek.

Reengineering
Merupakan proses untuk mencipatkaan keunggulan kmpetitif di mana perusahaan mengorganisasikan kembali fungsi organisasi dan manajemennya, seringkali juga menghasilkan pesanan/pekerjaan yang sudah dimodifikasi, digabungkan atau dihilangkan. Reengineering didefinisikan sebagai pemikiran ulang dan perancangan kembali proses bisnis untuk mencapai perbaikan besar-besaran dalam hal ukuran kinerja yang kritis dan kontemporer, seprti biaya, kualitas, jasa dan kecepatan.

The Theory of Constraint  Merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan secara efektif meningkatkan faktor keberhasilan kritis yang sangat penting – waktu siklus, yaitu lamanya bahan diubah menjadi produk selesai / produk jadi. Konsep kunci dalam TOC adalah thoughtput, kemampuan perusahan untuk menghasilkan kas melalui penjualan atau sama dengan penjualan dikurangi bahan yang dibutuhkan dalam produk yang terjual.
Dalam pasar global yang kompetitif, kemampuan untuk mempunyai thougput lebih cepat merupakan fator sukses kritis. Banyak manajer mengungkapkan bahwa fokus pada kecepatan dalam pendekatan TOC merupakan hal yang sangat penting. Mereka menilai bahwa kecepatan terpenting yang perlu diperhatikan adalah kecepatan untuk pengembangan produk, pengiriman produk dan proses pemanufakturan/produksi. Pesaing global mendapati bahwa harapan pelanggan terhadap kecepatan pengembangan produk dan ketepatan waktu pengiriman semakin tinggi. Banyak perusahan yang pesanannnya dilkakukan melalui surat, termasuk penjual produk-produk komputer, pakaian dan barang-barang konsumsi lainnya menganggap membuktikan bahwa janji tentang pengiriman yang tepat waktu kadang-kadang merupakan satu-satunya cara untuk menjual produk.

Mass customization. Proses pemasaran dan produksi yang dirancang untuk dapat menangani peningkatan variasi yang timbul dari jenis bisnis seperti ini. Desain ulang ini meliputi produksi produk dalam jumlah yang besar tetapi sedikit proses dan terutama merancang fungsi pemasaran dan distribusi. Mass customization dapat menjadi cara yang efektif bagi perusahan untuk bersaing dalam industri di mana harapan pelanggan terhadap harga dan kualitas yang pantas bisa dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah ada, dan perusahaan harus membedakan diri dengan cara menyediakan jasa yang sama secara lebih cepat. Pertumbuhan mass customization, dapat mengindikasikan pula pada peningkatan perhatian untuk memuaskan pelanggan. 

Target Costing. Merupakan alat yang secara langsung muncul dari adanya persaingan pasar yang ketata dalam banyak industri. Target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Jadi biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunakan target costing harus sering mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi supaya dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar dan tetap dapat memperoleh laba.
Target Cost = harga yang ditentukan pasar – laba yang diharapkan

 Life Cycle Costing. Merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengindentifikasikan dan memonitor biaya produk selama siklus hidup produk.

Balanced Scorecard Untuk menekankan pada pentingnya penggunaan informasi stratejik, baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan, sekarang ini sering kali akuntansi melaporkan kinerja perusahaan berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kritis dalam empat dimensi. Satu dimensi merupakan dimensi keuangan, sedangkan tiga lainnya merupakan dimensinonkeuangan.
1. Kinerja keuangan, mengukur profitabilitas dan market value diantar perusahaan-perusahaan lain, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegangsaham
2. Kepuasan pelanggan, mengukur kualitas, pelayanan dan rendahnya biaya dibandingkan dengan peusahaan-perusahaan lainnya, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskanpelanggan
3. Proses bisnis internal, mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memproduksi produk
4. Inovasi dan pembelajaran, mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan stratejik perusahaan dapat tercapai

Laporan akuntansi berdasarkan empat dimensi yang disebut dengan balance score, konsep dari balance score merebut kekuatan yang luas, keuangan dan nonkeuangan, dari semua faktor yang menyumbangkan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan stratejik. Balance scorecard menyediakan basis analisis lebih lengkap dari pada hanya menggunakan data keuangan saja. Oleh karena itu, penggunaan balaced score merupakan unsur kritis dari semua pendekatan yang menjadikan perusahan bersaing kompetitif.

LINGKUNGAN PROFESIONAL PADA MANAJEMEN BIAYA

Organisasi Profesional.  Lingkungan profesional akuntan manajemen dipengaruhi oleh dua jenis organisasi-yaitu seperangkat pedoman dan peraturan yang berhubnang dengan praktik-praktik akuntasi manajemen, dan hal-hal lan yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi. Kelompok pertama, meliputi sejumlah lembaga-lembaga pemerintah federal, seperti internal revenue service, yang menyusun pedoman penentuan harga pokok produk untuk tujuan perpajakan, dan the federal trade commission, yang bertujuan untuk membantu pengembangan praktik-praktik yang kompetitif dan melindungi terhadap perdagangan profesi, membatasi tarip traktik profesi dan memberi persyaratan bahwa tarip harus ditentukan berdasarkan biaya, the federal trade commission juga mensyaratkan adanya jalur pelaporan bisnis. Selanjutnya the securities and exchange commission memberikan pedoman dan peraturan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan; hal ini secara langsung memberikan cara bagi akuntan manajemen untuk menentukan biaya produk/harga pokok produk.

Kelompok organisasi lainnya yang mendukung pertumbuhan profesionalisme dalam praktik-praktik akuntansi manajemen.The institute of management accountant merupakan organisasi yang mengutamakan pada keperluan akuntan manajemen di Amerika Serikat.

Sertifikat Profesional.
Ada tiga jenis sertifikat yang relevan untuk akuntan manajemen :
1. Certified Management Accountant (CMA) yang dikeluarkan oleh institute of Management Accountants, yang dapat diperoleh jika lulus ujian kualifikasi dan memenuhi persyaratan tentang latar belakang dan pengalaman secara memuaskan, ujian tersebut meliputi empat bidang pengetahuan yang relevan dengan praktik akuntansi manajemen, yaitu (1) ilmu ekonomi, keuangan dan manajemen; (2) akuntansi dan pelaporan keuangan; (3) analisis pelaporan dan manajemen dan (4) sistem informasi dan analisis keputusan
2. Certified Financial Manager (CFM) yang merupakan program IMA. Program ini dimaksudkan untuk memperluas pertanggungjawaban manajer keuangan, seperti misalny the chief financeal officer (kepala bagian keuangan). Ujian untuk sertifikat ini meliputi topik-topik yang berhubungan dengan manajemen keuangan perusahaan.
3. Certified Public Accountant (CPA) seperti pada CMA dan CFM, the CPA diperoleh jika lulus ujian kualifikasi yang dipersipakan oleh CPA, dan memenuhi persayatan tentang latar belakang tertentu, pendidikan dan pengalaman 

Referensi :
¡  Blocher.”Manajemen Biaya, penekanan strategis, . penerbit Salemba Empat,2011.”

Tidak ada komentar: