Kamis, 01 Juni 2017

Mendulang Peluang Bisnis Minimarket

Bedagang tampaknya merupakan mata pencaharian tertua di bumi ini, selain bercocok tanam. Jauh sebelum hadirnya industri yang memerlukan tenaga buruh,perdagangan telah menjadi urut nadi perekonomian dunia. Lebih-lebih dalam perdagangan retail yang sampai kini tetap menjadi primadona. Pangsa pasarnya teramat jelas dan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukan kegairahan seiring pertumbuhan penduduk dan pola budaya yang mengikutinya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai modal awal dalam melihat prospek bisnis retail, khususnya bisnis minimarket.

Orang (Selalu) Membutuhkan Minimarket
Memang, hal pertama yang mesti dilakukan sebelum membuka suatu usaha adalah memikirkan prospek usaha itu sendiri. Berpikir praktis-ekonomi memang diperlukan. Disini kejelian kita dalam menangkap peluang, sekaligus memprediksikelangsungan suatu bidang bisnis mutlak dibutuhkan. Begitu pula dengan bisnis minimarket. Bagaimana tren bisnis minimarket di tanah air saat ini? Bagaimana pula prospek bisnis tersebut pada masa datang?
Ada kalanya kita tertarik terhadap suatu lahan bisnis baru karena sekedar ikut tren. Kadang-kadang kita hanya memikirkan keuntungan sesaat, tanpa memperkirakan kelanggengan bisnis tersebut untuk beberapa waktu kedepan. Tidaklah mengherankan jika sering terjadi suatu bisnis yang begitu menjajikan di awal, ternyata harus kolaps di tengah jalan. Tentu saja hal ini tidaklah kita inginkan, bukan? Ya, kembali ke soal prospek: kita akan hanya memulai suatu bisnis yang benar-benar menguntungkan, dapat kita tangani secara maksimal, dan harus mampu bertahan lama

Selama orang memerlukan pemenuhan akan kebutuhan pokok sehari-hari, selama itu pula minimarket akan tetap eksis. Secara garis besar, itulah benang merang yang menjadi tolak ukur prospek bisnis minimarket. Dengan kata lain, bisnis minimarket tak akan lekang oleh zaman atau bersifat timeless. Bagaimana dengan pesaing? Minimarket memang tidak berdiri sendiri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Sebut saja, warung kelontong dari yang kaki lima sampai skala rumahan. Kemudian, pasar tradisional, supermarket, sampai hipermarket. Semuanya seolah berdiri sejajar dalam memperebutkan pasar yang sama. Masih adakah peluang bagi perkembangan sebuah minimarket? Kenyataan di lapangan menunjukan hal yang cukup positif. Bermunculannya minimarket, baik yang mandiri maupun yang bertipe waralaba sampai ke pelosok daerah telah menunjukan bahwa bisnis ini semakin bergairah dan senantiasa dibutuhkan masyarakat. Artinya, keberadaannya telah sejajar dengan bisnis retail lainnya.

Fakta lain, saat ini perdagangan retail telah banyak bergeser: dari tradisional ke modern. Memang dalam kenyataanya, retail tradisional, seperti pasar tradisional atau warung klontong konvensional masih tetap daiakrabi dan sepenuhnya belum tergantikan. Namun, kita tidak dapat memungkiri lambat laun pasar retail modern terus berekspansi seiring budaya berbelanja masyarakat yang kian bergeser. Minimarket sebagai salah satu bentuk perdagangan retail modern telah mendapat imbas positif. Kita memaklumi dengan tren budaya masyarakat saat ini. Masyarakat cenderung memilih tempat berbelanja yang nyaman, aman, bersih, lengkap, mudah terjangkau, selain murah tentu saja. Kecenderungan tersebut tampaknya dapat di jawab dengan kehadiran minimarket; sebuah bisnis retail yang dapat dikelola secara sederhana, sekaligus dapat bersaing dengan jenis retail modern yang lebih besar, seperti supermarket.

Bisnis yang Fleksibel
Sebelum memulai suatu kegiatan, terlebih rencana bisnis, kadang kita berangan-angan tentang kesuksesan kegiatan atau bisnis yang akan kita jalani tersebut. Misalnya, setelah bisnis minimarket berjalan dan berkembang pesat, kita akan menjadi seorang bos. Kita tinggal ongkang-ongkang kaki sambil mengontrol jalannya bisnis dari rumah. Toh, segala kegiatan bisnis harian telah didelegasikan kepada anak buah yang dapat dipercaya
Ilustrasi tersebut tampaknya hanyalah sebuah mimpi seorang calon pebisnis. Pada kenyataannya, hal itu justru telah banyak dialami para pebisnis yang berinvestasi pada minimarket. Intinya, minimarket merupakan bisnis yang cukup fleksibel, luwes, terutama dari segi waktu. Anda dapat menjalankan bisnis dari mana saja, kapan saja, tidak terkungkung jam kerja. Dengan demikian, hidup Anda tak akan monoton sebagaimana kelaziman pada jenis kerja kantoran.

Keluwesan pun dapat terjadi pada segi keahlian. Rata-rata tidak perlu keahlian khusus untuk menggerakan roda bisnis minimarket. Yang diperlukan hanyalah kemauan untuk terus belajar, baik dari pengalaman orang lain, buku, maupun sumber lainnya. Fleksibilitas juga berlaku pada segi tempat usaha dan permodalan. Seandainya tidak memiliki tempat memadai, Anda dapat saja memaksimalkan tempat yang ada terlebih dahulu, tanpa harus terpaku harus membangun dari awal atau menyewa tempat untuk mulai berbisnis. Demikian pula pada segi permodalan. Anda dapat memulainya dengan kapital yang minimal sekalipun.

Keunggulan Minimarket
Dari kacamata konsumen, minimarket memiliki sejumlah nilai lebih jika dibanding dengan tempat berbelanja konvensional lain. Hali ini jelas merupakan peluang bagi pebisnis yang akan berinvestasi pada minimarket. Berikut ini beberapa sisi unggul sebuah minimarket.
Nyaman, Bersih dan Aman
Jika dibandingkan warung atau toko kelontong kpnvensional, minimarket jelas memiliki tingkat kenyamanan yang jauh lebih tinggi. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi konsumen. Konsumen tinggal memilih barang yang diinginkan, memasukannya ke keranjang, lalu membayarkannya di kasir. Konsumen tidak sampai harus berpeluh kepanasan dan berkotor-kotor seperti di pasar tradisional karena ruang minimarket jauh lebih bersih dan biasanya sudah menggunakan alat pendingin ruangan. Selain itu, tingkat keamanan pun tampaknya lebih terjamin. Risiko kehilangan barang atau uang dapat diminimalisasi.

Harga Bersaing                                                                                                                                       Soal tawar-menawar harga memang lazim dalam proses jual -beli terutama jika kita berbelanja di tempat retail konvensional. Namun, kegiatan ini bagi beberapa kalangan dianggap cukup merepotkan. Belum lagi rasa ketekutan akan produk yang kita beli kemahalan karena kekurangtahuan atau kekurangmahiran kita dalam menawar. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi jika berbelanja di sebuah minimarket. Label harga sudah tercantum jelas di setiap produk yang diincar sehingga konsumen tidak perlu repot-repot memikirkan ihwal kegiatan tawar-menawar. Toh, harga yang terpatok tersebut dijamin tidak akan melenceng dari harga standar yang berlaku di suatu wilayah. Bahkan , beberapa minimarket berani menyebut harga produk yang dijualnya akan semurah harga di pasar tradisional. Selain itu, konsumenpun dapat membandingkan terlebih dahulu harga di antara produk sejenis, sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut, tanpa segan digerecoki pedagang.

Lengkap                                                                                                                                                     Meskipun tidak sebesar supermarket, minimarket menjanjikan kelengkapan terhadap barang yang diperlukan konsumen. Hal ini jelas lebih menguntungkan bagi konsumen yang “malas” untuk berkeliling mencari tempat belanja. Mereka cukup berbelanja di sebuah minimarket untuk memenuhi segala kebutuhanhariannya.

Mudah Terjangkau                                                                                                                                   Keberadaan minimarket memang diset untuk senantiasa dekat dengan konsumen tingkat pertama, yaitu anggota keluarga disekitar lokasi usaha. Konsumen rata-rata tidak perlu menggunakan saran transportasi berlebih untuk dapat menjangkau lokasi minimarket. Dengan kata lain, dengan berjalan kaki pun, konsumen dapat segera menjangkau sebuah minimarket.

Pangsa Pasar Minimarket
Anda tentu sering melihat aktivitas minimarket di sekitar lingkungan Anda, baik yang bertipe mandiri maupun waralaba. Pasar yang dibidaik telah begitu jelas, yaitu seluruh anggota keluarga di lingkungan sekitar lokasi minimarket. Hal ini telah dibuktikan di lapangan. Menurut beberapa pebisnis minimarket, sekitar 80% pengunjung adalah masyarakat terdekat dengan lokasi usaha dalam radius kurang dari satu kilometer. Lalu sisanya?

Jika lokasi minimarket sangat strategis, bukan mustahil pengunjung tidak hanya dibatasi oleh konsumen dari radius tersebut. Sebuah minimarket yang berlokasi di dekat terminal, stasiun pengisian bahan bakar, atau rumah sakit, misalnya, jelas dapat menjangkau konsumen lebih banyak. Para pejalan kaki yang bukan penduduk sekitar, dapat pula dijadikan target pasar sebuah minimarket. Untuk itu, lokasi minimarket sebaiknya dekat dengan keramaian atau di pinggir jalan utama. Pangsa pasar minimarket juga berkaiytan erat dengan tren budaya, kebiasaan, dan pola hidup masyarakat di sekitar lokasi minimarket.

Meningkatkan pasangan suami-istri bekerja atau lazim disebut double income family, telah menyebabkan budaya pemenuhan kebutuhan barang dan jasa sehari-hari menjadi serba cepat dan instan. Keluarga “sibuk” jenis ini jelas merupakan pangsa pasar minimarket. Oleh sebab itu, minimarket akan semakin dekat dengan perumahan penduduk, perkantoran, dan memungkinkan untuk buka 24 jam nonstop untuk mengantisipasi pelayanan terhadap tipe konsumen ini. Pertumbuhan kota-kota satelit pun telah memengaruhi budaya belanja masyarakat. Keberadaan minimarket yang berdekatan dengan penduduk wilayah ini jelas menjadi daya tarik. Mereka tidak perlu berbelanja ke pusat kota yang memerlukan ongkos transportasi tinggi. Hal ini menjadi pangsa pasar tersendiri bagi sebuah minimarket.                                                                                                                                       

Sumber  : Buku Rupiah Meriah Dari Bisnis Minimarket


Tidak ada komentar: